وَاسْتَعِينُواْ
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى
الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
” Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat.
Dan sesungguhhya yang demikian
itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusu’ , ( yaitu )
orang-orang yang menyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan
bahwa mereka akan kembali kepad-Nya ” ( QS Al Baqarah : 45 -46 )
Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran :
Pelajaran Pertama :
Bahwa Allah memerintahkan
seluruh hamba-Nya untuk selalu bersabar dan menegakkan sholat di dalam
menghadapi segala problematika hidup.
Adapun sabar secara bahasa
adalah menahan, dikatakan : ” qutila fulanun shobron “ artinya : si
fulan terbunuh dalam keadan ditahan. Oleh karenanya, seseorang yang
menahan diri terhadap sesuatu dikatakan orang yang sabar.
Pelajaran Kedua :
Sabar dibagi menjadi beberapa macam :
Pertama : Sabar di dalam
ketaatan, yaitu menata diri untuk selalu mengerjakan perintah-perintah
Allah dan Rosul-Nya. Sabar di dalam ketaatan ini adalah tingkatan sabar
yang paling tinggi, kenapa ? karena untuk melakukan suatu ketaatan,
diperlukan kemauan yang sangat kuat, dan untuk menuju pintu syurga
seseorang harus mampu melewati jalan-jalan yang dipenuhi dengan duri,
ranjau dan segala sesuatu yang biasanya dia benci dan tidak dia sukai,
sebagaimana sabda Rosulullah saw
وحفت الجنة بالمكاره
” Dan jalan menuju syurga itu dipenuhi dengan sesuatu yang tidak kita senangi ” ( HR Muslim )
Sabar dalam ketaatan ini harus melalui tiga fase :
Fase Pertama : Sabar sebelum
beramal, ini meliputi perbaikan niat, yaitu mengikhlaskan amal hanya
karena Allah swt , dan bertekad untuk mengerjakan ibadat tersebut sesuai
dengan aturannya. Dalam hal ini Allah berfirman :
إِلاَّ الَّذِينَ صَبَرُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ أُوْلَـئِكَ لَهُم مَّغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
” Kecuali orang - orang yang bersabar dan beramal sholeh.”(Qs Hud:11)
Fase Kedua : Sabar ketika
beramal, yaitu dengan selau mengingat Allah swt selama beramal, dan
tidak malas untuk mengerjakan seluruh rukun, kewajiban dan sunah dari
amal tersebut. Kalau sedang mengerjakan puasa umpamanya, maka dia harus
tetap mengingat bahwa dirinya sedang puasa dan Allah selalu melihat
seluruh amalannya, maka dia berusaha untuk menghindari hal-hal yang
dilarang oleh Allah selama berpuasa dan berusaha untuk mengerjakan
amalan sunah dan wajib, seperti membantu fakir miskin, memberikan ifthor
kepada yang berpuasa, sholat berjama’ah dan sebagainya.
Fase ketiga : Sabar setelah
beramal , yaitu dengan menahan diri untuk tidak mepublikasikan amalnya
kepada orang lain, dan menjauhi diri dari riya’ dan hal-hal yang bisa
menghapus amal perbuatannya. Dalam bersedekah umpamanya, maka setelah
bersedekah, dia harus menahan diri untuk tidak menyebut-nyebut
sedekahnya dan harus menahan diri tidak menyakiti perasaan penerima
sedekah. Allah swr berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى
” Wahai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasan penerima ” ( Qs Al Baqarah :
264 )
Kedua : Sabar terhadap
maksiat, yaitu selalu menahan diri untuk selalu menjauhi apa-apa yang
dilarang oleh Allah dan Rosul-Nya. Bentuk sabar ini jauh lebih ringan
jika dibandingkan dengan bentuk sabar yang pertama, karena meninggalkan
sesuatu yang dilarang jauh lebih ringan daripada mengerjakan sesuatu
yang diperintah. Walaupun sebenarnya dalam masalah ini, kadang sifatnya
sangat relatifnya, artinya bagi seseorang mungkin lebih ringan
meninggalkan sesuatu yang dilarang daripada mengerjakan sesuatu yang
diperintah, sementara bagi orang lain justru yang terjadi adalah
sebaliknya., dia merasa lebih ringan mengerjakan sesuatu yang
diperintahkan kepadanya daripada meninggalkan sesuatu yang dilarang.
Inipun tergantung kepada bentuk larangan dan perintah. Umpamanya
kebanyakan orang bisa bersabar untuk tidak berzina, akan tetapi tidak
bisa bersabar untuk selalu mengerjakan sholat berjama’ah di masjid.
Sebaliknya kebanyakan orang sangat sulit dan tidak bisa bersabar untuk
meninggalkan ” ghibah ” ( membicarakan kejelekan orang lain ), akan
tetapi sangat bisa dan sabar kalau diperintahkan untuk berbuat baik
kepada orang lain. Contoh-contoh seperti ini sangat banyak dalam
kehidupan sehari-hari.
Ketiga : Sabar terhadap
musibah, yaitu menahan diri dan tidak mengeluh ketika terkena musibah.
Ini adalah bentuk sabar yang paling ringan, karena sesuatu itu sudah
terjadi di depannya, dan dia tidak bisa menghindarinya, artinya dia
bersabar atau tidak bersabar sesuatu itu sudah terjadi. Akan tetapi
walaupun begitu, masih banyak dari kaum muslimin yang tidak bisa sabar
ketika tertimpa musibah. Sabar dalam bentuk ini tersebut dalam firman
Allah swt :
وَلَنَبلُوَنّكُم بِشَىءٍ مِنَ الخَوفِ وَالجُوعِ وَنَقصٍ مِنَ الأموَالِ وَالأَنفُسِ وَالثّمَراتِ وَبَشِرِ الصّابِرينَ
Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar.( QS Al Baqarah : 155 )
Dalam hadist Ummu Salamah disebutkan bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
إذا أصاب أحدكم مصيبة فليقل: إنا لله وإنا إليه راجعون، اللهم عندك أحتسب مصيبتي فأجرني فيها، وأبدل لي بها خيراً منها .
” Jika diantara kalian
tertimpa musibah, hendaknya berkata : ” Sesunggunya kami milik Allah dan
sesunguhnya kami akan kembali pada-Nya, Ya Allah saya hanya mencari
pahala dari musibah ini di sisi-Mu, maka berikanlah kepada-ku pahala
itu, dan gantikanlah aku dengan sesuatu yang lebih baik dari musibah ini
” ( HR Abu Daud )
Hadist di atas benar-benar
dipraktekkan oleh para sahabat, bahkan oleh Ummu Salamah sendiri,
tepatnya ketika suaminya Abu Salamah pada detik-detik terakhir dari
hidupnya dia berdo’a : ” Ya Allah gantilah untuk keluargaku seseorang
yang lebih baik dariku ” Dan ketika Abu Salamah telah meninggal dunia,
Ummu Salamah berdoa’ : Sesunggunya kami milik Allah dan sesunguhnya kami
akan kembali pada-Nya, Ya Allah saya hanya mencari pahala dari musibah
ini di sisi-Mu.
Kemudian apa yang terjadi
setelah Ummu Salamah tetap sabar, tabah dan berdo’a sebagaimana yang
diajarkan oleh Rosulullah saw ? Ternyata Allah mengabulkan do’a tersebut
dan Ummu Salamah mendapat ganti suami yang lebih baik dari Abu Salamah,
yaitu Rosulullah saw.
Pelajaran ketiga :
Sabar mempunyai tiga tingkatan :
Tingkatan Pertama : As Shobru
billah, artinya : selalu meminta pertolongan dari Allah swt, dan
menyakini bahwa Dialah yang memberikan kepadanya kesabaran , sehingga
ketika bersabar tidaklah merasa sendirian, karena Allah selalu
bersamanya. Dalam hal ini Allah berfirman :
وَاصبِر وَمَا صَبرُكَ إلا بِاللّهِ
” Dan bersabarlah , dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah” ( QS An-Nahl :127 )
Tingkatan Kedua : As Shobru
lillah, artinya bahwa yang membuatnya dia bersabar adalah kecintaannya
kepada Allah swt, ikhlas mengharap ridho-Nya saja. Dia bersabar bukan
karena ingin dipuji atau dilihat orang lain, tetapi dia bersabar karena
Allah memerintahnya demikian.
Tingkatan Ketiga : As Shobru
ma’allah, artinya : komitmen seorang hamba untuk selalu mengikuti apa
yang dikehendaki oleh Allah swt, dia selalu berjalan sesuai dengan
perintah-Nya. Inilah tingkatan sabar yang paling tinggi dan paling
sulit. Dan inilah sabarnya orang-orang Siddiqin.
Pelajaran Keempat :
Dalam ayat di atas Allah swt,
selain memerintahkan seseorang untuk bersabar di dalam menghadapi semua
problematikan hidup ini, Allah swt juga memerintahkan seorang muslim
untuk menegakkan sholat .
Kenapa dipilih ibadat sholat, bukan ibadat-ibadat lainnya seperti puasa, haji, zakat ataupun yang lainnya ?
Jawabannya adalah bahwa sholat
mempunyai pengaruh yang luar biasa pada diri seseorang sehingga dia
bisa tabah, tegar dan teguh di dalam menghadapi segala problematika
hidup. Ini sesuai dengan hadist yang menyebutkan :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
” Bahwasanya Rosulullah saw ketika sedang menghadapi masalah, langsung menegakkan sholat “ ( HR Abu Daud )
Begitu juga yang diriwayatkan
oleh Abdullah bin Abbas as, ketika dalam suatu perjalan safar diberitahu
bahwa salah satu keluarga dekatnya meninggal dunia, beliau langsung
mengucapkan : Innaa lillahi wa innaa ilahi roji’un , kemudian berhenti
di tepi jalan dan melakukan sholat, setelah itu beiau meneruskan
perjalanannya seraya membaca surat Al Baqarah, ayat 45 di atas.
Pelajaran Kelima :
Sholat dalam ayat di atas,
bisa berarti do’a. Dengan demikian maka arti ayat di atas adalah : “”
Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan bersabar dan berdo’a. ”
Penafsiran ini sesuai dengan firman Allah swt :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُواْ وَاذْكُرُواْ اللّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلَحُونَ
” Hai orang-orang yang
beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah
kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung ” (
Qs Al Anfal : 45 )
Ayat di atas kalau kita
perhatikan secara seksama kata demi katanya ternyata mirip dengan ayat
45 dalam surat Al Baqarah, bahkan sampai nomer ayatnyapun sama yaitu 45.
Artinya : Allah memerintahkan orang-orang yang beriman ketika
menghadapi suatu masalah – dalam hal ini ketika berhadapan dengan musuh
-, agar tetap teguh dan selalu mengingat Allah swt saw
banyak-banyaknya. Teguh dalam surat Al Anfal ayat 45 sebanding dengan
sabar dalam surat Al Baqarah ayat 45. Sedangkan mengingat Allah dalam
surat Al Anfal ayat 45 sebanding dengan sholat dalam surat Al Baqarah
ayat 45.
Selain itu, ada ayat serupa
terdapat dalam surat Al Hijr, 97-99 yang memerintahkan Rosulullah saw
dan kaum muslimin untuk bertasbih ( mensucIkan Allah ) dan bersujud
kepada-Nya ketika menghadapi problematika hidup. Allah swt berfirman :
وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ
يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ ، فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُن
مِّنَ السَّاجِدِينَ ، وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
“Dan Kami sungguh-sungguh
mengetahui, bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka
ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di
antara orang-orang yang bersujud (shalat),
dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). ” ( QS Al Hijr : 97-99 )
Kalau kita bandingkan tiga ayat di atas kira-kira seperti di bawah ini :
QS. Al Baqarah : 45 = meminta bantuan ( dg SABAR + SHOLAT )
QS. Al Anfal:45 = menghadapi musuh ( dg TEGUH + MENGINGAT ALLAH)
QS Al Hijr : 97-99 = Ketika didustakan ( BERTASBIH + SHOLAT )
Subhanallah ..telah terjadi
keserasian dan kesesuaian antara ayat satu dengan yang lain, dan ini
merupakan salah satu bukti bahwa Al Qur’an datang dari Allah swt. Dalam
hal ini Allah swt berfirman :
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللّهِ لَوَجَدُواْ فِيهِ اخْتِلاَفًا كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.”(
QS An Nisa’ : 82 )
Pelajaran Keenam :
Selain ayat-ayat di atas,
disana ada beberapa hadist yang menunjukkan bahwa dzikir dan mengingat
Allah adalah senjata utama setiap muslim di dalam menghadapi suatu
problematika, diantara hadist-hadist tersebut adalah :
كان صلى الله عليه وسلم اذا كربه أمر قال : يا حى يا قيوم برحمتك أستغيث
” Rosulullah saw ketika
menghadapi suatu masalah, beliau berdoa : ” Wahai Yang Maha Hidup Kekal,
Yang terus menerus mengurus ( mahluk-Nya ), hanya dengan rahmat-Mu
saja, saya meminta pertolongan ” ( HR Tirmidzi )
كان صلى الله عليه وسلم اذا حزبه امر قال: لا اله الا الله الحليم الكريم, سبحان الله رب العرش العظيم , الحمد لله رب العالمين
” Rosulullah saw ketika
menghadapi suatu masalah, beliau berdoa:”Tiada Ilah kecuali Allah swt
Yang Maha Penyantun lagi Maha Mulia, Maha Suci Allah Robb dari Arsy yang
agung, dan segala puji bagi Allah Robb sekalian alam ” ( HR Ahmad )
كان صلى الله عليه وسلم يدعو
عند الكرب: ” لا اله الا الله العظيم الحليم, لا اله الا الله رب العرش
العظيم ,لا اله الا الله رب السموات السبع, ورب العرش الكريم”.
” Rosulullah saw ketika
menghadapi suatu masalah, beliau berdoa :” Tiada Ilah kecuali Allah swt
Yang Maha Agung dan Maha Penyantun, Tiada Ilah kecuali Allah,Yang
mempunyai Arsy yang agung , Tiada Ilah kecuali Allah Yang Mempunyai
langit tujuh, dan Yang mempunyai Arsy yang mulia .”.( HR Bukhari Muslim )
وقال النبى صلى الله عليه وسلم
:”ألا اخبركم بشىء : اذا نزل بأحدكم كرب أو بلاء من امر الدنيا دعا بها
فيفرج عنه؟ دعاء ذى النون: لا اله الا أنت, سبحانك, انى كنت من الظالمين.
Rosululah saw bersabda : ”
Maukah aku beritahukan kepadamu sesuatu jika kamu ditimpa suatu masalah
atau ujian dalam urusan dunia ini, kemudian berdoa dengannya, niscaya
akan ada jalan keluarnya ? yaitu do’anya nabi Yunus : ” Bahwa tidak ada
Ilah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk
orang-orang yang zalim”( HR Hakim )
Pelajaran Ketujuh :
Salah satu bukti bahwa sabar
dan sholat akan membawa kepada kebahagiaan dunia dan akherat serta akan
meringankan beban hidup ini adalah kisah nyata yang dialami oleh salah
pemuda yang tinggal di wilayah Arab. Pada awalnya dia hidup dalam
keadaan lebih dari cukup. Ayahnya adalah seorang guru ngaji di sebuah
masjid. Walaupun begitu kesalehan ayahnya tidaklah menjadikannya seorang
pemuda yang sholeh juga. Dia setiap hari bergelimangan dengan uang,
sehingga terjerat dengan kehidupan yang gelap. Pada suatu hari
terjadilah kecelakaan yang menimpa dirinya yang membuat kakinya lumpuh.
Para dokter mengatakan bahwa tidak ada sebab berarti yang menyebabkan
kakinya lumpuh, diperkirakan hanya gangguan syaraf karena benturan.
Suatu hari ,ketika ia sedang turun dari mobil dengan kursi rodanya
dengan maksud singgah di rumah temannya, tiba-tiba ia mendengar suara
adzan yang sanggup menggetarkan hatinya yang selama ini keras. Suara
adzan tersebut ternyata mampu meluluhkan hatinya, dan membuatnya rindu
kepada masjid. Sejak itu dia mulai rajin ke masjid untuk melakukan
sholat jama’ah, walaupun kakinya lumpuh, padahal di saat dia sehat dan
kuat, kakinya tidak pernah sekalipun menginjak masjid. Maha suci Allah
Yang menjadikan musibah sebagai jalan menuju hidayah dan kebaikan.
Selang beberapa minggu dia dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba dia
bermimpi melihat ayahnya bangkit dari kuburan seraya memegang bahunya
sambil berkata : ” Wahai anakku janganlah engkau bersedih, karena Allah
telah mengampuniku karenamu ” . Dan mimpi seperti itu berulang-ulang
datang kepadanya setiap dia tidur. Setelah beberapa tahun lamanya dia
konsisten melakukan sholat jama’ah di masjid dan biasanya ia duduk di
atas kursi tepatnya di shof pertama yang paling ujung. Pada suatu hari,
ketika ia sholat shubuh dan kebetulan sang imam membaca qunut panjang
sekali, do’a tersebut mampu menggetarkan hatinya dan membuatnya nangis,
secara tidak sengaja, tiba-tiba hatinya bergetar-getar sangat hebat
seakan-akan ingin keluar dari dadanya….ia merasa bahwa ajalnya sudah
dekat, tetapi secara mendadak dia menjadi tenang kembali dan meneruskan
sholatnya bersama imam hingga selesai. Setelah itu ia bangkit dari
kursi secara tidak sengaja dan bisa berdiri kembali dan penyakitnya
sembuh total. Subhanallah..beginilah Allah menunjukkan kepada para
hamba-Nya tentang kekuatan sholat yang ternyata membuat seseorang
bahagia di dunia dan akherat.
Pelajaran Kedelapan :
Dari keterangan di atas, bisa
disimpulkan juga bahwa sholat merupakan sarana untuk mencapai sebuah
kesabaran. Ketika Allah memerintahkan seseorang bersabar, mungkin kita
akan bertanya-tanya : ” bagaimana caranya supaya bisa bersabar ? ” ,
maka Allah dalam ayat itu juga memberitahukan bahwa cara yang paling
efektif untuk memupuk kesabaran adalah dengan selalu menegakkan sholat,
dan mendekatkan diri kepada Allah. Mungkin kita juga akan bertanya : ”
Bersabar dan menegakkan sholat sesuai dengan aturannya adalah sesutau
yang sangat berat, bagaimana caranya supaya jiwa ini tidak berat untuk
selalu bersabar dan melakukan sholat tersebut ? ” Maka Allah swt pada
ayat berikutnya menjelaskan caranya, yaitu dengan selalu mengingat
kematian, selalu mengingat bahwa manusia ini cepat atau lambat akan
bertemu dengan Allah swt di akherat nanti untuk dimintai pertanggung
jawaban terhadap apa yang selama ini dikerjakan di dunia . Untuk
mempermudah pemahaman , hal itu bisa digambarkan sebagai berikut :
- Dunia ini banyak problematika, maka harus dihadapi dengan SABAR.
- Untuk menumbuhkan dan memupuk kesabaran adalah dengan SHOLAT.
- Agar terasa ringan di dalam mengerjakan sholat dan bisa melakukannya dengan khusu’ adalah dengan selalu mengingat AKHERAT.
Inilah rahasia kenapa
Rosulullah saw memerintahkan kita untuk selalu memperbanyak mengingat
kematian, dalam salah satu hadistnya :
أكثروا من ذكر هاذم اللذات
” Perbanyaklah untuk selalu mengingat ” penghancur kelezatan ” ( yaitu kematian ) ” ( Hadist Hasan Riwayat Tirmidzi )
Dalam hal ini Umar bin Abdul Aziz pernah berkata :
أكثر من ذكر الموت، فإن كنت واسع العيش ضيقه عليك، وإن كنت ضيق العيش وسعه عليك
” Perbanyaklah untuk selalu
mengingat kematian, maka jika kamu bercukupan dalam hidup, niscaya dia
akan mempersempitmu, dan jika kamu dalam kesempitan hidup, niscaya dia
akan memperluaskannya untukmu . ”
Kairo, 5 Januari 2008
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama