Optimis dan Putus asa
Kalaupun sepanjang hidup kita di dunia selalu dalam kesulitan dan
kesempitan, kita tetap berpikir positif bahwa kelimpahan dan kenikmatan
akan Allah berikan kepada kita di Hari Akhirat.
Jika saja kita bisa berpikir positif seperti itu, tetap tersenyum
bahagia, bersabar dan ikhlas dalam menjalankan kehidupan sulitnya di
dunia.
Optimis dan yakin berjumpa Allah di hari Akhir nanti dan mendapatkan
limpahan karunia-Nya yang tak terkira, sungguh akan memuaskan hati kita.
Bukankah Karunia Allah kepada penduduk dunia seperti air menetes dari
jari yang dicelupkan ke lautan, dibandingkan karunia Allah di hari
Akhirat yang seluas lautan itu sendiri.
Ingat, renungkan rasakan betapa luas nikmat Allah kepada kita. Apa
nikmat Allah yang paling kita syukuri? Di antaranya adalah, kita bisa
melihat tulisan ini, yang melibatkan kerja milyaran sel,
prajurit-prajurit Allah.
Bagaimana jika sel-sel itu tidak bekerja?
Yuk kita bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan.
Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan ucapkan “Alhamdulillah”,
didukung dengan pikiran dan perasaan kita. Sampaikan rasa terima kasih
tak berhingga seperti seorang pengemis yang berhari-hari kekurangan
makan dan diberi makan oleh seorang kaya, seperti seorang pasien yang
sudah berbulan-bulan menderita sakit dan disembuhkan dengan bantuan
seorang dokter.
Yang Allah berikan kepada kita lebih dari
orang kaya dan dokter tersebut di atas, namun mengapa kita lupa
mengucapkan terima kasih kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah
nikmat kepada kita, nikmat-nikmat yang lalu saja belum kita syukuri
sebagaimana mestinya.
Kalaupun ada kesulitan dan kekurangan dalam hidup kita, tetap saja
karunia dan kelimpahan dari Allah masih jauh lebih besar. Lihatlah ke
bawah, orang-orang yang lebih susah dari kita, lebih sakit dari kita,
lebih miskin dari kita.
Jangan selalu melihat ke atas. Melihat ke bawah akan menghaluskan
jiwa, melembutkan perasaan, menghidupkan syukur dan mengobati stress,
ketidakpuasan dan putus asa.
Disisa umur yg dikarunikan-Nya jangan kita lalai untuk bersyukur
dengan lisan, pikiran dan perasaan. Nikmat sekecil apapun! Dengan lisan
ucapkan “Alhamdulillah”, didukung dengan pikiran dan perasaan kita.
Sampaikan rasa terima kasih tak berhingga seperti seorang pengemis
yang berhari-hari kekurangan makan dan diberi makan oleh seorang kaya,
seperti seorang pasien yang sudah berbulan-bulan menderita sakit dan
disembuhkan dengan bantuan seorang dokter.
Yang Allah berikan kepada kita lebih dari orang kaya dan dokter
tersebut di atas, namun mengapa kita lupa mengucapkan terima kasih
kepada-Nya? Pantas jika Allah belum menambah nikmat kepada kita,
nikmat-nikmat yang lalu saja belum kita syukuri sebagaimana mestinya.
Setelah bersyukur dengan lisan, pikiran dan perasaan, syukur sejati adalah syukur dengan ‘amal.
InsyaAllah masih ada kesempatan bagi kita untuk berbenah diri demi keridhaan-Nya.
Barakallah Fikum
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama