Bismillahirahmanirrahim
Kepribadian manusia sangat tergantung kepada suasana hati yang
dipengaruhi pikiran. Seumpama teko, ia hanya mengeluarkan isinya. Bila
isinya teh, maka yang keluar pun teh. Kalau isinya air bening, maka teko
itu pun hanya mengeluarkan air bening.
Demikian halnya dengan kepribadian seseorang. Bila hatinya sedang
diliputi kegembiraan, maka terpancarlah rasa sukacita itu dari raut
wajah, tutur kata gerak-gerik, dan perilaku fisik lainnya. Sebaliknya,
hati yang sedih sebagai buah dari pikiran yang kusut. Tercermin pulalah
dalam penampilan, tatapan mata, desahan nafas, raut wajah, atau kelesuan
tubuhnya.
Memang, tubuh hanyalah alat ekspresi dari kondisi hati. Sehingga,
Rosulullah saw. pernah bersabda, “Di dalam tubuh manusia itu ada
segumpal daging. Kalau daging itu baik, maka baik pula tubuhnya, tetapi
kalau daging itu buruk, maka buruklah seluruh sikapnya. Ia adalah hati.”
Oleh karena itu, sekiranya dalam mengarungi hidup ini kita merasa
kurang berprestasi, kurang berkualitas, atau jemu dan tidak bergairah
dalam menghadapi hari demi hari, sehingga kehadiran kita kurang memiliki
arti, baik bagi diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan, maka
ketahuilah bahwa semua itu sama sekali bukan disebabkan oleh adanya
kesulitan-kesulitan yang menghimpit, melainkan lantaran kurang
terampilnya kita dalam mengelola suasana hati, sehingga menjadi tidak
sanggup memompa dan membakar semangat. Padahal, bukankah semua bahan
bakunya telah disiapkan oleh Allah yang Maha Rahman secara adil dan
sempurna, di dalam diri kita sendiri?
“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik
bentuk,” demikian firman-Nya. Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu
Allah. Diri kita sudah disiapkan dengan sempurna untuk menjadi diri
sendiri, yang memiliki potensi sama untuk meraih kualitas pribadi
terbaik yang berhak mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Jadi, tidak ada kekurangan menurut ilmu Allah. Diri kita sudah
disiapkan dengan sempurna untuk menjadi diri sendiri, yang memiliki
potensi sama untuk meraih kualitas pribadi terbaik yang berhak
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Sungguhpun kita dapati beberapa kekurangan menempel pada tubuh ini,
sesungguhnya kekurangan lahir itu amatlah semu. Dan itupun semata-mata
didasarkan atas penilaian kita saja yang sudah pasti senantiasa
diselimuti hawa nafsu. Sesungguhnya kekurangan-kekurangan yang Dia
berikan pada jasad (lahir) ini merupakan alat yang amat potensial untuk
mengembangkan kualitas hati.
Bahwa justru dengan kekurangan yang ada, hati menjadi terlindung dari
riya, sum’ah, dan takabur, sehingga menjadi terlatih untuk selalu ridha
dan sabar. Bukankah bersikap sabar itu lebih sulit dan berat ketika
mendapatkan nikmat ketimbang saat didera musibah? Disamping itu, hati
pun niscaya akan terlatih menjadi ahli syukur karena ternyata musibah
kekurangan yang ada itu pasti teramat kecil dibandingkan dengan nikmat
kesempurnaan lainnya yang melimpah ruah.
Walhasil, bila kekurangan itu membuat kita menjadi minder (rendah
diri), pemalu, kecewa, atau bahkan putus asa, maka jelaslah semua ini
karena diciptakan oleh perasaan sendiri sebagai akibat salah mengatur
suasana hati. Sehingga, tidak hanya akan merugikan diri sendiri, tetapi
bukan tidak mungkin orang lain pun ikut terkena getahnya.
Maka, mengantisipasi kondisi semacam ini, kuncinya hanya satu:
kesadaran penuh bahwa hidup didunia ini hanya mampir sebentar saja
karena memang bukan disinilah tempat kita yang sebenarnya. Asal usul
kita adalah dari surga dan tempat itu yang memang layak bagi kita. Jika
berminat dan bersungguh-sungguh berjuang untuk mendapatkannya, maka
Allah pun sebenarnya sangat ingin membantu kita untuk kembali ke surga.
Bukalah kitabullah Al-Qur’an dan lihatlah janji-janji yang
difirmankanNya. Betapa banyak amalan yang amat kecil dan sederhana bisa
membuat dosa kita diampuni dan diberi pahala berlipat ganda.
Sahabat, kita memang harus bertindak cermat agar “sang umur”, sebagai
modal hidup kita, benar-benar efektif dan termanfaatkan dengan baik.
Sebab, bisa jadi kita tak lama lagi hidup di dunia ini. Akankah sisa
umur ini kita habiskan dengan kesengsaraan dan kecemasan padahal semua
itu sama sekali tidak mengubah apapun, kecuali hanya menambah
tersiksanya hidup kita? Tidak!, sudah terlalu lama kita menyengsarakan
diri. Harus kita manfaatkan sisa umur ini dengan sebaik-baiknya agar
mendapat kebahagiaan kekal di dunia dan di akhirat nanti.
Kebanyakan kita suka tenggelam dalam kesengsaraan, persis seperti
kapal selam yang bocor, semakin banyak bocornya, semakin cepat pula
tenggelamnya. Sepertinya kita ini adalah orang-orang yang tidak dapat
mengatur pikiran dengan baik. Kerap terhantui oleh masa lalu,
berangan-angan dan cemas akan hari esok, semua itu membanjiri dan
menenggelamkan pikiran, sehingga tak sempat lagi berfikir banyak untuk
hari ini. Padahal, hari kita justru hari ini.
Sekiranya masa lalu kita buruk dan kurang sukses, justru akan menjadi
baik dengan baiknya hari ini. Begitupun jika kita merindukan hari esok
yang baik, maka kita peroleh dengan berlaku semaksimal mugkin pada hari
ini. Sekali lagi, hari milik kita adalah hari ini. Maka, kita buat
sukses dengan gemilang. Apa yang terjadi di masa lalu adalah bahan
pendorong untuk hari ini. Bergelimang dosa pada hari yang lalu menjadi
pemicu untuk bertaubat pada hari ini. Janganlah pikiran kita dipenuhi
dengan ingatan akan banyaknya dosa, namun penuhilah dengan pikiran
tentang bagaimana caranya agar memperoleh ampunan dari Allah pada hari
ini.
Karenanya, gelorakan semangat untuk bertaubat sesempurna mungkin.
Kelemahan dan kegagalan masa lalu tidak usah menjadi buah fikiran
berlama-lama. Kuasailah pikiran dengan baik dan kerahkan seoptimal
mungkin agar memperoleh kesuksessan dan kebahagiaan pada hari ini.
Bila air dari gelas tumpah, apalah perlunya pikiran dan hati
tenggelam dalam kesedihan dan kekecewaan berlarut-larut. Biarlah
semuanya terjadi sesuai dengan ketetapan Allah. Kuatkan pikiran kita
untuk mencari air yang baru. Dengan demikian, Insya Allah tumpahnya air
akan menjadi keuntungan karena kita mendapatkan pahala sabar serta
pahala ikhtiar.
Dan yang terlebih penting lagi, kita akan dilimpahi aneka nikmat baru
yang lebih besar karena kita telah menjadi ahli syukur nikmat. Bukankah
Allah Azza wa Jalla telah berjanji, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim
(140):7)
Jadi, jangan pikiran kita terjerat oleh rasa malu. Kemarin jelek,
maka hari ini harus bagus, sehingga hari esok pun menjadi cerlang
cemerlang!. Aturlah pikiran kita dengan baik dan cegahlah dari hal-hal
yang dapat merusak suasana hari ini. Kondisikan agar kita selalu mampu
berpikir positif.
Mengapa kita harus gelisah memikirkan nikmat yang belum tampak?
Padahal, semua yang kita inginkan mutlak kuncinya adalah qudrah dan
iradah Allah. Dan Dia sangat memperhatikan perilaku kita setiap saat.
Sekiranya Allah, tidak menghendaki, maka tidak akan pernah terjadi
apapun jua. Namun sekiranya Dia menhendaki sesuatu, maka tiada sesuatu
pun yang dapat menolaknya.
Allah berfirman, “Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu,
maka tidak ada yang dapat menghilangkannya, kecuali Dia. Dan jika Allah
menhendaki kebaikan bagimu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya
Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang Dia kehendaki di antara
hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Yunus (10) : 107)
Tegasnya, siapapun yang memiliki cita-cita luhur, yakinlah bahwa hari
ini adalah kunci untuk hari esok. Sekiranya Allah menyaksikan hari ini
penuh dengan perjuangan dan pengabdian yang gigih, sarat semangat dan
gairah hidup, shalat tepat waktu dan khusyuk, bibir dilimpahi dengan
bacaan Qur’an dan dzikir, kerap berbuat kebaikan pada sesama, maka
niscaya Dia akan membukakan jalan bagi kesuksessan hidup kita.
Semoga Allah menggolongkan kita menjadi hamba-hambanya yang penuh
semangat dan gairah hidup untuk menyempurnakan ikhtiar di jalan yang
diridhai-Nya, sehingga singkat di dunia benar-benar penuh kesan dan
arti.
Oleh : Aa Gym
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama