JEMPUTLAH REJEKI YANG DIBERIKAN ALLAH SWT
Sumber
rezeki sangatlah luas dan dalam. Seluas bentangan bumi dan kedalaman
samudra. Sungguh, di setiap jengkal hamparan bumi dan laut terdapat
rezeki yang bisa dikais. Permasalahannya, kerap kali manusia lebih
berorientasi menunggu rezeki daripada menjemputnya.
Lebih mementingkan selera pribadi dalam
memilih sumber rezeki ketimbang merebut kesempatan di depan mata. Lebih
mengutamakan cara yang cepat daripada berletih-letih dalam menggapainya.
Liku-liku kehidupan memang tak bisa
dikalkulasi dengan hitungan. Seakan manusia telah lalai, bahwa segala
yang terhampar di jagat raya ini ada Dzat yang mengaturnya.
Allah Ta’ala telah berfirman, artinya :“Dan tidaklah yang melata di muka bumi ini melainkan Alloh-lah yang memberi rezkinya” (QS. Hud : 6)
Karena itu, Islam menekankan setiap
Muslim agar menjemput rezeki dengan mengguna kan semua potensi dan
kekuatan yang dimilikinya. Yang pasti, dua kebaikan perlu diperhatikan.
Pertama, rezeki yang didapatkan adalah yang baik.(QS Al-Baqarah 2: 127)“Hai, orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian”
Terkait ayat di atas, Ahmad Musthafa
Al-Maraghi menyatakan betapa pentingnya seorang Muslim mengonsumsi
makanan yang halal, bersih, dan lurus.
Halal maksudnya adalah tidak mengandung
kedurhakaan terhadap Allah SWT. Bersih bermakna tidak mengandung perkara
yang melupakan Allah. Sedangkan, lurus berarti rezeki tersebut mampu
menahan nafsu dan memelihara akal.
Kedua, untuk
mendapatkan rezeki yang baik, hendaknya proses yang dilakukan dengan
menggunakan cara-cara yang baik pula. Islam melarang segala bentuk upaya
mendapatkan rezeki dengan cara-cara yang zalimRiba (Al-Baqarah [2]: 278-279)Maka jika kamu tidak mengerjakan [meninggalkan sisa riba], maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu.Dan jika kamu bertaubat [dari pengambilan riba], maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak [pula] dianiaya. (279)Judi (Al-Maidah [5]: 90)Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya [meminum] khamar, berjudi, [berkorban untuk] berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. (90)
Penipuan (gharar), Suap (risywah), dan Maksiat.
Mengapa Islam menekankan pentingnya rezeki yang halal?
Karena, setiap asupan yang masuk ke dalam
tubuh manusia akan memengaruhinya, baik secara fisik, emosional,
psikologis, maupun spiritual.
Rezeki yang halal menghadirkan ketenangan
jiwa. Hidup akan lebih terarah dan menjadikan pintu-pintu keberkahan
terbuka semakin lebar.
Selain itu, rezeki yang halal merupakan
syarat diterimanya setiap doa oleh Allah SWT. Rezeki yang halal akan
menciptakan tatanan mayarakat dan bangsa yang kuat.
Saat ini, sebagai bangsa dengan penduduk
Muslim terbesar di dunia, sepatutnya kita tidak memfasilitasi setiap
anak negeri mengais rezeki dengan cara-cara yang dilarang Allah SWT.
Mengikuti arus global, kapitalisme, dan
melupakan cara-cara nenek moyang dahulu melakukan aktivitas ekonomi.
Yakni, sistem bagi hasil, maro, atau paron ditinggalkan.
Manipulatif, spekulatif, dan ribawi
dipraktikkan. Karena itu, kini, kita selalu berada dalam sistem ekonomi
yang sangat rentan dan goyah. Krisis demi krisis selalu siap menerjang
sepanjang waktu. Petaka demi petaka berlangsung di depan mata.
Kini, saatnya kita kembali kepada sistem
yang berkeadilan dalam mencari rezeki dan berupaya meneguhkan kembali
jati diri bangsa. Semua itu bermuara pada pentingnya rezeki yang halal.
Wallahu a’lam.
Keyakinan yang mantap adalah bekal utama
dalam menjalani asbab (usaha) mencari rezeki. Ar Rahman yang menjadikan
dunia ini sebagai negeri imtihan (ujian), telah memberikan jalan keluar
terhadap problem yang dihadapi manusia. Diantaranya:
1. Berusaha dan Bekerja
Allah berfirman, artinya :
“Kalau telah ditunaikan shalat Jum’at maka bertebaranlah di muka bumi dan ingatlah Alloh sebanyak-banyaknya agar kalian bahagia.” (QS. Al Jumu’ah : 10)
2. Taqwa (Mengikuti Perintahnya dan Laranganya)
Allah berfirman, artinya :“Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. Ath Thala : 2)
3. Tawakkal (Menyerahkan urusannya kepada Allah)
Allah berfirman, artinya :”Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupi (keperluan)nya.” (QS. Ath Thalaq : 3)
4. Bersabar dan Syukur
Allah berfirman, artinya :“Kalau seandainya kalian bersyukur, sungguh-sungguh Kami akan menambah untuk kalian (nikmat-Ku) dan jika kalian mengingkarinya, sesungguhnya adzab-Ku sangat keras.” (QS. Ibrahim : 7)
5. Berinfaq / Sadaqah / Zakat
Allah berfirman, artinya :“Dan apa-apa yang kalian infaqkan dari sebagian harta kalian, maka Allah akan menggantinya.” (QS. Saba: 39)
6. Silaturahmi
Rasulullah bersabda, artinya :”Barangsiapa yang berkeinginan untuk dibentangkan rezeki baginya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menyambung silaturohmi.” (HR. Bukhori Muslim)
7. Ber Do’a dan Istigfar
Rasulullah bersabda, artinya:“Ya Allah aku meminta kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amalan yang diterima.” (HR. Ibnu Majah dan yang selainnya)
Allah berfirman, artinya :
“Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Rasulullah bersabda, artinya:
“Barang siapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan, dan Allah akan memberinya rezeki (yang halal) dari arah yang tiada disangka-sangka,” (HR Ahmad, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah dan al-Hakim)
8. Berbuat Kebaikan
Allah berfirman, artinya :
“Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS Al qashash: 84)
Rasulullah bersabda, artinya:
“Sesungguhnya Allah tidak akan zalim pada hambaNya yang berbuat kebaikan. Dia akan dibalas dengan diberi rezeki di dunia dan akan dibalas dengan pahala di akhirat.” (HR. Ahmad)
9. Berdagang
Rasulullah bersabda, artinya:
“Berniagalah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki itu ada dalam perniagaan.” (Riwayat Ahmad)
10. Bangun Pagi
Fatimah (Puteri Rasulullah) berkata bahwa
saat Rasulullah melihatnya masih terlentang di tempat tidurnya di pagi
hari, beliau (S.A.W) mengatakan kepadanya,
“Puteriku, bangunlah dan saksikanlah kemurahan hati Allah, dan janganlah menjadi seperti kebanyakan orang.Allah membagikan rezeki setiap harinya pada waktu antara mulainya subuh sampai terbitnya matahari.” (HR. Al-Baihaqi)
|
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama