ARTI TENTANG KEHIDUPAN MENURUT HUKUM ISLAM
Dunia,
yang secara nyata dapat dinilai oleh setiap orang yang dapat melihat
sebagai suatu alam dimana
kehidupan senantiasa berputar dengan segala
kesenangan dan kepahitannya, gelanggang dimana manusia dilepas untuk
memainkan peranan tertentu yang dipilihnya.
Alam yang oleh sebagian besar manusia tertipu karenanya, terpedaya oleh kemolekannya.
Sebenarnya apa sih hidup di alam dunia ini?
Benarkah hakikatnya seperti zahirnya?
Untuk memahami hidup, tentu kita harus menilik kepada unsur-unsur
yang terlibat di dalamnya yaitu siapa penciptanya, untuk apa diciptakan,
dan bagaimana seharusnya kita hidup, dan bagaimana hubungan antara
ketiganya pada sebelum dan sesudahnya.
Ketika kita memperhatikan alam, manusia,
dan kehidupan, kita akan mendapatkan suatu yang sangat seimbang dan
sempurna tanpa cacat. Sesuatu yang apik seolah-olah tak henti-hentinya
diatur oleh sesuatu. Dan sesuatu itu tentunya adalah wajib adanya
seperti wajibnya keberadaan seorang pembuat kursi atas sebuah kursi yang
dapat kita indra.
Dan sesuatu itu adalah mesti bersifat maha kuasa dan maha sempurna
serta maha cerdas, dikarenakan terlihatnya ciptaan-ciptaan yang bergitu
agung yang berada pada diri kita juga di sekeliling kita tempat kita
menjalani kehidupan yang keberadaannya bergitu nyata.
Allah-lah Zat Yang Maha Cerdas itu, yang telah menciptakan segala sesuatu dari ketiadaan, sebagaimana firman-Nya :
“Dia yang menciptakan langit dan bumi dalam 6 hari (6 masa tertentu). Kemudian Dia bersemayam di atas arsyi,… ” (QS. Al-Hadid :4)
Ayat di atas menandakan bahwa Allah-lah
pencipta langit dan bumi, termasuk kehidupan di dalamnya, dan tidak
benar ketika ada orang yang mengatakan bahwa kehidupan ini ada dengan
sendirinya atau teori-teori ilmuwan lain mengenai penciptaan alam
semesta yang menampik keberadaan Allah sebagai satu-satunya yang
terlibat dalam penciptaan itu, seperti pendapat para penganut paham
Sosialis komunis.
Kemudian ayat :
“Dialah Tuhan di langit dan di bumi. Dia Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui“ (QS. Az-Zukhruf :84)
Di samping sebagai pencipta, ternyata Allah jugalah penguasa langit dan bumi, hidup dan kehidupan.
Oleh karena kita sudah meyakini bahwa pencipta dunia beserta
kehidupan di dalamnya adalah Allah Yang Maha Esa. Maka adalah hal yang
mustahil apabila seorang kreator Yang Maha Cerdas tidak mengetahui
hakikat ciptaannya beserta tujuan ciptaan-Nya.
Seperti mustahilnya seorang perancang software tidak mengenal seluk
beluk karyanya atau tidak mengetahui untuk aplikasi apa program yang
telah dirancangnya dengan segala daya upayanya.
Allah SWT sangat mengenal hakikat
ciptaan-Nya yaitu kelebihan dan kelemahannya serta Dia juga mempunyai
seperangkat tujuan atas karya-karya terebut, termasuk tujuan
diciptakannya hidup dan kehidupan. Dalam firman-Nya :
“Hidup di dunia ini, tak lain hanya kesenangan dan permainan. Sesungguhnya kampung akhirat, itulah kehidupan yang sebenarnya. Jika mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabut :64)“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia, hanya pergurauan, permainan, perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu serta berlomba-lomba banyak pada harta benda dan anak-anak….hidup di dunia ini tak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan” (QS. Al-Hadiid :20)“Katakanlah, kesenangan dunia Cuma sedikit dan akhirat lebih baik bagi orang yang bertaqwa” (QS. An-Nisaa’ :77)
Subhannallah, ternyata kehidupan dunia
yang kita agung-agungkan tidak lain hanyalah gelanggang permainan. Yang
namanya permainan, senang bukan senang benaran, susah juga bukan susah
benaran.
Semuanya hanya sandiwara, tinggal bagaimana kita menyikapi kehidupan
itu sendiri. Ternyata pula bahwa ada alam lain yaitu alam akhirat yang
lebih kekal dan itulah kehidupan yang sebenarnya.
Dunia hanya tipuan Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya. Yang dinyatakan-Nya pada ayat lain yaitu :
“Tuhan yang menciptakan mati dan hidup, karena hendak menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya”
(QS. Al-Mulk :2)
Ternyata hidup di dunia ini adalah salah
satu fase kehidupan manusia menuju ke alam yang lain yaitu alam akhirat
setelah sebelumnya mengalami kematian dan berdiam di alam barzakh (alam
kubur). Allah SWT berfirman :
“Katakanlah: Allah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghimpunkan kamu di hari kiyamat, yang tak ada keraguan padanya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”
(QS. Al-Jatsiyah :26)
Alam yang akhirat mempunyai aturan main
yang berbeda dengan alam dunia. Aturan main yang baku, yang telah di
tentukan oleh penciptanya dan tak seorangpun yang kuasa mengubahnya.
Yaitu bahwa orang yang beriman dan
beramal saleh, menaati Allah dan rasul serta bertaqwa akan selamat dan
dimasukkan ke dalam kesenangan abadi yaitu syurga.
Allah SWT berfirman :
“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh -tiadalah Kami berati seseorang melainkan sekedar tenaganya- mereka itulah penghuni syurga mereka kekal di dalamnya” (Q.S Al-A’raaf : 42)“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa karena kemenangan mereka, mereka tiada disentuh oleh azab dan tidak pula mereka berduka cita” (Q.S Az-Zumar :61)
Sebaliknya orang yang kafir, zalim,
fasik, durhaka serta banyak dosa akan di masukkan ke dalam azab yang
keras, dan abadi. Naudzu billah mindzalik. Sebagaimana firman-Nya :
“Orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, mereka menjadi kayu api bagi neraka jahannam” (QS. Al-Jin :15)“Ingatlah, sesungguhnya orang-orang zalim itu berada dalam azab yang kekal” (QS. Asy-Syuuaraa :45)“Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya baginya neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya”
(QS. Al-Jin :23)
Walhasil, ternyata kita hidup punya
tujuan yaitu negeri akhirat, dan bagaimana hidup yang benar itu adalah
hidup dengan menaati aturan Allah yang semuanya tercantum dalam Al-Quran
Wassunnah.
Jalan kehidupan tiap – tiap manusia ditentukan oleh dirinya sendiri.
Di tangan kita sendirilah nasib kita, tergantung jalan mana yang kita pilih.
Jalan ketaatan atau jalan kedurhakaan.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama