Kata orang, “Sabar itu ada batasnya”, atau “Habis sudah kesabaranku!”, “Masak disuruh sabar terus??”.
Maka katakanlah, “Dalam Islam, sabar itu tidak ada batasnya. Dan nasehat
yg paling baik dan sangat berharga adalah nasehat utk bersabar.”
APA BUKTINYA BAHWA NASEHAT ‘BERSABAR’ ADALAH NASEHAT YG PALING BAIK DAN UTAMA?? BUKTINYA, BACA KISAH BERIKUT INI:
Ketika diutusnya Rosululloh untuk menyampaikan kebenaran dari Alloh dan
mengeluarkan manusia dari gelapnya kesesatan yang menyelubungi kehidupan
mereka. Berita tentang datangnya Nabi baru itu tak lepas juga dari
perhatian ‘Ammar bin Yasir. Kemudian dengan rasa penasaran ia mendatangi
Rosululloh di rumah Arqom bin Arqom dan mendengarkan langsung wahyu
yang diturunkan kepada beliau . Hatinya pun tertambat dan merasakan
ketenangan yang tiada tara, yang menjadikan Alloh membuka hatinya untuk
memeluk Islam. Setelah membaca dua kalimat syahadat, ia langsung menemui
ibunya, Sumayyah, dan menawarkan agama baru itu kepada ibunya. Gayung
pun bersambut, hati wanita tua yang telah lama kosong itu pun disinari
cahaya Ilahi. Tanpa keraguan sedikit pun, begitu juga suaminya, Yasir,
yang juga bersegera menyambut ajakan putranya untuk memeluk Islam.
Maka bergabunglah keluarga yang bersahaja itu dalam bahtera Islam,
yang pada masa itu para pengikutnya sangat terkekang dan disudutkan,
terutama bagi mereka dari golongan rendah seperti keluarga Yasir.
Mendengar berita keislaman keluarga Yasir, orang-orang musyrikin,
terutama Bani Makhzum, menjadi murka dan berang. Bila sahabat Rosululloh
yang lain, seperti Abu Bakar, terlindungi oleh kaumnya karena
kedudukannya, maka keluarga Yasir dan Sumayyah setelah Bani Makhzum
menabuhkan genderang perangnya terhadap Islam, tak ada lagi yang dapat
melindungi mereka dari hinaan dan siksaan kaum kafir Quraisy. Hanya
Alloh-lah yang dapat melindungi mereka dari segalanya. Tidaklah
seseorang dikatakan beriman kecuali setelah diuji dan diberi cobaan
dalam agama dan kehidupan mereka. Jika mereka mampu bersabar maka mereka
itulah orang-orang yang benar dan tulus keimanannya.
Itulah yang sekarang menimpa Sumayyah dan suaminya serta putranya.
Orang-orang Quraisy tanpa rasa iba dan kasih sayang menyeret mereka di
jalanan dan membawa mereka ke padang pasir di tengah terik matahari,
dengan memakaikan baju besi kepada mereka untuk menambah penderitaan
mereka. Setelah keringat mereka berhenti mengalir, tubuh mereka kering,
dan darah mereka mulai bercucuran, mereka dipaksa untuk kembali murtad
dari agama Islam dan dipaksa untuk menghina dan mencaci Rosululloh , dan
memuji tuhan-tuhan mereka. Namun hati-hati yang telah mendapatkan
ketenangan dan kedamaian dari petunjuk Alloh itu tak bergeming sedikit
pun, walau disiksa dan dibunuh sekalipun. Panasnya matahari tak lagi
mereka takuti, mereka lebih takut akan siksa api neraka yang
berlipat-lipat lebih panas dari panasnya matahari di dunia. Kejamnya
para penyiksa tak juga mereka takuti, karena mereka lebih takut kepada
Alloh yang maha pedih siksanya dan berkuasa atas segala sesuatu. Makin
tubuh mereka disiksa makin bertambah keimanan dan penyerahan diri mereka
kepada Alloh.
Rosululloh setiap kali melewati mereka, beliau berkata: “Bersabarlah
wahai keluarga Yasir, sesungguhnya yang dijanjikan bagi kalian adalah
surga.” Ya.. surga adalah sesuatu yang paling berharga. Sudah selayaknya
sesuatu yang berharga dibayar mahal sesuai dengan nilainya, dan untuk
mendapatkannya diperlukan kesabaran dan pengorbanan.
Tubuh Yasir yang sudah renta tak mampu bertahan di bawah penyiksaan,
hingga akhirnya ruhnya meninggalkan dunia yang fana ini menghadap Alloh
untuk mencari sesuatu yang kekal yang telah dijanjikan Alloh dan
Rosul-Nya.
Keadaan Sumayyah juga sangat menyedihkan. Siksaan demi siksaan ia
hadapi dengan penuh kesabaran. Tak sedikit pun terbetik dalam hatinya
untuk menyerah dan kembali kepada agamanya yang dulu setelah cahaya
Islam menerangi relung hatinya. Abu Jahal yang melihat kekerasan hati
wanita itu mendekatinya dan mengeluarkan kata-kata jorok serta menghina
Sumayyah sepuasnya. Namun Sumayyah dengan tegas menjawab dengan jawaban
yang membuat Abu Jahal berang dan merah mukanya. Dengan hati sangat
mendongkol ia mengambil tombak dan menusukkannya ke arah kemaluan
Sumayyah sehingga tembus sampai ke punggungnya. Maka berakhirlah siksaan
yang diderita Sumayyah. Ia wafat dengan penuh keridhoan dan dengan
mengucapkan dua kalimat syahadat. Dengan itu, maka tercatatlah Sumayyah
sebagai syahidah (wanita yang meninggal dalam keadaan syahid) pertama
dalam Islam.
Suatu ketika, ‘Ammar berkata kepada Rosululloh : “Wahai Rosululloh ,
siksaan yang kami derita rasanya sudah mencapai puncaknya.” Maka
Rosululloh berkata kepadanya: “Bersabarlah wahai Abal Yaqdhon.
Ketahuilah, tidak satu pun keluarga Yasir yang akan disiksa dengan
neraka.” Dan ketika Abu Jahal terbunuh pada perang Badar, Rosululloh
berkata kepada ‘Ammar bin Yasir: “Alloh telah membinasakan orang yang
telah membunuh ibumu.”
Lihatlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah sebagai nasehatnya untuk keluarga Yasir??
Yaitu “Bersabar…” “Bersabar…” “Bersabar…” dan terus bersabar….
Tidakkah kita melihat bahwa keluarga Yasir baru masuk Islam dan
keimanannya masih lem…ah kala itu, ditambah lagi mereka harus menghadapi
siksaan2 yg pedih oleh kaumnya, dan keluarga Yasir berharap ada yg mau
membantu atau menolongnya. Lantas kenapa Rasulullah hanya memberikan
nasehat “Sabar…sabar…dan sabar”? Itu membuktikan bahwa nasehat
“Kesabaran” adalah nasehat yg paling baik dan sangat berharga sekali,
namun kita tidak mengetahui akan hal itu. Orang2 yang tidak mengerti
akan hakikat Sabar, ketika dinasehati untuk bersabar, maka banyak dari
mereka yg marah dan tidak menerima nasehat tersebut, dengan berkata
“Sabar itu ada batasnya”, atau “Habis sudah kesabaranku!”, “Masak
disuruh sabar terus??”. Bagaimana halnya jika yg memberikan nasehat itu
adalah Rasulullah?
Itulah sebabnya, orang yang sabar pasti selalu disertai oleh Allâh Ta’âla.
“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang sabar.” (QS Al Anfal : 46)
Allah berfirman,
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“… dan saling nasihat-menasihati untuk (menegakkan) yang haq, serta
nasehat-menasehati untuk (berlaku) sabar.” (QS. Al-’Ashr : 1-3)
“nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran”, yaitu mengerjakan
ketaatan dan meninggalkan keharaman.
“Dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran”, yaitu bersabar menghadapi musibah, taqdir, dan
gangguan orang-orang yang menentang amar ma’ruf nahi munkar. (Tafsir Al
Quranul ‘Azhim, Ibnu Katsir)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama