Baiknya amal perbuatan itu, sebagai dari hasil baiknya budi dan hati,
dan baiknya hati adalah hasil dari kesungguhan menjalankan perintah
Allah, yaitu tidak bergerak dari apa yang didudukkan oleh-Nya (Ibnu
Atha’ilah).
Baiknya amal sangat tergantung dari baiknya hati, dan baiknya hati
sangat tergantung dari istikamahnya diri untuk selalu dekat dengan
Allah. Demikian kiranya maksud pernyataan Imam Ibnu Atha’ilah tersebut.
Saudaraku, istikamah dalam kebaikan adalah hal penting dalam hidup.
Sebab, sebuah amal yang dilakukan secara istikamah, walaupun kecil,
perlahan tapi pasti akan mendekatkan kita kepada Allah. Karena itu,
tidak ada amal kecil menurut pandangan Allah. Yang menentukan besar
kecilnya sebuah amal adalah keikhlasan hati saat melakukannya.
Ada sebuah kisah tentang Imam Al Ghazali. Suatu malam Hujjatul Islam
ini bermimpi berada di Hari Perhitungan. Dari sekian banyak amalnya, ada
satu amal yang sangat disukai Allah melebihi amal-amal lainnya.
Ternyata bukan shalat, puasa, bukan karya-karya besarnya, atau hafalan
Alqurannya, namun karena keikhlasannya menolong seekor lalat.
Ceritanya, saat ia sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat jatuh ke
dalam tinta. Segera saja Imam Al Ghazali mengambil lalat itu,
membersihkan tinta dari tubuhnya, lalu melepaskannya.
Kisah ini tentunya jangan sampai mengecilkan arti ibadah, menuntut
dan menyebarkan ilmu, atau berjihad di jalan Allah. Kisah ini
semata-mata menunjukkan betapa sesuatu yang kita anggap remeh bisa
bernilai istimewa di sisi Allah.
Karena itu, orang ikhlas tidak pusing memikirkan besar kecilnya amal.
Yang ia pikirkan adalah bagaimana agar amal tersebut diterima Allah dan
bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia.
Sejatinya, tidak ada sesuatu yang besar di dunia ini tanpa kehadiran
yang kecil. Semua yang besar tersusun dari hal-hal kecil. Buku misalnya.
Ia adalah kumpulan bab; bab adalah kumpulan paragraf; paragraf adalah
kumpulan kalimat; kalimat adalah kumpulan kata; kata adalah kumpulan
huruf; dan huruf adalah kumpulan titik. Maka setebal apapun buku,
hakikatnya adalah kumpulan dari titik.
Demikian pula dengan kesalehan dan kemuliaan akhlak. Ia adalah
kumpulan dari amal kebaikan yang dilakukan terus-menurus dengan penuh
keikhlasan. Seseorang dianggap ahli tahajud bila setiap malam ia
istikamah menjalankannya.
Sebaliknya, kita sulit menyebutnya ahli tahajud bila ia hanya sekali
dua kali melakukan tahajud. Intinya, akhlak mulai lahir dari kebiasaan,
kebiasaan lahir konsistensi kita menjalankan sebuah amal, walau amal itu
kita dianggap ringan dan kecil.
Bila yang besar itu bentukan yang kecil, maka kita jangan sekali-kali
menyepelekan yang kecil. Sebaliknya, kita harus membiasakan diri
melakukan hal-hal kecil secara istikamah, selain menjalankan
perintah-perintah yang wajib.
Senyum dengan tulus adalah hal kecil yang nilai kebaikannya luar
biasa. Termasuk pula memungut sampah, membersihkan kamar mandi,
mengongkosi teman, berbagi makanan, meminjamkan buku, menengok orang
sakit, memaafkan yang bersalah, bersedekah, mau mendengarkan, ucapan
yang baik, dsb. Andai kita istikamah (konsisten) melakukannya, jangan
heran bila Allah akan mengangkat derajat kita di hadapan manusia lain.
Ada baiknya kita mulai membuat program untuk membiasakan diri
melakukan hal-hal kecil bernilai ibadah. Saat bangun tidur misalnya,
istikamahlah berzikir, membersihkan tempat tidur, membersihkan diri,
berwudhu, menyapa atau tersenyum manis kepada anak dan pasangan kita.
Atau saat berjumpa orang lain, dahulukan diri untuk tersenyum,
mengucapkan salam, menyapa dengan penuh kesopanan. Saat hendak
beraktivitas dahului dengan membaca basmalah dan mengakhirinya dengan
hamdalah. Ketika hendak tidur, kita bisa mengawalinya dengan berwudhu,
shalat witir, dzikir, atau membebaskan pikiran dari kedengkian dan
kebencian terhadap orang lain.
Saudaraku, terus dan teruslah melakukan amal-amal kecil. Insya Allah,
dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah akan mengaruniakan kita
kemuliaan akhlak. Amin.
KH Abdullah Gymnastiar
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama