Sabar
merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan sudah
menjadi istilah dalam bahasa
Indonesia. Asal katanya adalah “Shobaro”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran”. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Indonesia. Asal katanya adalah “Shobaro”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran”. Dari segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
- “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya” …. (HR. Muslim)
—–>> Makna Hadits Secara Umum
Hadits singkat ini memiliki makna yang luas sekaligus memberikan
definisi mengenai sifat dan karakter orang yang beriman. Setiap orang
yang beriman digambarkan oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang memiliki
pesona, yang digambarkan dengan istilah ‘ajaban’ ( عجبا ). Karena sifat
dan karakter ini akan mempesona siapa saja.
Kemudian Rasulullah SAW menggambarkan bahwa pesona tersebut
berpangkal dari adanya positif thinking setiap mu’min. Dimana ia
memandang segala persoalannya dari sudut pandang positif, dan bukan dari
sudut nagatifnya.
Sebagai contoh, ketika ia mendapatkan kebaikan, kebahagian, rasa
bahagia, kesenangan dan lain sebagainya, ia akan refleksikan dalam
bentuk penysukuran terhadap Allah SWT. Karena ia tahu dan faham bahwa
hal tersebut merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada dirinya.
Dan tidaklah Allah memberikan sesuatu kepadanya melainkan pasti sesuatu tersebut adalah positif baginya.
Sebaliknya, jika ia mendapatkan suatu musibah, bencana, rasa duka,
sedih, kemalangan dan hal-hal negatif lainnya, ia akan bersabar. Karena
ia meyakini bahwa hal tersebut merupakan pemberian sekaligus cobaan bagi
dirinya yang pasti memiliki rahasia kebaikan di dalamnya.
Sehingga refleksinya adalah dengan bersabar dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.
—–>> Urgensi Kesabaran
Kesabaran merupakan salah satu ciri mendasar orang yang bertaqwa
kepada Allah SWT. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa kesabaran
merupakan setengahnya keimanan. Sabar memiliki kaitan yang tidak mungkin
dipisahkan dari keimanan:
Kaitan antara sabar dengan iman, adalah seperti kepala dengan
jasadnya. Tidak ada keimanan yang tidak disertai kesabaran, sebagaimana
juga tidak ada jasad yang tidak memiliki kepala. Oleh karena itulah
Rasulullah SAW menggambarkan tentang ciri dan keutamaan orang yang
beriman sebagaimana hadits di atas.
Namun kesabaran adalah bukan semata-mata memiliki pengertian “nrimo”,
ketidak mampuan dan identik dengan ketertindasan. Sabar sesungguhnya
memiliki dimensi yang lebih pada pengalahan hawa nafsu yang terdapat
dalam jiwa insan.
Dalam berjihad, sabar diimplementasikan dengan melawan hawa nafsu
yang menginginkan agar dirinya duduk dengan santai dan tenang di rumah.
Justru ketika ia berdiam diri itulah, sesungguhnya ia belum dapat
bersabar melawan tantangan dan memenuhi panggilan ilahi.
Sabar juga memiliki dimensi untuk merubah sebuah kondisi, baik yang
bersifat pribadi maupun sosial, menuju perbaikan agar lebih baik dan
baik lagi. Bahkan seseorang dikatakan dapat diakatakan tidak sabar, jika
ia menerima kondisi buruk, pasrah dan menyerah begitu saja.
Sabar dalam ibadah diimplementasikan dalam bentuk melawan dan memaksa
diri untuk bangkit dari tempat tidur, kemudian berwudhu lalu berjalan
menuju masjid dan malaksanakan shalat secara berjamaah. Sehingga sabar
tidak tepat jika hanya diartikan dengan sebuah sifat pasif, namun ia
memiliki nilai keseimbangan antara sifat aktif dengan sifat pasif.
—–>> Makna Sabar
Sabar merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab, dan
sudah menjadi istilah dalam bahasa Indonesia. Asal katanya adalah
“Shobaro”, yang membentuk infinitif (masdar) menjadi “shabran”. Dari
segi bahasa, sabar berarti menahan dan mencegah.
Menguatkan makna seperti ini adalah firman Allah dalam Al-Qur’an:
- “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas” …. (QS. Al-Kahfi/ 18 : 28)
Perintah untuk bersabar pada ayat di atas, adalah untuk menahan diri
dari keingingan ‘keluar’ dari komunitas orang-orang yang menyeru Rab nya
serta selalu mengharap keridhaan-Nya. Perintah sabar di atas sekaligus
juga sebagai pencegahan dari keinginan manusia yang ingin bersama dengan
orang-orang yang lalai dari mengingat Allah SWT.
—–>> Sedangkan dari segi istilahnya, sabar adalah:
- Menahan diri dari sifat kegeundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak terarah.
Amru bin Usman mengatakan, bahwa sabar adalah keteguhan bersama
Allah, menerima ujian dari-Nya dengan lapang dan tenang. Hal senada juga
dikemukakan oleh Imam al-Khowas, bahwa sabar adalah refleksi keteguhan
untuk merealisasikan al-Qur’an dan sunnah.
Sehingga sesungguhnya sabar tidak identik dengan kepasrahan dan
ketidak mampuan. Justru orang yang seperti ini memiliki indikasi adanya
ketidak sabaran untuk merubah kondisi yang ada, ketidak sabaran untuk
berusaha, ketidak sabaran untuk berjuang dan lain sebagainya.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk sabar ketika berjihad.
Padahal jihad adalah memerangi musuh-musuh Allah, yang klimaksnya adalah
menggunakan senjata (perang).
Artinya untuk berbuat seperti itu perlu kesabaran untuk
mengeyampingkan keiinginan jiwanya yang menginginkan rasa santai,
bermalas-malasan dan lain sebagainya.
Sabar dalam jihad juga berarti keteguhan untuk menghadapi musuh,
serta tidak lari dari medan peperangan. Orang yang lari dari medan
peperangan karena takut, adalah salah satu indikasi tidak sabar.
—–>> Sabar Sebagaimana Digambarkan Dalam Al-Qur’an.
Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang berbicara mengenai
kesabaran. Jika ditelusuri secara keseluruhan, terdapat 103 kali disebut
dalam al-Qur’an, kata-kata yang menggunakan kata dasar sabar; baik
berbentuk isim maupun fi’ilnya. Hal ini menunjukkan betapa kesabaran
menjadi perhatian Allah SWT, yang Allah tekankan kepada hamba-hamba-Nya.
Dari ayat-ayat yang ada, para ulama mengklasifikasikan sabar dalam al-Qur’an menjadi beberapa macam;
1. Sabar merupakan perintah Allah SWT. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam QS.2: 153:
- “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Ayat-ayat lainnya yang serupa mengenai perintah untuk bersabar sangat
banyak terdapat dalam Al-Qur’an. Diantaranya adalah dalam QS.3: 200,
16: 127, 8: 46, 10:109, 11: 115 dsb.
2. Larangan isti’ja l(tergesa-gesa/ tidak sabar), sebagaimana yang Allah firmankan (QS. Al-Ahqaf/ 46: 35):
- “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka…“
3. Pujian Allah bagi orang-orang yang sabar, sebagaimana yang terdapat dalam QS. 2: 177:
- “…dan orang-orang yang bersabar dalam kesulitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.“
4. Allah SWT akan mencintai orang-orang yang sabar. Dalam surat Ali Imran (3: 146) Allah SWT berfirman :
- “Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.“
5. Kebersamaan Allah dengan orang-orang yang sabar. Artinya Allah SWT senantiasa akan menyertai hamba-hamba-Nya yang sabar. Allah berfirman (QS. 8: 46) ;
- “Dan bersabarlah kamu, karena sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar.”
6. Mendapatkan pahala surga dari Allah. Allah mengatakan dalam al-Qur’an (13: 23 – 24);
- “(yaitu) surga `Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): “Salamun `alaikum bima shabartum” (keselamatan bagi kalian, atas kesabaran yang kalian lakukan). Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.“
Inilah diantara gambaran Al-Qur’an mengenai kesabaran.
Gembaran-gambaran lain mengenai hal yang sama, masih sangat banyak, dan
dapat kita temukan pada buku-buku yang secara khusus membahas mengenai
kesabaran.
—–>> Kesabaran Sebagaimana Digambarkan Dalam Hadits.
Sebagaimana dalam al-Qur’an, dalam hadits juga banyak sekali
sabda-sabda Rasulullah SAW yang menggambarkan mengenai kesabaran. Dalam
kitab Riyadhus Shalihin, Imam Nawawi mencantumkan 29 hadits yang
bertemakan sabar.
Secara garis besar, hadits-hadits tersebut menggambarkan kesabaran sebagai berikut;
1. Kesabaran merupakan “dhiya’ ” (cahaya yang amat terang). Karena dengan kesabaran inilah, seseorang akan mampu menyingkap kegelapan. Rasulullah SAW mengungkapkan,
- “…dan kesabaran merupakan cahaya yang terang…” …. (HR. Muslim)
2. Kesabaran merupakan sesuatu yang perlu diusahakan dan dilatih secara optimal. Rasulullah SAW pernah menggambarkan:
- “…barang siapa yang mensabar-sabarkan diri (berusaha untuk sabar), maka Allah akan menjadikannya seorang yang sabar…” …. (HR. Bukhari)
3. Kesabaran merupakan anugrah Allah yang paling baik. Rasulullah SAW mengatakan,
- “…dan tidaklah seseorang itu diberi sesuatu yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (Muttafaqun Alaih)
4. Kesabaran merupakan salah satu sifat sekaligus ciri orang mu’min, sebagaimana hadits yang terdapat pada muqadimah;
- “Sungguh menakjubkan perkara orang yang beriman, karena segala perkaranya adalah baik. Jika ia mendapatkan kenikmatan, ia bersyukur karena (ia mengatahui) bahwa hal tersebut adalah memang baik baginya. Dan jika ia tertimpa musibah atau kesulitan, ia bersabar karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut adalah baik baginya.” …. (HR. Muslim)
5. Seseorang yang sabar akan mendapatkan pahala surga. Dalam sebuah hadits digambarkan; Dari Anas bin Malik ra berkata, bahwa aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
- “Sesungguhnya Allah berfirman, “Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kedua matanya, kemudian diabersabar, maka aku gantikan surga baginya.” …. (HR. Bukhari)
6. Sabar merupakan sifat para nabi. Ibnu Mas’ud dalam sebuah riwayat pernah mengatakan: Dari Abdullan bin Mas’ud berkata :
- “Seakan-akan aku memandang Rasulullah SAW menceritakan salah seorang nabi, yang dipukuli oleh kaumnya hingga berdarah, kemudia ia mengusap darah dari wajahnya seraya berkata, ‘Ya Allah ampunilah dosa kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui.” …. (HR. Bukhari)
7. Kesabaran merupakan ciri orang yang kuat. Rasulullah SAW pernah menggambarkan dalam sebuah hadits; Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
- “Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, namun orang yang kuat adalah orang yang memiliki jiwanya ketika marah.” …. (HR. Bukhari)
8. Kesabaran dapat menghapuskan dosa. Rasulullah SAW menggambarkan dalam sebuah haditsnya; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullan SAW bersabda,
- “Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, mara bahaya dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut.” …. (HR. Bukhari & Muslim)
9. Kesabaran merupakan suatu keharusan,
dimana seseorang tidak boleh putus asa hingga ia menginginkan kematian.
Sekiranya memang sudah sangat terpaksa hendaklah ia berdoa kepada
Allah, agar Allah memberikan hal yang terbaik baginya; apakah kehidupan
atau kematian.
Rasulullah SAW mengatakan; Dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
- “Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan datangnya kematian karena musibah yang menimpanya. Dan sekiranya ia memang harus mengharapkannya, hendaklah ia berdoa, ‘Ya Allah, teruskanlah hidupku ini sekiranya hidup itu lebih baik unttukku. Dan wafatkanlah aku, sekiranya itu lebih baik bagiku.” …. (HR. Bukhari Muslim)
—–>> Bentuk-Bentuk Kesabaran
Para ulama membagi kesabaran menjadi tiga hal; sabar dalam ketaatan
kepada Allah, sabar untuk meninggalkan kemaksiatan dan sabar menghadapi
ujian dari Allah:
1. Sabar dalam ketaatan kepada Allah.
Merealisasikan ketaatan kepada Allah, membutuhkan kesabaran, karena
secara tabiatnya, jiwa manusia enggan untuk beribadah dan berbuat
ketaatan. Ditinjau dari penyebabnya, terdapat tiga hal yang menyebabkan
insan sulit untuk sabar.
Pertama karena malas, seperti dalam melakukan ibadah shalat. Kedua
karena bakhil (kikir), seperti menunaikan zakat dan infaq. Ketiga karena
keduanya, (malas dan kikir), seperti haji dan jihad.
Kemudian untuk dapat merealisasikan kesabaran dalam ketaatan kepada Allah diperlukan beberapa hal,
- (1) Dalam kondisi sebelum melakukan ibadah berupa memperbaiki niat, yaitu kikhlasan. Ikhlas merupakan kesabaran menghadapi duri-duri riya’.
- (2) Kondisi ketika melaksanakan ibadah, agar jangan sampai melupakan Allah di tengah melaksanakan ibadah tersebut, tidak malas dalam merealisasikan adab dan sunah-sunahnya.
- (3) Kondisi ketika telah selesai melaksanakan ibadah, yaitu untuk tidak membicarakan ibadah yang telah dilakukannya supaya diketahui atau dipuji orang lain.
2. Sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.
Meninggalkan kemaksiatan juga membutuhkan kesabaran yang besar,
terutama pada kemaksiatan yang sangat mudah untuk dilakukan, seperti
ghibah (baca; ngerumpi), dusta, memandang sesuatu yang haram dsb. Karena
kecendrungan jiwa insan, suka pada hal-hal yang buruk dan
“menyenangkan”. Dan perbuatan maksiat identik dengan hal-hal yang
“menyenangkan”.
3. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah,
seperti mendapatkan musibah, baik yang bersifat materi ataupun
inmateri; misalnya kehilangan harta, kehilangan orang yang dicintai dsb.
—–>> Aspek-Aspek Kesabaran sebagaimana yang Digambarkan dalam Hadits
Dalam hadits-hadits Rasulullah SAW, terdapat beberapa hadits yang
secara spesifik menggambarkan aspek-aspek ataupun kondisi-kondisi
seseroang diharuskan untuk bersabar. Meskipun aspek-aspek tersebut bukan
merupakan ‘pembatasan’ pada bidang-bidang kesabaran, melainkan hanya
sebagai contoh dan penekanan yang memiliki nilai motivasi untuk lebih
bersabar dalam menghadapi berbagai permasalahan lainnya.
Diantara kondisi-kondisi yang ditekankan agar kita bersabar adalah :
1. Sabar terhadap musibah.
Sabar terhadap musibah merupakan aspek kesabaran yang paling sering
dinasehatkan banyak orang. Karena sabar dalam aspek ini merupakan bentuk
sabar yang Dalam sebuah hadits diriwayatkan, :
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan.
Dari Anas bin Malik ra, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati seorang wanita yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan.
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, ‘Bertakwalah kepada Allah, dan
bersabarlah.’ Wanita tersebut menjawab, ‘Menjauhlah dariku, karena
sesungguhnya engkau tidak mengetahui dan tidak bisa merasakan musibah
yang menimpaku.’
Kemudian diberitahukan kepada wanita tersebut, bahwa orang yang
menegurnya tadi adalah Rasulullah SAW. Lalu ia mendatangi pintu
Rasulullah SAW dan ia tidak mendapatkan penjaganya. Kemudian ia berkata
kepada Rasulullah SAW, ‘(maaf) aku tadi tidak mengetahui engkau wahai
Rasulullah SAW.’ Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya sabar itu terdapat
pada hentakan pertama.’ …. (HR. Bukhari Muslim)
2. Sabar ketika menghadapi musuh (dalam berjihad).
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bersabda : Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
- “Janganlah kalian berangan-angan untuk menghadapi musuh. Namun jika kalian sudah menghadapinya maka bersabarlah (untuk menghadapinya).” …. HR. Muslim.
3. Sabar berjamaah, terhadap amir yang tidak disukai.
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
Dalam sebuah riwayat digambarkan; Dari Ibnu Abbas ra beliau meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,
- “Barang siapa yang melihat pada amir (pemimpinnya) sesuatu yang tidak disukainya, maka hendaklah ia bersabar. Karena siapa yang memisahkan diri dari jamaah satu jengkal, kemudian ia mati. Maka ia mati dalam kondisi kematian jahiliyah” …. (HR. Muslim)
4. Sabar terhadap jabatan & kedudukan.
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku).
Dalam sebuah riwayat digambarkan : Dari Usaid bin Hudhair bahwa seseorang dari kaum Anshar berkata kepada Rasulullah SAW; ‘Wahai Rasulullah, engkau mengangkat (memberi kedudukan) si Fulan, namun tidak mengangkat (memberi kedudukan kepadaku).
Rasulullah SAW bersabda,
- “Sesungguhnya kalian akan melihat setelahku ‘atsaratan’ (yaitu setiap orang menganggap lebih baik dari yang lainnya), maka bersabarlah kalian hingga kalian menemuiku pada telagaku (kelak)” …. (HR. Turmudzi).
5. Sabar dalam kehidupan sosial dan interaksi dengan masyarakat.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, Rasulullah SAW bersabda,
- “Seorang muslim apabila ia berinteraksi dengan masyarakat serta bersabar terhadap dampak negatif mereka adalah lebih baik dari pada seorang muslim yang tidak berinteraksi dengan masyarakat serta tidak bersabar atas kenegatifan mereka” …. (HR. Turmudzi)
6. Sabar dalam kerasnya kehidupan dan himpitan ekonomi
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
Dalam sebuah riwayat digambarkan; ‘Dari Abdullah bin Umar ra berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,
- “Barang siapa yang bersabar atas kesulitan dan himpitan kehidupannya, maka aku akan menjadi saksi atau pemberi syafaat baginya pada hari kiamat” …. (HR. Turmudzi).
—–>> Kiat-kiat Untuk Meningkatkan Kesabaran
Ketidaksabaran (baca; isti’jal) merupakan salah satu penyakit hati,
yang seyogyanya diantisipasi dan diterapi sejak dini. Karena hal ini
memilki dampak negatif dari amalan yang dilakukan seorang insan. Seperti
hasil yang tidak maksimal, terjerumus kedalam kemaksiatan, enggan untuk
melaksanakan ibadah kepada Allah dsb. Oleh karena itulah, diperlukan
beberapa kiat, guna meningkatkan kesabaran.
Diantara kiat-kiat tersebut adalah;
1. Mengkikhlaskan niat kepada Allah SWT,
bahwa ia semata-mata berbuat hanya untuk-Nya. Dengan adanya niatan
seperti ini, akan sangat menunjang munculnya kesabaran kepada Allah SWT.
2. Memperbanyak tilawah (baca; membaca) al-Qur’an,
baik pada pagi, siang, sore ataupun malam hari. Akan lebih optimal lagi
manakala bacaan tersebut disertai perenungan dan pentadaburan
makna-makna yang dikandungnya. Karena al-Qur’an merupakan obat bagi hati
insan. Masuk dalam kategori ini juga dzikir kepada Allah.
3. Memperbanyak puasa sunnah.
Karena puasa merupakan hal yang dapat mengurangi hawa nafsu terutama
yang bersifat syahwati dengan lawan jenisnya. Puasa juga merupakan
ibadah yang memang secara khusus dapat melatih kesabaran.
4. Mujahadatun Nafs,
yaitu sebuah usaha yang dilakukan insan untuk berusaha secara giat dan
maksimal guna mengalahkan keinginan-keinginan jiwa yang cenderung suka
pada hal-hal negatif, seperti malas, marah, kikir, dsb.
5. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia.
Karena hal ini akan memacu insan untuk beramal secara sempurna.
Sedangkan ketidaksabaran (isti’jal), memiliki prosentase yang cukup
besar untuk menjadikan amalan seseorang tidak optimal. Apalagi jika
merenungkan bahwa sesungguhnya Allah akan melihat “amalan” seseorang
yang dilakukannya, dan bukan melihat pada hasilnya. (Lihat QS. 9 : 105)
6. Perlu mengadakan latihan-latihan untuk sabar secara pribadi.
Seperti ketika sedang sendiri dalam rumah, hendaklah dilatih untuk
beramal ibadah dari pada menyaksikan televisi misalnya. Kemudian melatih
diri untuk menyisihkan sebagian rezeki untuk infaq fi sabilillah, dsb.
7. Membaca-baca kisah-kisah kesabaran para sahabat,
tabi’in maupun tokoh-tokoh Islam lainnya. Karena hal ini juga akan
menanamkan keteladanan yang patut dicontoh dalam kehidupan nyata di
dunia.
—–>> Penutup
Inilah sekelumit sketsa mengenai kesabaran. Pada intinya, bahwa sabar
mereupakan salah satu sifat dan karakter orang mu’min, yang
sesungguhnya sifat ini dapat dimiliki oleh setiap insan. Karena pada
dasarnya manusia memiliki potensi untuk mengembangkan sikap sabar ini
dalam hidupnya.
Sabar tidak identik dengan kepasrahan dan menyerah pada kondisi yang
ada, atau identik dengan keterdzoliman. Justru sabar adalah sebuah sikap
aktif, untuk merubah kondisi yang ada, sehingga dapat menjadi lebih
baik dan baik lagi.
Oleh karena itulah, marilah secara bersama kita berusaha untuk
menggapai sikap ini. Insya Allah, Allah akan memberikan jalan bagi
hamba-hamba-Nya yang berusaha di jalan-Nya.
Wallahu A’lam
By. Rikza Maulan, Lc. M.Ag.
By. Rikza Maulan, Lc. M.Ag.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama