Utsman bin Affan adalah khalifah ke-3 dalam sejarah Islam. Pengangkatan Utsman tidak seperti pengangkatan
khalifah sebelumnya,Ustman diangkat menjadi khalifah setelah diadakan
musyawarah oleh para sahabat yang ditunjuk oleh Umar melalui surat
wasiatnya. Hal tersebut dilakukan
setelah Uhtmar bin Khattab tidak dapat memutuskan bagaimana cara terbaik
menentukan khalifah penggantinya. Segera setelah peristiwa penikaman dirinya
oleh Fairuz, seorang majusi persia, Umar mempertimbangkan untuk tidak memilih
pengganti sebagaimana dilakukan Rasulullah. Umar menunjuk enam orang Sahabat
sebagai Dewan Formatur yang bertugas memilih Khalifah baru. Keenam Orang itu adalah
Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abu Waqash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi tholib.
Nama panggilannya Abu Abdullah dan
gelarnya Dzunnurrain (yang punya dua cahaya). Sebab digelari Dzunnuraian karena
Rasulullah menikahkan dua putrinya untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum.
Ketika Ummu Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami punya anak
perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan denganmu.” Dari pernikahannya
dengan Roqoyyah lahirlah anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya
meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijriah.
Utsman juga dikenal sebagai
pedagang yang hebat dan kekayaannya yang banyak. Namun demikian,
kekayaannya itu tidak membuatnya sombong. Utsman sangat dikenal dengan
kedermawanannya. Banyak materi yang disumbangkannya untuk perjuangan
Islam.
Nama
ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan
Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah.
Beliau adalah salah satusahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta
termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu
Islam dan beriman.
Menikahi 8 wanita, empat diantaranya meninggal yaitu Fakhosyah, Ummul Banin, Ramlah dan Nailah. Dari perkawinannya lahirlah 9 anak laki-laki; Abdullah al-Akbar, Abdullah al-Ashgar, Amru, Umar, Kholid, al-Walid, Sa’id dan Abdul Muluk. Dan 8 anak perempuan.
Di masa pemerintahan Utsman (644-655
M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, dan bagian yang tersisa dari Persia,
Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti
sampai di sini. Dengan
adanya perluasan wilayah, maka banyak para sahabat yang mendatangi
wilayah tersebut dengan tujuan mengajarkan agama Islam. Selain itu,
adanya pertukaran pemikiran antara penduduk asli dengan para sahabat
juga menjadikan ilmu pengetahuan berkembang dengan baik. Dari segi
sosial budaya, Utsman juga membangun mahkamah peradilan. Hal ini
merupakan sebuah terobosan, karena sebelumnya peradilan dilakukan di
mesjid. Utsman juga melakukan penyeragaman bacaan Al Qur’an juga
perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi .Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Penyeragaman bacaan dilakukan karena pada masa Rasulullah Saw, Beliau memberikan kelonggaran kepada kabilah-kabilah Arab untuk membaca dan menghafalkan Al Qur’an menurut lahjah (dialek) masing-masing. Seiring bertambahnya wilayah Islam, dan banyaknya bangsa-bangsa yang memeluk agama Islam, pembacaan pun menjadi semakin bervariasi .Akhirnya sahabat Huzaifah bin Yaman mengusulkan kepada Utsman untuk menyeragamkan bacaan. Utsman pun lalu membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit untuk menyalin mushaf yang disimpan oleh Hafsah dan menyeragamkan bacaan Qur’an. Perluasan Mesjid Haram dan Mesjid Nabawi sendiri dilakukan karena semakin bertambah banyaknya umat muslim yang melaksanakan haji setiap tahunnya.
Pemerintahan Usman berlangsung
selama 12 tahun, pada paruh terakhir masa kekhalifahannya muncul perasaan tidak
puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Utsman memang
sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini karena fitnah dan hasutan dari
Abdullah bin Saba’ Al-Yamani salah seorang yahudi yang berpura-pura masuk
islam. Ibnu Saba’ ini gemar berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat
lainnya untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru masa
keislamannya. Akhirnya pada tahun 35 H/1655 M, Utsman dibunuh oleh kaum
pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang berhasil dihasut oleh Abdullah
bin Saba’ itu.
Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat
berburuk sangka terhadap kepemimpinan Utsman adalah kebijaksanaannya mengangkat
keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting di antaranya adalah Marwan ibn
Hakam Rahimahullah. Dialah pada dasarnya yang dianggap oleh orang-orang
tersebut yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Utsman hanya menyandang gelar
Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan
penting, Usman laksana boneka di hadapan kerabatnya itu. Dia tidak dapat
berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas
terhadap kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh kerabatnya
dibagi-bagikan tanpa terkontrol oleh Utsman sendiri. Itu semua akibat fitnah
yang ditebarkan oleh Abdullah bin Saba’, meskipun Utsman tercatat paling
berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur
pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan,
masjid-masjid dan memperluas masjid Nabi di Madinah
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama