Menurut Al-Quran, orang mukmin yang benar-benar bertakwa adalah orang
yang bisa bersabar ketika menghadapi kesulitan dan penderitaan. Mereka
mampu bersyukur ketika mendapatkan berbagai macam kenikmatan, sehingga
mampu mempergunakan untuk sesuatu yang diridhai-Nya dan dirasakan
manfaatnya oleh seluruh umat manusia.
Setiap manusia selalu saja datang
cobaan dalam kehidupannya, cobaan itu datang selalu tidak pernah di
duga, dan bahkan cobaan itu kerap kali silih berganti menerpa dan
menerjang diri manusia, baik batin maupun raganya, bahkan sampai dengan
cobaan yang datang menerjang kondisi ekonominya.
Ya itulah manusia yang memang
kodratnya harus menerima dan mendapatkan cobaan-cobaan dalam hidup.
Begitulah seperti diriku ini. Cobaan dalam perjalanan hidup sejak
dilahirkan dari kandungan ibunda hingga cobaan mendekat masa-masa akhir
usia menutup mata. Dan tak lepas pula cobaan hidup manusia akan cinta.
Namun akan tetapi Allah
SWT memberikan cobaan sebenarnya agar kita lebih mendekatkan diri
kepada-Nya. Bukan karena soal cinta ataupun hal lainnya. Cobaan yang
diberiakan Allah SWT jelas dengan tujuan-Nya untuk kita, agar kita bisa
lebih mawas diri serta berhati-hati dalam melangkah. Selain itu sebagai
mediasi kita sendiri untuk lebih bisa memahami karakter negatif kita
akan egoisme diri dari segala sifat maupun watak yang senangnya mau
benar sendiri serta suudzon yang berlebihan kepada siapapun.
Alkisah, Ada seorang
bapak yang selama hidupnya jauh dari Allah SWT. Sampai ada satu
peristiwa yang begitu mengejutkan sehingga menyadarkan dirinya betapa
Maha Besarnya Sang Khaliq telah menegur dirinya.
Anaknya yang pertama, teramat
dicintainya mengalami sakit. Tiba-tiba perutnya mengembung. Anaknya
menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa
anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan
air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tidak lama
lagi. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. Nah disinilah “Siapa yang mengatur hidup mati kita ?, apakah dokter itu yang mengatur ?”.
Kemudian bapak tersebut teringat
untuk bershodaqoh di rumah Amalia (Amal untuk Kemulian). Berdoa memohon
kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan untuk anak tercintanya. Ke
esokan harinya operasi dilaksanakan. Lampu operasi sudah menyala.
Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Sang ayah nampak
sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan istrinya
sudah tidak digubrisnya lagi. Sang ayah tak henti-hentinya berdoa.
Tak lama kemudian seorang
dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu sambil tersenyum.
“Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan kami, putra bapak tidak perlu
dioperasi,”
Spontan saja sang bapak
menganga takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran.
Syukur Alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit
dia bersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah
nikmatnya rasanya menerima anugerah Allah SWT justru disaat harapan
sudah mulai menipis. Begitulah Allah SWT senantiasa memberikan cobaan
kepada setiap hamba-Nya agar mendekatkan diri kepada Allah.
Subhanallah..
Ketahuilah, ujian dan cobaan di dunia
merupakan sebuah keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya.
Bahkan, itulah warna-warni kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian
dan cobaan merupakan tanda kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada
Allah SWT
Maka perlu kita sadari sesungguhnya
ujian dan cobaan yang datang bertubi-tubi menerpa hidup manusia
merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan
kesabaran yang kokoh amatlah sangat kita butuhkan dalam menghadapi badai
cobaan yang menerpa. Sehingga tidak menjadikan diri kita berburuk
sangka kepada Allah SWT terhadap segala Ketentuan-Nya. Juga kitapun
tidaklah pantas pula memiliki sifat dan watak yang gemarnya bersuudzon
kepada sesama, apalagi kepada Sang Pencipta..
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun,
kita sebagai hamba yang beriman kepada Allah SWT harus senantiasa
berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah diyakini bahwa tidaklah Allah
menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai ujian atas keimanan yang
kita miliki. Allah sebagaimana tertulisa dalam firman-Nya : “Apakah
kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam surga, padahal belum
datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang bersamanya :
“Bilakah datang pertolongan Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (QS. Al Baqarah : 214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat
dicintai oleh Allah dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam
menghadapi ujian atau cobaan yang dialaminya. Sebagaimana dalam
firman-Nya :
“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Al Imran : 146)
Namun akan tetapi terkadang kita sebagai
manusia selalu tidak pernah menyadari dirinya, bahwa kita selalu
senangnya membatasi apa yang dimaksud dengan kesabaran, dan terkadang
kita sendiri seringkali memeta-metakan bentuk dari segala kesabaran,
padahal Allah SWT tidak pernah memiliki dan berkendak untuk membatasi
sebuah arti penting dan tindakan atas kesabaran itu sendiri.
Dan akan tetapi Allah SWT dengan segala firmannya yang tertera didalam Al-Qur’an tentang kesabaran adalah :
1). Sabar dari meninggalkan kemaksiatan
karena takut ancaman Allah, Kita harus selalu berada dalam keimanan dan
meninggalkan perkara yang diharamkan. Yang lebih baik lagi adalah,
sabar dari meninggalkan kemaksiatan karena malu kepada Allah. Apabila
kita mampu muraqabah (meyakini dan merasakan Allah sedang melihat dan
mengawasi kita) maka sudah seharusnya kita malu melakukan maksiat,
karena kita menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat apa yang kita
kerjakan. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nya, di surah Al Hadid ayat 4
” …….. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”
2). Tingkatan sabar yang kedua adalah
sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, dengan terus-menerus
melaksanakannya, memelihara keikhlasan dalam mengerjakannya dan
memperbaikinya. Dalam menjalankan ketaatan, tujuannya hanya agar amal
ibadah yang dilakukan diterima Allah, tujuannya semata-mata ikhlas
karena Allah SWT.
Ada Beberapa Hal Yang Akan Menuntun Seorang Hamba Untuk Bisa Sabar Dalam Menghadapi Ujian Dan Cobaan, Sebagai Berikut :
1). Sebaiknya kita merenungkan dosa-dosa
yang telah kita lakukan. Dan Allah menimpakan ujian atau
musibah-musibah tersebut mungkin disebabkan dosa-dosa kita .
Sebagaimana firman Allah SWT :
“Dan apa saja musibah yang menimpa
kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (Asy Syuro : 30).
Apabila seorang hamba menyadari bahwa
musibah-musibah yang menimpa disebabkan oleh dosa-dosanya. Maka dia akan
segera bertaubat dan meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa yang
telah dilakukannya
Dan Nabi Muhammad saw bersabda: “Tak
seorang muslim pun yang ditimpa gangguan semisal tusukan duri atau
yang lebih berat daripadanya, melainkan dengan ujian itu Allah
menghapuskan perbuatan buruknya serta menggugurkan dosa-dosanya
sebagaimana pohon kayu yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Jadi ujian dan cobaan, bisa sebagai
penggugur dosa-dosa kita dan juga untuk mengangkat kita ke derajat
keimanan yang lebih tinggi.
2). Kita harus menyakini dengan
seyakin-yakinnya, bahwa Allah selalu ada bersama kita. Dan Allah telah
memberikan jaminan untuk kita dalam surah Al Baqarah ayat 286, bahwa “Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
Dan Allah cinta dan ridha kepada orang yang sabar. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya :
“Dan sabarlah sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. ” (QS Al Anfal : 46)
“…Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS.Al Imran : 146)
Bersabarlah maka kita akan melihat betapa dekatnya kelapangan
Barangsiapa yang muraqabah (merasa diawasi) Allah dalam seluruh urusan, ia akan menjadi hamba Allah yang sabar dan berhasil melalui ujian apapun dalam hidupnya. Kesabaran yang didapatkan ini, berdasarkan pada petunjuk Allah dalam Al Quran, surah At Thur ayat 48 : “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri, dan ketahuilah, bahwa barangsiapa yang mengharapkan Allah, maka Allah akan ada dimana dia mengharap.”
3). Kita harus mengetahui bahwa jika
kita bersabar, maka akan mendatangkan ridha Allah, karena ridha Allah
SWT, terdapat dalam kesabaran kita, terhadap segala ujian dan ketentuan
takdir-Nya, yang kurang kita sukai.
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, ‘Kami
berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya” (QS 2:155-156).
Sabar memiliki kedudukan tinggi
yang mulia dalam pandangan Allah SWT. Oleh karena itu, Al Imam Ibnul
Qayyim mengatakan bahwa sabar setengah dari keimanan dan setengahnya
lagi adalah syukur. Lebih jelasnya, akan diuraikan beberapa penyebutan ash-shabr dalam Al Qur’an dengan uraian yang ringkas sebagai berikut:
Sabar merupakan perintah Mulia dari Rabb Yang Maha Mulia, dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,..” (QS. Al-Baqarah: 153)
pada ayat yang lain Allah SWT berfirman: Wahai orang-orang yang beriman bersabarlah dan kuatkanlah kesabaranmu,..… (QS.Ali Imran: 200)
Jadi jelaslah bahwa dari ke
dua ayat diatas menerangkan bahwa sabar merupakan perintah dari Allah
SWT. Sabar termasuk ibadah dari ibadah-ibadah yang Allah wajibkan kepada
hamba-Nya. Terlebih lagi, Allah SWT kuatkan perintah sabar tersebut
dalam ayat yang kedua. Barangsiapa yang memenuhi kewajiban itu, berarti
ia telah menduduki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.
Nah mari kita sama-sama berusaha untuk mencoba
renungkan, bukankah kita selalu mampu untuk bisa sabar dalam menerima
ujian-Nya yang berupa nikmat hidup ?. Maka sudah seharusnya kita juga
harus bisa sabar dalam menerima unjian-Nya yang berupa kehilangan nikmat
hidup, istilahnya, jangan mau terima yang enak-enak saja. Karena yang
enak itu belum tentu nikmat untuk dirasakan dalam hidup, dan justru bisa
menjadikan racun serta jurang yang membahayakan kita dalam hidup yang
sesungguhnya.
Jadi kita sebaiknya harus bisa bersabar
dalam menghadapi segala macam ujian dalam hidup kita, terutama setelah
kita mengetahui keutamaan besar yang Allah SWT janjikan bagi hamba-Nya
yang bersabar.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk
kita semua sebagai manusia yang memiliki hati serta ketakwaan kepada
Allah SWT, khususnya artikel ini bisa menjadikan cerminan hidup untuk
diri saya pribadi. Dan adapun kesempurnaan itu adalah milik Allah SWT,
namun kekurangan dan kealfaan adalah bagian dari kodrat hidup kita
sebagai manusia yang harus bisa untuk lebih baik dari kekurangan dan
kealfaan tersebut.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama