Doa Setelah Adzan


Tangis bayi yang pecah selalu mengiringi setiap kelahiran bayi di dunia fana ini. Air mata haru dan bahagia pasti yang akan dirasakan sang Bunda. Jika kita kadang merasa terganggu dengan tangisan anak kecil, momen kelahiran bayi pasti lah beda apa yang Ayah dan Bundanya rasakan. Segala usaha Bunda merawat bayi dalam kandungan selama 9 bln impas sudah begitu mendengar tangis sang buah hati. Rasa sakit di detik-detik perjuangan saat melahirkan seolah pupus sudah tatkala sang Ibu melihat bayi mungil yang keluar dari rahimnya menangis dengan keras. Inilah satu-satunya tangisan seorang bayi yang tidak pernah membuat sang Ibu manapun merasa kesal, sedih atau bahkan marah, namun sebaliknya senyum bahagia dan rasa lega yang terpancar pada wajah sang ibu menyambut kedatangan sang buah hati.


Sudah menjadi ketetapan bahwa bayi yang baru lahir akan menangis, kecuali terlahir tanpa ruh atau sudah meninggal dalam kandungan atau pun menderita kelainan. Dalam cerita legenda rakyat ada kisah anak yang terlahir tanpa tangisan yaitu Rara Anteng. Menurut sejarah Islam, hanya Maryam dan anaknya, nabi Isa, saja yang lahir dengan tidak disertai tangisan seperti umumnya bayi yang sedang lahir. Allah memang Maha Besar atas segala sesuatu.

Yang mungkin jarang kita bertanya adalah mengapa mereka menangis..?? Tahukah Bunda bahwa setan ada di mana-mana dan sudah mengikuti kita semenjak terlahir ke muka bumi ini. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah, beliau berkata, “ Saya mendengar Rasulullah bersabda,’ tidak ada seorang anak Adam yang lahir kecuali di pegang oleh setan ketika ia dilahirkan, sehingga ia berteriak menangis karena pegangan setan, kecuali maryam dan anaknya.’ “ Hal ini juga disampaikan oleh Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ad Darami, beliau berkata, “ Tidak ada seorang anak yang lahir, kecuali ia menangis, setan memegang perutnya hingga ia menangis kecuali Isa putra maryam”. Melafalkan adzan di telinga si kecil yang baru lahir adalah senjata ampuh untuk mengusir setan. 

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا نالْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا نَالَّذِيْ وَعَدْتَهُ
 
Allahumma rabba haadzihid da'watit taammati washalaatil qaaimati aati Muhammadanil wasiilata wal fadhiilata wab'asthu maqaaman mahmuudanil ladzii wa'adtahu

Ya Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan ini, berikanlah limpahan karunia-Mu kepada Nabi Muhammad kedudukan dan keutamaan (paling tinggi) dan limpahkanlah kepadanya tempat yang  terpuji yang telah Engkau janjikan


 ____________________________________________________________________________
 
اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ
ALLAHUMMA ROBBAHAADZIHID DA’WATITTAAMMAH
Ya Alloh Dzat yang menguasai seruan ini

وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ
WASH-SHOLAATIL QOOIMAH
dan sholat yang akan dilaksanakan

آتِ مُحَمَّدًا نِ الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ
AATI MU_HAMMADAN NIL WASIILATA WAL FADLIILAH
berikanlah Nabi Muhammad kedudukan serta keutamaan

وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا نِ الَّذِى وَعَدْتَهُ
WAB’ATSHU MAQOOMAN MA_HMUUDANIL LADZII WA ‘ADTAH
dan berikan padanya derajat tinggi yang telah Engkau janjikan padanya

رواه البخاري
(الأذكار ص38)
((HR. Al-Bukhori
& kitab Al-Adzkaar An-Nawawy halaman 38

(Innaka Laa Tukhlifu Al-Mi’aad


Mengenai tambahan do`a di akhir yaitu “Innaka Laa Tukhlifu Al-Mi’aad” ada khilafiyah di antara ulama, Di antara mereka ada yang berpendapat bahwa tambahan itu tidak ditetapkan dalam hadits yang kuat dan haditsnya cacat, karena kebanyakan perawi hadits yang meriwayatkan hadits ini tidak mencantumkan kalimat itu. Seandainya kalimat itu bagian dari doa, mestinya tidak boleh dihilangkan karena posisinya sebagai doa dan pujian. Jika itu bagian dari doa dan pujian, maka tidak boleh kalimat itu dihilangkan karena itu digunakan untuk beribadah.

Di antara ulama ada yang berpendapat bahwa sanad hadits ini shahih dan kalimat itu dibaca pada doa setelah adzanserta tidak bertentangan dengan hadits selainnya. Di antara ulama yang berpendapat seperti ini dan yang menyahihkan hadits ini adalah Syaikh Abdul Aziz bin Baaz dan berkata bahwa sanad hadits ini adalah shahih yang ditakhrij oleh Al-Baihaqi dengan sanad shahih.Ditakhrij oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunan, I, 410 dan lihat Fatawa Al-Lajnah, VI, 88, dan Fatawa Samahatuhu, Rahimahullah, X,364-365.
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama