Berlindung yang paling aman adalah hanya kepada Allah SWT. karena
hanya Allah-lah Yang Maha Pencipta. Semua makhluk, baik yang kelihatan
maupun yang tidak (yang gaib), Allah yang menciptakannya. Langit, Bumi
beserta isinya semuanya Allah yang menciptakan. Oleh sebab itu, tidak
ada lagi yang patut kita sembah dan memohon perlindungan-Nya kecuali
hanya kepada Allah SWT.
Kenapa kita harus berlindung? Karena, kita ini sebenarnya makhluk
yang lemah, makhluk yang selalu digoda oleh setan la’natullah. Setiap
gerak langkah kita, setan selalu mengikuti dan menggoda kita. Tidak ada
celah bagi kita yang tidak ada setannya, semua celah yang ada dalam
kehidupan kita pasti ada setannya. Siapa pun kita. Apakah kita ini
sebagai Kyai, ustadz, guru, yang beriman atau pun tidak beriman kepada
Allah SWT. semuanya pasti di goda oleh setan.
“A’udzubillahiminasyaithaanirrajiim” “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk”
Kalimat ini sebagai titik awal kita setelah kita beriman kepada Allah
SWT. Karena kita dituntut oleh Allah SWT. untuk selalu berlindung
kepadaNya. Sebagaimana Allah juga telah memerintahkan kepada kita untuk
membaca Al-Qur’an dengan diawali membaca Ta’awudz terlebih dahulu,
sebagaimana firmanNya.
”Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl (16): 98)
Sebab, orang yang selalu berlindung kepada Allah, pasti tidak akan
diganggu oleh setan. Serangan setan yang bertubi-tubi kepada orang
tersebut dapat dipatahkan dengan mudah karena kezuhudannya atau
ketaqwaannya kepada Allah SWT. Tapi alangkah ruginya diri kita, jika
diri kita jauh dari Allah SWT. maka, ketika setan menyerang diri kita,
kita akan mudah di kalahkannya dan ditaklukannya, sehingga diri kita
akan menjadi tunggangannya setan la’natullah.
Coba kita perhatikan orang-orang yang tubuhnya menjadi tunggangan
setan la’natullah. Sombong, takabur, menghalalkan segala cara, adalah
sifatnya. Melanggar perintah Allah SWT. adalah kebiasaannya, dan banyak
lagi kebiasaan buruk yang dilakukannya. Semuanya tergantung perintah si
penunggangnya. Maka azab Allah SWT. pasti datang kepadanya. Bukan hanya
kepada si penunggangnya tapi juga kepada tunggangannya yaitu tubuh kita.
Tulisan diatas mengingatkan diri kita kepada sebuah kisah, yang di
abadikan didalam Al-Qur’an. Bagaimana Raja Abrahah dengan pasukan
Gajahnya yang gagah perkasa menyerang kota Makkah dan ingin
menghancurkan Ka’bah. Akan tetapi karena kesucian Ka’bah atau karena
Allah telah ridha kepada Ka’bah sebagai Baitullah, maka serangan itu
dapat di gagalkan dengan azab yang Allah turunkan melalui Burung- burung
Ababil sebagaimana firman Allah,
Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap tentara gajah. Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka
(untuk menghancurkan ka’bah) itu sia-sia, dan Dia mengirimkan kepada
mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu
(berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti
daun-daun yang dimakan (ulat). (QS. Al-Fiil (105): 1- 5)
Kita bisa lihat, bagaimana Gajah yang gagah perkasa bisa di tundukan
oleh kita sebagai penunggangnnya. Maka Gajah yang gagah perkasa itu akan
turut kepada si penunggangnya. Kemana pun yang kita mau, maka Gajah itu
pun akan turut mengikutinya. Bisa kita gunakan sebagai pembantu kita
dalam bekerja dihutan misalkan, atau bisa juga sebagai alat
transportasi, atau juga sebagai tontonan. Semuanya dapat kita lakukan
tergantung keinginan kita dan Gajah itu pun akan mengikuti suruhan kita.
Mau di buat baik (jinak) atau mau dibuat buas, terserah kita karena
Gajah itu sudah tunduk kepada kita. Begitu juga dengan Raja Abrahah, dia
menggunakan Gajah untuk menyerang kota Makkah untuk menghancurka
Ka’bah.
Tidak jauh beda dengan kita, seperti yang telah diuraikan diatas,
bahwa kalau hati kita atau keimanan kita sudah dapat ditundukan oleh
setan la’natullah, maka, diri kita pun akan dikendalikan oleh setan. Apa
pun yang dimau setan, maka kita akan mengikutinya. Kalau sudah begitu,
maka, diri kita sudah termasuk golongan yang ingkar (kafir) kepada Allah
SWT. Orang yang seperti ini, mau di beri peringatan atau tidak kamu
beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman kepada Allah SWT.,
sebagaimana Allah SWT telah berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan
beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan
penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.” (QS. Al-Baqarah (2): 6-7)
Sahabat-sahabat sekalian, semoga ini menjadi bahan renungan bagi
kita. Sehingga kita lebih waspada lagi dari tipu muslihatnya setan
la’natullah, sehingga kita tidak dijadikannya sebagai tunggangannya.
Anda bukan gajah, maka berlatihlah mengendalikan diri.
Wallaahu a’lam
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama