Cukuplah sudah…
Fitrah insani kita memang tidak pernah cukup untuk membawa kita menuju jannahNya.
Ingatlah tidak cukup hanya menjadi “manusia biasa” untuk berlari dan berlomba menujut Syurga.
Karena sifat dasar kita yang dikaruniakan Allah kepada kita, sungguh, sungguh hina lagi dina!!!
Makhluk apa lagi yang berani memikul amanah yang gunung dan langit
menolaknya selain manusia!? Makhluk apa lagi yang dikatakan Tuhan
penciptanya selalu berada dalam kerugian kecuali orang-orang tertentu
saja!?
Benarlah umar yang berkata “ya Allah, Engkau muliakan kami dengan
iman dan islam”. Sungguh jika bukan karena keduanya, maka celakalah
manusia
Mari kita telusuri, apa kata al-Quran tentang makhluk yang bernama manusia ini…
Ternyata kita itu LEMAH :
- GAMPANG TERPERDAYA;
- LALAI;
- PENAKUT / GAMPANG KHAWATIR;
- BERSEDIH HATI;
- TERGESA-GESA;
- SUKA MEMBANTAH;
- SUKA BERLEBIH-LEBIHAN;
- PELUPA;
- SUKA BERKELUH-KESAH;
- KIKIR;
- SUKA MENGKUFURI NIKMAT;
- DZALIM & BODOH;
- SUKA MENURUTI PRASANGKANYA;
- SUKA BERANGAN-ANGAN;
yah… itulah 15 sifat kita yang disebutkan
dalam al-Quran. Duh mengerikan bukan? Namun jangan pernah menyerah pada
nasib bukankah islam sudah memberikan solusi untuk segala sifat buruk
kita ini. Sungguh nikmat iman dan islam ini bukanlah sesuatu yang kita
dapat dengan murah!!
Solusi pertama,
tetap berpegang teguh kepada tali agama dan petunjuk-petunjuk dari Allah.
“Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang
petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku,
niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.” …. (Q.S al-Baqarah : 38)
Solusi kedua,
tetap berada dalam ketaatan sesulit apapun situasi yang melanda.
Tetap berada dalam ketaatan disini, berarti bersegera menyambut
amal-amal kebaikan. Mungkin seperti syair yang dilantunkan Abdullah bin
Rawahah untuk mengembalikan semangatnya saat nyalinya mulai ciut di
perang mut’ah ketika dua orang sahabatnya yang juga komandan pasukan
pergi mendahuluinya.
“wahai jiwa, jika syurga sudah di depan mata mengapa engkau ragu meraihnya”
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,” …. (Q.S. Ali Imran : 133)
Solusi ketiga,
jaga keimanan kita
Adalah hal yang wajar, iman kita naik turun dan berfluktuatif. Sama
mungkin seperti yang dikhawatirkan sahabat Hanzalah, ketika ia curhat
kepada abu Bakar bahwa ia termasuk orang yang celaka.
Mengapa demikian?
karena ia merasa Imannya turun ketika jauh dari Rasulullah. Ternyata
itu pula yang dirasakan lelaki dengan iman tanpa retak itu. Hinga mereka
berdua akhirnya menghadap Rasulullah. Mendengar permasalahn mereka,
Rasulullah hanya tersenyum dan menjawab,
“selangkah demi selangkah Hanzalah!”
Tetapi sungguh, iman seorang mukmin yang baik, akan tetap memiliki
trend yang menanjak. Disinilah mungkin loyalitas kita kepada Allah
diuji. Apakah kita bisa, belajar mencintai Allah diatas
Solusi keempat,
Berjama’ah.
Kita itu lemah ketika sendiri dan kuat ketika berjama’ah.
Disisa umur kita mari kita melangkah selangkah demi selangkah
meninggalkan kehinaan menuju kemulian berbekal nikmat iman dan islam
dengan berpegang teguh pada tali agama; istiqoma didalam ketaatan;
menjaga keimanan dan bersama kita mengerjakan kebaikan meraih
keridhaan-Nya. InsyaAllah kita bisa.
Barakallah Fikum
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama