Abu Bakar ash-Shidiq Rodiallahu’anhu
(RA) adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah SAW. Awalnya
ia merupakan salah seorang petinggi Mekkah dari Suku Quraisy. Nama
lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab
bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr
al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu` anhu. Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nama Abu Bakar diberikan oleh Nabi Muhammad setelah ia masuk Islam dan merupakan salah satu dari As-Sabiqunal awwalun yaitu golongan orang-orang yang pertamakali masuk Islam. Ia diberi gelari Ash-shidiq,
yang berarti yang terpercaya, karena ia adalah orang pertamakali
mempercayai (membenarkan) adanya peristiwa Isra’Mi’raj. Abu Bakar juga
diberi julukan Al-‘Atiq yang artinya yang terbebas. Julukan
tersebut diberikan karena keindahan wajahnya dan karena Nabi SAW pernah
bersabda “Engkau adalah hamba yang dibebaskan Allah dari api neraka”
Abu Bakar adalah salah satu dari empat khalifah pertama sesudah Nabi SAW, atau disebut dengan kekhalifahan khulafaur-rasyidin.
Ia adalah sahabat nabi yang paling setia dan terdepan dalam membela
Nabi Muhammad dan para pemeluk Islam. Ia juga orang yang ditunjuk Nabi
SAW untuk menemani hijrah ke Yatsrib (Madinah). Ketika Nabi SAW sakit
keras, Abu Bakar adalah orang yang ditunjuk untuk menggantikan beliau
sebagai imam dalam shalat. Karena hal ini kemudian dianggap sebagai
petunjuk agar Abu Bakar nantinya yang akan menggantikan kepemimpinan
Islam sesudah Nabi SAW wafat.
Abu Bakar mempunyai tiga anak, yaitu Abdullah bin Asma, Abdul Rahman dan
Aisyah. Aisyah kemudian diperistri Nabi Muhammad SAW.
MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR ASH-SHIDIQ RA
Abu Bakar RA menjadi khalifah selama dua
tahun (632 – 634 M). Banyak kemajuan bagi umat Islam selama masa
pemerintahannya yang singkat itu, yaitu memperluas daerah kekuasaan
Islam ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga daerah kekuasaan
Bizantium. Banyak tantangan yang dihadapi diawal pemerintahannya.
Didalam negeri suku-suku bangsa Arab tidak mau tunduk lagi kepada
Pemerintahan Madinah sepeninggal Nabi SAW, karena mereka beranggapan
bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad SAW, dengan sendirinya
batal setelah Nabi SAW wafat. Karena sikap keras kepala dan
penentangan mereka dianggap bisa membahayakan agama dan pemerintahan
Islam, Abu Bakar RA memerangi mereka sehingga terjadi perang Riddah
(perang melawan kemurtadan) dimana Khalid ibn Al-Walid ditunjuk sebagai
panglimanya.
Setelah menyelesaikan urusan perang
dalam negeri, barulah Abu Bakar mengirim kekuatan ke luar Arabia. Khalid
ibn Walid dikirim ke Iraq dan dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun
634 M. Ke Syria dikirim ekspedisi di bawah pimpinan empat panglima
yaitu Abu Ubaidah ibnul Jarrah, Amr ibnul 'Ash, Yazid ibn Abi Sufyan dan
Syurahbil. Sebelumnya pasukan dipimpin oleh Usamah ibn Zaid yang masih
berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid ibn Walid
diperintahkan meninggalkan Irak, dan melalui gurun pasir yang jarang
dijalani, ia sampai ke Syria.
KISAH KETELADANAN ABU BAKAR AS-SHIDIQ RA
Diriwayatkan dari Urwah bin az-Zubair
dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Abdullah bin Amru Radiallahu
anhu tentang perbuatan kaum musyrikin yang paling menyakitkan
Rasulullah, maka dia berkata, "Aku pernah melihat Utbah bin Abi Mu'ith
mendatangi Nabi Shallahu 'Alaihi wa Salamyang sedang shalat, maka
tiba-tiba Uqbah melilit leher Nabi dengan sorban miliknya dan
mencekiknya sekeras-kerasnya, kemudian datanglah Abu Bakar membelanya
dan melepas-kan ikatan tersebut sambil berkata, "Apakah kamu akan
membunuh seorang laki-laki karena ia menyatakan, 'Rabbku ialah Allah'
padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan
dari Rabbmu." (Al-Mukmin: 28).
Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Suatu
ketika Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam berkhutbah di hadapan
manusia dan bersabda, Sesungguhnya Allah telah menyuruh seorang hamba
untuk memilih antara dunia atau memilih ganjaran pahala dan apa-apa yang
ada di sisiNya, namun ternyata hamba tersebut memilih apa-apa yang ada
di sisi Allah.” Abu Sa’id Al-Khudri berkata “Maka Abu Bakar menangis,
kami heran kenapa beliau menangis padahal Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa
Salam hanyalah menceritakan seseorang hamba yang memilih kebaikan,
akhirnya kami ketahui bahwa hamba tersebut tidak lain adalah Rasulullah
Shallahu 'Alaihi wa Salam sendiri, dan Abu Bakarlah yang paling mengerti
serta berilmu di antara kami. Kemudian Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa
Salam bersabda, Sesungguhnya orang yang sangat besar jasanya padaku
dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar.
Andai saja aku perbolehkan mengangkat menjadi kekasihku selain Rabku
pastilah aku akan memilih Abu Bakar, namun cukuplah persaudaraan
se-Islam dan kecintaan karenanya. Maka janganlah ditinggalkan pintu
kecil di masjid selain pintu Abu Bakar.”
Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi
Malikah ia berkata, "Penduduk Kufah bertanya kepada Abdullah bin
az-Zubair perihal bagian warisan yang akan diperoleh seorang kakek, maka
dia berkata, "Ikutilah pendapat Abu Bakar. Bukankah Rasulullah saw.
pernah menyebutkan perihal dirinya, "Andai saja aku dibolehkan mengambil
Khalil (kekasih) selain Allah pasti aku akan memilihnya." Abu Bakar
mengatakan, "Samakan pembagian kakek dengan bagian bapak (Jika bapak
tidak ada)."
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radiallahu anhu berkata," Aku mendengar
Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam bersabda, "Barangsiapa menginfakkan
sesuatu dari dua yang dimilikinya di jalan Allah niscaya akan diseru
dari pintu-pintu surga, "Wahai Harnba Allah inilah kebaikan. Maka
barangsiapa termasuk ahli shalat maka akan dipanggil dari pintu shalat,
barang siapa termasuk golongan yang suka berjihad maka akan dipanggil
dari pintu jihad, dan barang siapa yang suka bersedekah maka akan
dipanggil dari pintu sedekah, barang siapa yang suka berpuasa maka akan
dipanggil dari pintu puasa dan dari pintu Ar Rayyan. Maka Abu Bakar
berkata, 'Bagaimana jika seseorang harus dipanggil dari setiap pintu,
dan apakah mungkin seseorang dipangil dari setiap pintu wahai Rasulullah
Shallahu 'Alaihi wa Salam?' Rasulullah Shallahu 'Alaihi wa Salam.
menjawab, ' Ya, dan aku berharap agar engkau wahai Abu Bakar termasuk
salah seorang dari mereka'."
Sumber: Kitab Al Bidayah Wan Nihayah karya Imam Ibnu Katsir
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama