Berkembangnya teknologi informasi semakin membuat dunia maya ramai
pengunjung. Situs jejaring sosial semisal facebook, twitter, friendster tak
pernah sepi pengunjung sebab pemilik kaun disana akan terus mengakses. Begitu
juga dengan sistus chating seperti Yahoo Messanger, Nimbuzz, Mig33, atau sistus
blogging seperti blogger dan wordpress. Memang situs-situs itu memberikan
manfaat yang besar, dan tidak bisa diharamkan sebab tidak ada dalil yang
mengharamkan. Bahkan dengan situs jejaring sosial kita bisa bersilaturahmi,
berdakwah, dan memberikan koreksi pada penguasa zalim.
Namun masalah ditemui ketika banyaknya akun yang menampilkan
auratnya di foto-foto. Facebook misalnya, banyak sekali yang mengumbar aurat disana. Ada juga
akhwat yang telah berjilbab namun menampakkan foto masa lalunya sebelum
berjilbab. Begitu juga yang ikhwan yang meng-upload gambar-gambar yang
mempertontonkan aurat.
Memang hukum melihat melihat aurat secara tidak langsung
berbeda dengan melihat aurat secara langsung. Namun dampak yang ditimbulkan hampir sama.
Sebab orang yang melihat gambar aurat (islam tidak mebedakan porno dan
aurat)sangat dimungkinkan akan tergoda untuk melakukan zina. Padahal Allah
melarang mendekati zina sekali pun, apakah lagi orang yang menjerumuskan zina?
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk”(QS. Al-Isra : 32)
“Dan janganlah tolong menolong dalam perbuatan dosa dan
pelanggaran, Dan bertakwalah kamu pada Allah, sesungguhnya Allah amat berat
siksanya”(QS. Al- Maidah: 2)
Mempertontonkan atau memberi jalan pada orang lain untuk
melihat gambar aurat sama saja
menjerumuskan dia pada zina, baik zina besar ataupun paling tidak sudah
mendekati zina atau zina kecil. Tidak selayaknya seorang muslim, membuka jalan
pada kemaksiatan sebab ada kaedah ushul “menutup semua jalan menuju
kemaksiatan”.
Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan
pada anak adam zina yang bisa jadi dia mengalaminya, zina mata dengan melihat
(yang diharamkan), zina lisan dengan perkataan (yang diharamkan) dimana diri
menginginkannya, dan zina kemaluan yang membernarkan itu semua atau
mendustainya” (HR. Bukhari)
Maka baik ikhwan ataupun akhwat, kepada setiap kaum muslimin maupun
non-muslim agar berhenti dalam mengekspos gambar / foto yang memperlihatkan
aurat karena itulah yang merusak mental anak muda. Perbuatan itu akan
memberikan gambaran pada anak kecil sebuah kepantasan untuk melakukannya
(membuka aurat) sehingga ketika besar jkelak dia tidak mau mengyunakan hijab,
akan merusak moral pemuda karena pikirannya teracuni oleh sebab gambar aurat
itu. Lihtalah generasi muda bangsa kita saat ini, degradasi moral sudah sangat
mengkhawatirkan. Mari kita stop upload gambar aurat mulai dari sekarang
juga!!!!
Selamatkan generasi muda kita, Allahuakbar!
Kejadian
demi kejadian yang kutemukan di dunia maya begitu banyak menyadarkanku akan
pentingnya seorang akhwat menjaga dirinya untuk tidak mudah mengupload foto
dirinya di dunia maya.
Beberapa
hari belakangan ini, ketika sedang mencari desain kebaya wisuda untuk muslimah
berjilbab di mesin pencari google, diri ini dipertemukan dengan sebuah blog
yang bernama ’jilbab lovers’. Pecinta jilbab. Ya! Sesuai namanya, di blog itu
berisi hampir semuanya adalah foto-foto muslimah berjilbab dengan berbagai
pose. Di antara beberapa foto muslimah berjilbab itu, aku temukan 3 komentar
yang mengomentari foto seorang gadis, aku akui gadis dalam foto itu sungguh
cantik, memenuhi kriteria wanita cantik yang biasanya dikatakan sebagian besar
orang. Beginilah kurang lebih komentar 3 orang laki-laki pada foto gadis itu
dengan sedikit perubahan:
”
Itu baru namanya gadis .. cantik nan islami.. sempuuuuurnaaaa… salam kenal..”
”Subhanallah
ada juga makhluk Allah seperti ini ya..”
”Subhanallah..”
Jika
kita lihat ke-3 komentar diatas, bisa dilihat bahwa komentarnya begitu islami
dengan kata-kata Subhanallah namun juga menyiratkan bahwa sang komentator
begitu menikmati kecantikan sang gadis di dalam foto. Hal ini menandakan bahwa
siapapun yang melihat foto itu memang pada akhirnya akan menikmati kecantikan
sang gadis berjilbab. Allahurobbi,, akankah kita -para akhwat- rela jika
kecantikan diri kita dapat dengan bebas dinikmati oleh orang lain yang belum
halal bagi kita bahkan belum kita kenal?
Mungkin
akan ada sebagian dari kita -para akhwat- yang akan menepisnya: ”Aaahh,, itu
kan foto close up. Kalo foto bareng-bareng ya gpp donk??”
Hmm..
ada satu lagi yang kutemukan di dunia maya mengenai foto muslimah berjilbab.
Pernah suatu hari, ketika diri ini mencari gambar kartun akhwat untuk sebuah
publikasi acara LDF (Lembaga Da’wah Fakultas) di mbah google, kutemukan foto
muslimah berjilbab yang sudah diedit sedemikian rupa hingga menjadi sebuah
gambar porno. Memang gambar itu tidak kutemukan langsung diawal-awal halaman
pencarian google, tapi berada di halaman kesekian puluh dari hasil pencarian
keyword yang aku masukkan. Terlihat foto wajah sang muslimah begitu kecil
(kuduga dicrop dari sebuah foto) dan dibagian bawah wajah sang muslimah
berjilbab diedit dengan dipasangkan foto/gambar sesuatu yang seharusnya tidak
diperlihatkan. Naudzubillahimindzalik..
Bagaimana
perasaan kita jika seandainya melihat foto diri kita sendiri yang sudah diedit
menjadi gambar porno dan dinikmati oleh orang banyak di dunia maya? Atau
bagaimana perasaan kita jika ada kerabat dekat yang melihat foto kita yang
sudah diedit sedemikian rupa menjadi gambar porno?
Semoga
saja hal ini tidak menimpa diri kita. Ya Rabb,, bantu kami –para akhwat- untuk
menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin
kita bisa mengambil teladan dari kejadian di bawah ini…
Suatu
ketika, diri ini menemukan blog (multiply, red) seorang ustadz. Dalam blog itu,
terlihat foto sang ustadz bersama ketiga anaknya yang masih kecil, tanpa
terlihat ada istrinya. Di bawah foto itu diberi keterangan:”mohon maaf tidak
menampilkan foto istri saya..”
Dari
situ aku ambil kesimpulan bahwa sang ustadz sepertinya memang tidak ingin
menampilkan foto sang istri. Bisa jadi karena begitu besar cintanya terhadap
sang istri, maka tak boleh ada yang menikmati kecantikan sang istri selain
dirinya, begitu dijaga sekali kemuliaan istrinya. Ya Rabb,, semoga kami -para
akhwat- bisa menjaga kemuliaan diri kami..
Mungkin
kita bisa mengambil hikmah dari kejadian di bawah ini…
Baru
saja kemarin, di perkampungan multiply, MP, ada berita bahwa ada seorang ikhwan
yang tiba-tiba minta ta’aruf dengan seorang akhwat padahal belum kenal sang
akhwat dan hanya melihat foto sang akhwat di FB. Huufffhh.. ada-ada aja..
Jika
diliat dari akar masalahnya mungkin berasal dari foto sang akhwat di FB, bukan
begitu??
Jadi,
apa yang akan kita –para akhwat- lakukan setelah ini??
****
Tulisan
ini dipublish terutama ditujukan pada diri sendiri sebagai seorang akhwat yang
masih harus terus belajar menjaga kemuliaan diri serta untuk saling
mengingatkan para facebookers yang lain. Semoga kita bisa menjaga kemuliaan
diri kita sebagai seorang akhwat ketika berada di dunia maya. Ketika kita -para
akhwat- ingin mengupload foto pribadi atau bersama sahabat seperjuangan di
dunia maya, tanyakan lagi pada hati kita: untuk apa foto itu dipublish di dunia
maya, timbangkanlah masak-masak sebelum menguploadnya, lebih banyak manfaat
atau mudharatnya. Tentunya bukan hanya masalah foto yang terpampang di dunia
maya yang mengharuskan kita menjaga kemuliaan diri tapi juga ketika kita
berinteraksi di dunia maya, entah melalui comment ataupun fasilitas chat yang
bersifat lebih privacy.
”Kejahatan
itu bukan hanya sekadar berasal dari niat seseorang untuk berbuat jahat tapi
karena ada kesempatan.
Waspadalah..Waspadalah..”
Waspadalah..Waspadalah..”
Semangat
bermanfaat!
Jadikan
dunia maya sebagai ladang amal kita
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama