Musibah
yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini menjadi pelajaran nyata,
bahwa maut tak diduga datangnya.
Apakah kita sudah siap menghadapinya?
Dan kematian mendadak adalah salah satu tanda kecil dari tanda-tanda
kiamat, sebagaimana yang disinyalir dalam hadits Rasulullah. Semoga
artikel berikut menjadi bahan renungan bagi kita untuk memperbaiki diri
kita sebelum maut datang menjemput.
Kematian mendadak merupakan salah satu dari tanda-tanda dekatnya hari
Kiamat. Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya di
antara tanda-tanda hari kiamat adalah … munculnya kematian mendadak.”
[HR. Thabrani, Dhiya' Al-Maqdisi. Dihasankan Syaikh Al-Albani dalam
Shahih Al-Jami' no. 5775]
Sabda Nabi tersebut, pada zaman ini benar-benar sudah nyata. Kita lihat,
seseorang yang sehat kemudian mati tiba-tiba. Orang-orang sekarang
menyebutnya “serangan jantung”. Orang yang berakal hendaklah
memperhatikan dirinya. Segeralah bertaubat kepada Penguasanya, sebelum
kedatangan kematian mendadak yang tidak disangkanya!
Imam Bukhari telah mengingatkan hal ini dalam sya’ir beliau
Manfaatkanlah keutamaan ruku’ (shalat; ibadah) di saat longgar.
Karena boleh jadi kematianmu datang tiba-tiba.
Berapa banyak orang sehat yang aku lihat tanpa penyakit,
Jiwanya yang sehat pergi dengan tiba-tiba.
Al-Hafizh Ibnu Hajar menyatakan, “Termasuk perkara yang mengherankan,
bahwa beliau (Imam Bukhari) mengalaminya (kematian mendadak) atau yang
semacamnya.” [Hadyus Sari, hal. 48. Dinukil dari kitab Asyratus Sa'ah,
hal. 199, karya Syaikh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil]
Seorang yang mulia mengatakan, “Banyak di antara kawanku yang telah
melepaskan nyawanya saat memperturutkan syahwatnya, menjadi tawanan
kenikmatan, lalai mengingat maut dan hisab.”
Setelah Allah memberi petunjuk kepadaku untuk mentaati-Nya, aku
segera menemui sahabatku untuk menasehatinya. Mengajaknya kepada
ketaatan dan mengancamnya dari kemaksiatan. Tetapi, dia hanya beralasan
dengan keadaannya yang masih muda. Dia telah tertipu oleh panjang
angan-angan.
Maka, demi Allah, kematian telah mendatanginya secara mendadak,
sehingga hari ini dia telah berada di dalam tanah, terkubur. Dia telah
terbelenggu dengan keburukan-keburukan yang telah dilakukannya.
Kenikmatan telah hilang darinya. Penyanyi-penyanyi wanita telah
meninggalkannya.
Tinggallah berbagai tanggungjawab pada lehernya. Dia telah menghadap
kepada Al-Jabbar (Allah Yang Maha Perkasa) … dengan amalan-amalan
orang-orang yang fasik dan durhaka.
Semoga Allah melindungiku dan Anda … dari catatan amal, seperti
catatan amalnya, dan dari akhir kehidupan, seperti akhir kehidupannya.
Maka bertaqwalah kepada Allah, wahai hamba Allah! Janganlah engkau
menjadi seperti dia, sedangkan engkau tahu bahwa dunia ini telah
berjalan ke belakang, dan akhirat berjalan mendatangi.
Ingatlah saat kematian dan perpindahan. Dan (ingatlah) yang akan
tergambarkan di hadapanmu, berupa banyaknya keburukan dan sedikitnya
kebaikan.
Maka, apa yang ingin engkau amalkan pada saat itu, segeralah amalkan
sejak hari ini. Dan apa yang ingin engkau tinggalkan, maka
(tinggalkanlah) sejak sekarang.
Maka seandainya kita telah mati, kita dibiarkan.
Sesungguhnya kematian itu merupakan kenyamanan seluruh yang hidup,
Tetapi jika kita telah mati, kita pasti dibangkitkan.
Dan setelah itu, kita akan ditanya tentang segala sesuatu. [Kitab
Ahwalul Qiyamah, hal. 4-5. Secara ringkas dinukil dari Mukhtasar Ahkamul
Janaiz, karya Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi.]
(Dikutip dari majalah As-Sunnah 12/VIII/1426H hal 29. Oleh Abu Ismail Muslim Al-Atsari).
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama