Keluarga Sakinah, Modal Untuk Reuni Di Surga [2]

Menjadi Imam Yang Adil

Saudaraku, dengan izin Allah Subhanahu Wata’ala jualah Anda sampai pada saat yang paling indah, paling bahagia, tetapi juga paling mendebarkan dalam kehidupan Anda. Saat paling indah, sebab mulai sejak sekarang cinta tidak lagi berbentuk khayalan dan impian. Saat yang paling bahagia, sebab akhirnya Anda berhasil mendampingi wanita yang Anda cintai. Saat yang paling mendebarkan, sebab mulai saat ini Anda memikul amanat untuk menjadi pemimpin (qowwam) keluarga.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء بِمَا فَضَّلَ اللّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ وَاللاَّتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلاَ تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلاً إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلِيّاً كَبِيراً

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah Subhanahu Wata’ala telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu maka wanita yang salehah, ialah yang taat kepada Allah Subhanahu Wata’ala lagi memelihara diri [tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah Subhanahu Wata’ala telah memelihara (mereka) [mempergauli istrinya dengan baik]. wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya [meninggalkan rumah tanpa izin suami], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. An Nisa (4) : 34)

Menyusahkannya, maksudnya  untuk memberi peljaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.

Kalau pada saat ini dada Anda berguncang, darah Anda berdebur, dan suara Anda bergetar, itu adalah pertanda Anda tengah memasuki babak baru dalam kehidupan Anda. Dahulu Anda adalah manusia bebas yang boleh pergi sesuka Anda. Tetapi sejak hari ini Anda belum juga pulang setelah larut malam, di rumah Anda ada seorang wanita yang tidak bisa tidur karena mencemaskan Anda. Kini, bila berhari-hari Anda tidak pulang tanpa berita, di kamar Anda ada seorang perempuan lembut yang akan membasahi bantalnya dengan linangan air mata. Dahulu bila Anda mendapat musibah, Anda hanya mendapat ucapan ‘turut berduka cita’ dari sahabat-sahabat Anda. Tetapi kini, seorang istri akan bersedia mengorbankan apa saja agar Anda meraih kembali kebahagiaan Anda. Anda sekarang mempunyai kekasih yang diciptakan Allah Subhanahu Wata’ala untuk berbagi suka dan duka, berbagi rasa dan empati dengan Anda.

Saudaraku, wanita yang duduk di samping Anda bukanlah segumpal daging yang dapat Anda kerat dengan tidak semena-mena, dan bukan pula budakm belian yang dapat Anda perlakukan sewenang-wenang. Ia adalah wanita yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wata’ala untuk membuat hidup Anda lebih indah dan lebih bermakna. Ia adalah amanat Allah Subhanahu Wata’ala yang akan Anda pertanggungjawabkan di hadapan-Nya.

اِثْنَانِ يُعَجِّلُهُمَا اللهُ فِي الدُّنْيَا اَلْبَغْيُ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ

“Ada dua dosa yang akan didahulukan Allah Subhanahu Wata’ala siksanya di dunia ini juga, yaitu al baghyu dan durhaka kepada orangtua.” (HR. Turmudzi, Bukhari dan Thabrani).

Al baghyu adalah berbuat sewenang-sewenang, berbuat zalim dan menganiaya orang lain. Dan al-baghyu yang paling dimurkai Allah Subhanahu Wata’ala ialah berbuat zalim terhadap istri sendiri. Termasuk al-baghyu ialah menterlantarkan istri, menyakiti hatinya, merampas kehangatan cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikannya dalam mengambil keputusan, dan mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama Anda. Karena itulah Rasulullah Saw. mengukur tinggi rendahnya martabat seorang laki-laki dilihat dari cara ia bergaul dengan istrinya.

مَا أَكْرَمَ النِّسَاءَ اِلاَّ كَرِيْمٌ وَمَاأَهَانَهُنَّ اِلاَّ لَئِيْمٌ

“Tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia. Tidak merendahkan wanita kecuali laki-laki yang rendah juga.”

“Laki-laki yang tidak sukses dalam mengendalikan keluarganya, membiarkannya berbuat maksiat, ia termasuk dayyus (bencong). Tidak akan masuk surga orang yang bencong (la yadkhulul jannata dayyusan).”(al-Hadits).

Rasulullah Muhammad adalah manusia yang paling mulia. Ia melayani keperluan istrinya, memasak, menyapu lantai, memerah susu, dan membersihkan pakaian, cerita Aisyah. Dia memanggil istrinya dengan gelaran yang baik. Ya humaira (wahai yang memiliki pipi kemerah-merahan).

Sepeninggal Rasulullah ada beberapa orang menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan perilaku Rasulullah saw. Aisyah sesaat tidak menjawab pertanyaan itu. Air matanya berderai, kemudian dengan nafas panjang, Ia berkata :

كَانَ كُلُّ أَمْرِهِ عَجَبًا

(semua perilakunya mengagumkan).

Ketika didesak untuk menceritakan perilaku Rasul yang paling mempesona, Aisyah kemudian mengisahkan bagaimana Rasulullah yang mulia bangun di tengah malam dan meminta izin kepada Aisyah untuk shalat malam. Izinkan aku menyembah Tuhanku, ujar Rasulullah kepada Aisyah. Bayangkan, sampai shalat malam saja diperlukan izin istrinya. Disitu terhimpun kemesraan, kesucian, kesetiaan dan penghormatan.

Muliakan istri saudara sedemikian rupa sehingga kelak, bila Allah Subhanahu Wata’ala menakdirkan Anda meninggal dahulu, lalu kami tanyai istri Anda tentang perilaku Anda, ia akan menjawab seperti Aisyah : Ah ………… semua perilakunya indah, mengagumkan.

Menjadi Makmum Yang Taat

Saudariku, Rasulullah saw pernah bersabda :

وَلَوْ كُنْتُ اَ مِرًا اَحَدًا اَنْ يَسْجُدَ ِلاَحَدٍ لَاَمَرْتُ النِّسَاءَ اَنْ يَسْجُدْنَ لِاَزْوَاجِهِنَّ لِمَا جَعَلَ اللهُ لَهُمْ عَلَيْهِنَّ مِنَ الْحَقِّ

“Seandainya aku boleh memerintahkan manusia bersujud kepada manusia lain, akan aku perintahkan istri untu bersujud kepada suaminya karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wata’ala atas mereka.” (HR. Abu Daud, Al Hakim, dan At Turmudzi)

Banyak istri yang menuntut agar suaminya membahagiakan mereka. Jarang terpikirkan bagaimana ia berupaya membahagiakan suami. Mawaddah dan rahmah tumbuh berkembang dalam suasana memberi bukan mengambil. Cinta adalah sharing – saling berbagi.

Saudariku, Anda boleh memberi apa saja yang Anda miliki kepada pasangan Anda. Tetapi, bagi suami, tiada suatu pemberian istri yang paling membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi rasa, berbagi kesenangan dan penderitaan.

Di luar rumah ia menemukan wajah-wajah tegar, mata-mata tajam, ucapan kasar, pergumulan hidup yang berat, digoncangkan dengan berbagai kesulitan. Ia ingin kembali ke rumah, disitu ditemukan wajah yang ceria, penerimaan yang tulus, ucapan yang lembut, pAndangan mata yang sejuk, yang bersumber dari keteduhan kasih sayang Anda. Suami saudari ingin mencairkan seluruh beban jiwanya dengan kehangatan air mata yang keluar dari telaga kasih sayang Anda.

خَيْرُ النِّسَاءِ الَّتِيْ اِذَا نَظَرْتَ اِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَاِذَا اَمَرْتَهَا اَطَاعَتْكَ وَاِذَا غِبْتَ عَنْهَا حَفِظَتْكَ فِي نَفْسِهَا وَمَالِكَ

“Istri yang paling baik ialah yang membahagiakanmu bila kamu memandangnya, yang mematuhimu bila kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada.” (HR. Thabrani).

Allah Subhanahu Wata’ala membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah Subhanahu Wata’ala; dan dikatakan (kepada keduanya): “Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam).” (QS. At-Tahrim (66) : 10).

Artinya, nabi-nabi sekalipun tidak dapat membela isteri-isterinya atas azab Allah Subhanahu Wata’ala apabila mereka menentang agama.

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِينَ

“Dan Allah Subhanahu Wata’ala membuat isteri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah Aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah Aku dari kaum yang zhalim. Dan (Ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, Maka kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat.” (QS. At-Tahrim (66) : 11-12).

Surga itu terletak di bawah telapak kaki kaum ibu, kata Rasulullah. Apakah rumah tangga yang Anda bangun hari ini akan menjadi surga dan neraka tergantung Anda sebagai ratu rumah tangga (rabbatul bait). Rumah tangga akan menjadi surga (baitii jannatii) bila di dalamnya ada hiasan kesabaran, kesetiaan dan kesucian.

“(Wahai kaum wanita), ingatlah ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala dan al-hikmah yang dibacakan di rumah-rumah kamu. Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala Maha Penyayang dan Maha Mengetahui.” (QS. Al Ahzab (33) : 34).

Saudariku, kelak bila perahu rumah tangga Anda bertubrukan dengan kerikil tajam, bila impian ketika remaja menjelma menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit pulau idaman di guncang badai, kami ingin melihat Anda tetap teguh, tegar di samping suami Anda. Anda tetap tersenyum walaupun langit berawan tebal. Sedotlah haul dan kekuatan Allah Subhanahu Wata’ala, dengan bangun malam. Jika pada saat yang bersamaan suami Anda mengaminkan doa yang Anda panjatkan, insya Allah Subhanahu Wata’ala harapan Anda akan segera dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala Swt. Tiada pemAndangan yang terindah bagi suami Anda kecuali Anda berdoa dengan suara lirih untuk kebahagiaannya.

Aisyah pernah cemburu kepada kepada Khadijah, dan berkata :

مَا غِرْتُ مِنِ امْرَاَةٍ مَا غِرْتُ مِنْ خَدِ يْجَةَ

“Aku tidak pernah menaruh cemburu terhadap seorang perempuan sebagaimana aku cemburu terhadap Khadijah.” Rasulullah senantiasa terkenang dengan istri pertamanya itu, sekalipun secara fisik telah berpisah. Beliau bersabda :

اَمَنَتْ بِيْ اِذْ كَذِبَنِي النَّاسُ , وَوَاسَتْنِيْ بِمَا لِهَا اِذَ حَرَمَنِي النَّاسُ

“Khadijah beriman kepadaku pada saat orang mendustakan daku. Dan Khadijah membantuku dengan harta kekayaannya pada saat orang menghentikan pertolongan kepadaku.”

Saudariku, seandainya ditakdirkan Allah Subhanahu Wata’ala Anda meninggal dunia lebih dahulu, lalu kami menemui suami Anda dan kami tawarkan pengganti Anda, pada saat itu suami Anda akan marah seperti Rasulullah yang mulia berkata, ketika Aisyah merasa cemburu dengan Khadijah. Ia berkata: “Demi Allah Subhanahu Wata’ala, tidak ada yang dapat menggantikan dia. Dia yang memperkuat hatiku ketika aku hampir berputus asa. Dia mempercayaiku ketiak semua orang menjauhiku. Dia memberikan ketulusan hati ketika semua orang mengkhianatiku.”

اَيُّمَا امْرَاَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتْ اَلْجَنَّةَ

“Bila seorang wanita meninggal dunia, sedangkan suaminya ridha sekali dengan tingkah lakunya ketika ia masih hidup, maka wanita itu masuk surga.”

Jika suami dalam keluarga berhasil menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana, disupport dengan sami’na wa ‘atha’na istri (sendiko dhawuh), dan diteladani oleh anak keturunannya, mereka akan reuni di surga, kelak.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (QS. Ath Thur (52) : 21)

Alhasil,  anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah Subhanahu Wata’ala derajatnya sebagai derajat bapak- bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga. Itulah sebaik-baiknya reuni di surga.

Marilah arahkan pasangan kita atau kita antarkan pernikahan kita untuk mengayuh kapal rumah tangga dengan bekal taqwa. Semoga dengan tiket dari Allah Subhanahu Wata’ala ini akan menyelamatkan keduanya dari gelombang yang akan menerpa dinding-dinding kapal (QS. Al Baqoroh : 197).

Selamat berlabuh untuk menempuh batera kehidupan baru, semoga selamat dan bahagia sampai pulau idaman.*

Oleh: Shalih Hasyim

Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama