- Kebanyakan manusia tidak mengetahui (-tentang kebenaran-).
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
(Artinya: ..akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.) (Al A’raf: 187)
وَإِنَّ كَثِيراً مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
(Artinya:..dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia itu lengah terhadap tanda-tanda kekuasaan Kami.) (Yunus: 92)
- Kebanyakan manusia tidak bersyukur.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbaqai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَشْكُرُونَ
(Artinya: ..akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.)(AlBaqarah:243)
- Kebanyakan manusia itu fasik.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
وَإِنَّ كَثِيراً مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُون
(Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan manusia itu benar-benar fasiq.) (Al Maa’idah: 49)
- Kebanyakan manusia mengingkari dan tidak menyukai Al Qur’an.
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا لِلنَّاسِ فِي هَذَا الْقُرْآنِ مِنْ كُلِّ مَثَلٍ فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلَّا كُفُوراً
(Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia -di dalam Al Qur’an ini- tiap-tiap macam perumpamaan, tetapi kebanyakan manusia tidak menyukainya selain mengingkari.) (AlIsra’:89)
- Kebanyakan manusia itu mengingkari perjumpaan dengan Rabb-nya.
وَإِنَّ كَثِيراً مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
(Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar- benar ingkar akan pertemuan dengan rabb-nya.) (Ar-Ruum:8)
- Kebanyakan manusia tidak beriman.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يُؤْمِنُونَ
(Artinya: …akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.) (Hud: 17)
***
Sebaliknya, saudaraku -yang semoga dirahmati ALLAH- , tahukah engkau, bahwa:
- Sedikit sekali manusia yang mau mengambil pelajaran.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
(Artinya: …sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.) (Al A’raf: 3)
- Sedikit sekali manusia yang bersyukur.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
(Artinya: Dan sedikit sekali dari hamba-Ku yang bersyukur.) (Saba’:13)
- Sedikit sekali manusia yang mengingat ALLAH.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
قَلِيلاً مَا تَذَكَّرُونَ
(Artinya: Amatlah sedikit kalian mengingat (-Nya-)) (An-Naml:62)
- Sedikit sekali manusia yang beriman kepada Al Qur’an.
ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sendiri yang menyatakan demikian, di dalam berbagai kesempatan dan ungkapan. Satu di antaranya:
قَلِيلاً مَا تُؤْمِنُونَ
(Artinya: Sedikit sekali kalian beriman kepadanya.) ( Al Haaqqah:41)
Saudaraku -yang semoga dirahmati ALLAH-.
Sungguh jelas tentunya -bagi engkau- seluruh ungkapan di atas. Bahwa tidaklah ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa mengungkapkan berbagai wujud keburukan, kecuali Dia jelaskan pula akan banyaknya. Dan tidaklah ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa
mengungkapkan berbagai wujud kebaikan, kecuali Dia jelaskan pula akan
sedikitnya. Di mana saja, kapan saja, dan dalam keadaan bagaimana pun
selalu saja yang jelek lebih banyak ketimbang yang baik, atau yang baik
selalu saja lebih sedikit ketimbang yang buruk.
Ya, alangkah banyaknya manusia yang tak mengenal
dan mengetahui kebenaran, yang lalai mengingat ALLAH, yang tidak pandai
bersyukur, yang mengingkari Al Qur’an, yang mengingkari perjumpaan
dengan rabb-nya, dan yang tidak beriman. Dan alangkah
sedikitnya manusia yang mampu mengambil pelajaran, yang bersyukur kepada
ALLAH, yang senantiasa mengingat ALLAH, dan yang beriman kepada Al
Qur’an.
Lantas, mantera apa yang telah menyihir kesadaran
kita sehingga menjadi tergila-gila kepada segala yang banyak, sedangkan
kita tahu yang baik itu justru sedikit? Ya, aku katakan: “mantera yang menyihir“,
karena bahasanya yang sulit dimengerti namun efeknya yang membius.
Padahal setiap orang berakal pun tahu, bahwa mutu lebih penting dari
jumlah. Sebagaimana kita tahu; kambing saja bisa berbeda harga karena
mutunya.
Mantera apa yang telah membuat kita lupa bahwa
manusia tentu lebih pelik dari kambing. Mantera apa yang telah membuat
kita tak mampu membedakan siapa yang berilmu dan siapa yang tidak
berilmu, siapa yang ta’at dan siapa yang ahli ma’shiyat? Mantera apa
yang telah menyihir si pintar dan orang ta’at menjadi rela
disejajarkan dengan si bodoh dan ahli ma’shiyat. Mantera apa pula yang
telah menyihir si bodoh dan ahli ma’shiyat menjadi tak tahu malu duduk
sejajar dengan si pintar dan orang ta’at?
Ya, mantera apa yang telah membuat kita mabuk dan
menjadi begitu lupa diri, menjungkirbalikkan tolok ukur dan cara nilai ?
Mantera apa yang telah menjadikan yang jelek sebagai pemenang
mengalahkan yang bagus? Mantera apa yang telah menjadikan kebenaran dan
kebaikan seluruhnya seakan-akan ada pada yang banyak? Mantera apa yang
menyihir kita sehingga berlomba-lomba untuk menjadi yang terbanyak,
memuja yang banyak , dan mengekor juga kepada yang banyak?
Hanya mereka yang dirahmati ALLAH Subhaanahu wa ta’alaa sajalah yang mau mengambil peringatan ini:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّه
(Artinya: Seandainya kalian mengikuti kebanyakan orang di muka bumi, sunggah mereka akan menyesatkan kalian dari jalan-ALLAH.) (Al An’aam: 116)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama