Faktor - Faktor Penghalang Terkabulnya Do’a

Banyak orang yang berdoa melakukan perbuatan yang menyebabkan doa mereka ditolak dan tidak dikabulkan, karena ketidaktahuan mereka tentang syarat-syarat doa. Padahal apabila tidak terpenuhi salah satu syarat tersebut, maka doa tersebut tidak dikabulkan. Adapun syarat-syarat yang terpenting antara lain.

1. IKHLAS

Sebagaimana firman Allah I :  “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya.” [Ghafir : 14]
Ibnu Katsir mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdoa hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara dan madzhab mereka. [Tafsir Ibnu Katsir 4/73]
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata bahwasanya Ar-Rabii’ datang kepada ‘Alqamah pada hari Jum’at dan jika saya tidak ada dia memberikan kabar kepada saya, lalu ‘Alqamah bertemu dengan saya dan berkata : “Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii?” Dia menjawab : “Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan ? Karena Allah tidak menerima doa kecuali yang ikhlas.” Saya berkata : “Bukankah itu telah dikatakannya ?” Dia berkata : Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum’ah, riya’ dan main-main tetapi Allah menerima orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk hatinya.” [Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad 2/65 No. 606. Dishahihkan sanadnya oleh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad No. 473. Nakhilah maksudnya adalah iikhlas, Masma' adalah orang yang beramal untuk dipuji atau tenar].
Termasuk syarat terkabulnya doa adalah tidak beribadah dan tidak berdoa kecuali kepada Allah I. Jika seseorang menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah I baik kepada para Nabi atau para wali seperti mengajukan permohonan kepada mereka, maka doanya tidak terkabulkan dan nanti di akhirat termasuk orang-orang yang merugi serta kekal di dalam Neraka Jahim bila dia meninggal sebelum bertaubat.

 

2 & 3  TIDAK BERDO’A UNTUK SESUATU DOSA ATAU MEMUTUSKAN SILATURAHMI

Dari Abu Said bahwasanya Rasulullah e bersabda : “Apabila seorang muslim berdo’a dan tidak memohon suatu yang berdosa atau pemutusan kerabat kecuali akan diakabulkan oleh Allah salah satu dari tiga ; Akan dikabulkan doanya atau ditunda untuk simpanan di akhirat atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya.” [Musnad Ahmad 3/18. Imam Al-Mundziri mengatakannya Jayyid (bagus) Targhib 2/478].
Syaikh Al-Mubarakfuri berkata bahwa yang dimaksud “tidak berdoa untuk suatu yang berdosa” artinya berdoa untuk kemaksiatan. Suatu contoh : “Ya Allah takdirkan aku untuk bisa membunuh si fulan.”, sementara si fulan itu tidak berhak dibunuh. Atau “Ya Allah berilah aku rizki untuk bisa minum khamer.” atau “Ya Allah pertemukanlah aku dengan seorang wanita untuk berzina.” Atau berdoa untuk memutuskan silaturrahmi suatu contoh : “Ya Allah jauhkanlah aku dari bapak dan ibuku serta saudaraku.” atau doa semisalnya. Doa tersebut pengkhususan terhadap yang umum. Imam Al-Jaziri berkata bahwa memutuskan silaturahmi bisa berupa tidak saling menyapa, saling menghalangi dan tidak berbuat baik dengan semua kerabat dan keluarga.

4.  HENDAKNYA MAKANAN & PAKAIAN DARI YANG HALAL & BAGUS

Dari Abu Hurairah t bahwasanya Rasulullah e menyebutkan : “Seorang laki-laki yang lusuh lagi kumal karena lama bepergian mengangkat kedua tanganya ke langit tinggi-tinggi dan berdoa : Ya Rabbi, ya Rabbi, sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dagingnya tumbuh dari yang haram, maka bagaimana doanya bisa terkabulkan?” [Shahih Muslim, kitab Zakat bab Qabulus Sadaqah 3/85-86].
Imam An-Nawawi berkata bahwa yang dimaksud lama bepergian dalam rangka beribadah kepada Allah I seperti haji, ziarah, bersilaturrahmi dan yang lainnya. Pada zaman sekarang ini berapa banyak orang yang mengkonsumsi makanan, minuman dan pakaian yang haram baik dari harta riba, perjudian atau harta suap yang yang lainnya. [Syarh Shahih Muslim 7/100]
Ahli Syair berkata : “Kita berdoa dan menyangka doa terangkat padahal dosa menghadangnya lalu doa tersebut kembali. Bagaimana doa kita bisa sampai sementara dosa kita menghadang di jalannya.” [Al-Azhiyah dalam Ahkamil Ad'iyah hal. 141].

5.  TIDAK TERGESA-GESA DALAM MENUNGGU TERKABULNYA DO’A

Dari Abu Hurairah t bahwasanya Rasulullah e bersabda : “Akan dikabulkan permintaan seseorang di antara kamu, selagi tidak tergesa-gesa, yaitu mengatakan : Saya telah berdoa
tetapi belum dikabulkan.” [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/153. Shahih Muslim, kitab Do'a wa Dzikir 8/87]
Al-hafizh Ibnu Hajar berkata : “Yang dimaksud dengan sabda Nabi e : ‘Saya berdoa tetapi tidak dikabulkan’, Ibnu Baththaal berkata bahwa seseorang bosan berdoa lalu meninggalkannya, seakan-akan mengungkit-ungkit dalam doanya atau mungkin dia berdoa dengan baik sesuai dengan syaratnya, tetapi bersikap bakhil dalam doanya dan menyangka Allah I tidak mampu mengabulkan doanya, padahal Dia dzat Yang Maha Mengabulkan doa dan tidak pernah habis pemberian-Nya.” [Fathul Bari 11/145]
Syaikh Al-Mubarakfuri berkata bahwa Imam Al-Madzhari berkata: “Barangsiapa yang bosan dalam berdoa, maka doanya tidak terkabulkan sebab doa adalah ibadah baik dikabulkan atau tidak, seharusnya seseorang tidak boleh bosan beribadah. Tertundanya permohonan boleh jadi belum waktunya doa tersebut dikabulkan karena segala sesuatu telah ditetapkan waktu terjadinya, sehingga segala sesuatu yang belum waktunya tidak akan mungkin terjadi, atau boleh jadi permohonan tersebut tidak terkabulkan dengan tujuan Allah I mengganti doa tersebut dengan pahala, atau boleh jadi doa tersebut tertunda pengabulannya agar orang tersebut rajin berdoa sebab Allah I sangat senang terhadap orang yang rajin berdoa karena doa memperlihatkan sikap rendah diri, menyerah dan merasa membutuhkan Allah I. Orang yang sering mengetuk pintu akan segera dibukakan pintu dan begitu pula orang yang sering berdoa akan segera dikabulkan doanya. Maka seharusnya setiap kaum Muslimin tidak boleh meninggalkan berdoa.[Mir'atul Mafatih 7/349].

PERMASALAHAN/SYUBHAT
Allah berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir : 60)
Banyak orang yang berdo’a tetapi tidak dikabulkan, kalau seandainya ayat tersebut sesuai dengan zhahirnya pasti tidak mungkin doa tersebut ditolak.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menjawab bahwa setiap orang yang berdoa pasti terkabulkan tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu pemberian lain, sebagaimana hadits dari ‘Ubadah bin Shamit bahwasanya e bersabda : “Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya.” [Fathul Bari 11/98]

6 & 7 HENDAKNYA BERDO’A DENGAN HATI YANG KHUSYU’ & MEYAKINI BAHWA DOA’NYA PASTI AKAN DIKABULKAN

Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Rasulullah e bersabda : “Hati itu laksana wadah dan sebahagian wadah ada yang lebih besar dari yang lainnya, maka apabila kalian memohon kepada Allah, maka mohonlah kepadaNya sedangkan kamu merasa yakin akan dikabulkan karena
sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai.” [Musnad Ahmad 2/177, Mundziri dalam kitab Targhib 2/478, Al-Haitsami dalam Majma Zawaid 10/148]
Syaikh Al-Mubarakfuri berkata bahwa yang dimaksud dengan sabda Nabi e : “dan kalian yakin akan dikabulkan” adalah pengharusan, artinya berdoalah sementara kalian bersikap dengan sifat yang menjadi penyebab terkabulnya doa.
Imam Al-Madzhari berkata bahwa hendaknya orang yang bedoa merasa yakin bahwa Allah I akan mengabulkan doanya sebab sebuah doa tertolak mungkin disebabkan yang diminta tidak mampu mengabulkan atau tidak ada sifat dermawan atau tidak mendengar terhadap doa tersebut, sementara kesemuanya sangat tidak layak menjadi sifat Allah I. Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Maha Tahu dan Maha Kuasa yang tidak menghalangi doa hamba-Nya. Jika seorang hamba tahu bahwa Allah I tidak mungkin menghalangi doa hamba-Nya, maka seharusnya kita berdoa kepada Allah I  dan merasa yakin bahwa doanya akan dikabulkan oleh Allah I.
PERMASALAHAN/SYUBHAT
Seandainya ada orang yang mengatakan bahwa kita dianjurkan agar kita selalu yakin bahwa doa kita akan terkabulkan dan keyakinan itu akan muncul jika doa pasti dikabulkan, sementara kita melihat sebagian orang terkabul doanya dan sebagian yang lainnya tidak terkabulkan, bagaimana kita bisa yakin ?
Jawabannya adalah : Orang yang berdoa pasti terkabulkan dan pemintaannya pasti diberikan kecuali bila dalam catatan azali Allah doa tersebut tidak mungkin dikabulkan, akan tetapi dia akan dihindarkan oleh Allah I dari musibah semisalnya dengan permohonan yang dia minta sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits. Atau diberi ganti yang berupa pahala dan derajat di akhirat. Karena doa adalah ibadah dan barangsiapa yang beribadah dengan baik, maka tidak mungkin akan dihalangi dari pahala. Yang dimaksud dengan sabda Nabi : “dari hati yang lalai” adalah hati yang berpaling dari Allah I atau berpaling dari yang dimintanya. [Mir'atul Mafatih 7/360-361]
Disalin dari buku Jahalatun nas fid du’a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdo’a oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 158-167, terbitan Darul Haq, penerjemah Zaenal Abidin, Lc.
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama