“Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya.” (QS. Al- Bayyinah: 8)
Keridhaan memiliki buah yang melimpah berupa keimanan. Orang yang
ridha hatinya akan terangkat hingga tempat yang paling tinggi, yang
kemudian mempengaruhi keyakinannya yang semakin mendalam dan kuat
mengakar. Pengaruhnya kemudian adalah kejujuran dalam berucap, berbuat
dan berperilaku.
Kesempurnaan ubudiyahnya lebih disebabkan kemampuannya menjalankan
konsekuensi-konsekuensi hukum yang sebenarnya berat baginya. Tapi,
ketika hanya hukum-hukum yang ringan saja yang ia jalankan maka itu akan
membuat jarak ubudiyahnya dengan Rabbnya semakin jauh. Dalam konteks
bahwa ubudiyah itu berarti kesabaran, tawakal, keridhaan, rasa rendah
diri, rasa membutuhkan, ketaklukan, dan ketundukkan, maka ubudiyah itu
tidak akan sempurna kecuali dengan menjalankan keharusan yang memang
berat untuk dilakukan. Keridhaan terhadap qadha’ bukan berarti ridha
terhadap qadha’ , yang tidak memberatkan, tapi terhadap yang menyakitkan
dan memberatkan. Hamba tidak berhak mengatur qadha’ dan qadar Allah,
dengan menerima yang ia mau dan tidak menerima yang tidak ia mau. Karena
pada dasarnya manusia itu tidak diberi hak untuk memilih: hak itu
mutlak wewenang Allah karena Dia lebih mengetahui, lebih bijaksana,
lebih agung dan lebih tinggi. Karena Allah mengetahui alam ghaib,
mengetahui segala rahasia, dan mengetahui akibat dari segala hal.
Saling Meridhai Satu hal yang harus disadari adalah bahwa keridhaan
hamba kepada Allah dalam segala hal akan membuat Rabbnya ridha
kepadanya. Ketika hamba ridha dengan rizki yang sedikit, maka Rabbnya
akan ridha kepadanya dengan amal sedikit yang dia persembahkan. Ketika
hamba ridha terhadap semua keadaan yang melingkupinya dan tetap
mempertahankan kualitas keridhaannya itu maka Allah akan cepat
meridhainya ketika dia meminta keridhaan-Nya. Dengan kacamata itu,
lihatlah orang-orang yang ikhlas, walaupun ilmu mereka sedikit tapi
Allah meridhai semua usaha mereka karena memang mereka ridha kepada
Allah dan Allah meridhai mereka. Berbeda dengan orang-orang munafik yang
selalu ditolak amalan mereka. Mereka tidak menerima apa yang telah
Allah turunkan dan tidak suka terhadap keridhaan-Nya, maka Allah pun
menyia-nyiakan amalan-amalan mereka.
Faedah dari Keridhaan Keridhaan akan menciptakan ketenangan, hati
yang dingin, ketegaran dalam menghadapi berbagai permasalahan yang
tumpang tindih dan yang muncul deras sekali. Hati yang ridha akan yakin
sepenuhnya kepada janji Allah dan Rasul-Nya. Hati orang seperti ini
seakan dibisikan suara,
“Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah
kepada mereka kecuali iman dan ketundukan.” (QS. Al-Ahzab: 22)
Sebaliknya, tidak menerima akan membuat hati tidak tenang, ragu dan
cemas, tidak tegar, sakit hati dan bergejolak. Hati menjadi bergejolak
dan terganggu, seakan didalamnya ada suara membisikan.
”Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada Kami melainkan tipu daya”. (QS. Al-Ahzab: 22)
Orang-orang yang memiliki hati seperti ini akan mengakui kebenaran
jika datang kebenaran, dan akan berpaling jika mereka dituntut untuk
memenuhi tugas mereka. Ketika mereka diberi kebaikan maka mereka akan
merasa tenang, tapi ketika diuji maka mereka akan berubah menjadi buruk.
Mereka akan merugi di dunia dan akhirat.
“Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Al-Hajj: 11)
Dan, keridhaan akan memberikan ketenangan, sesuatu yang paling
berharga. Karena ketenangan akan membuat hati menjadi tegar, keadaan
terkendali dan hati menjadi jernih. Dan tidak menerima hanya akan
menjauhkannya dari ketenangan itu, jauh dekatnya tergantung pada besar
kecilnya ketidakpuasan terhadap keadaan. Ketika ketenangan itu hilang
maka dengan serta merta kegembiraan, rasa aman, dan kedamaian hidup,
juga akan lenyap. Itu berarti bahwa nikmat terbesar yang Allah berikan
kepada hamba-Nya adalah ketenangan di hati. Dan bagaimana itu bisa
didapatkan? Tentunya, dengan keridhaannya kepada Allah bagaimana pun
keadaan yang melingkupinya.
Keselamatan Itu Ada Bersama Keridhaan Keridhaan akan membukakan pintu
keselamatan. Keridhaan akan membuat hati menjadi terbebas dan bersih
dari tipu daya, kebusukan dan kedengkian. Karena hanya orang yang
berhati bersihlah yang akan selamat dari adzab Allah, sebab hati yang
bersih adalah hati yang jauh dari syubuhat, dari keraguan dari
menyekutukan Allah dan dari jerat-jerat Iblis yang menyesatkan. Dalam
hati seperti ini hanya ada sati: Allah.
“Katakanlah: “Allah-lah (yang menurunkannya)”, kemudian
(sesudah kamu menyampaikan Al Quran kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain- main dalam kesesatannya.” (QS. Al-An’am: 91)
Adalah muastahil dalam hati yang bersih itu masih terdapat rasa tidak
menerima. Semakin hamba itu ridhamaka semakin bersih hatinya. Kotoran
hati, kebusukan dan tipu daya adalah kaitan dari sikap tidak menerima.
Sedangkan kebersihan, kelurusan dan kemuliaan hati adalah kaitan
keridhaan. Kedengkian adalah buah dari sikap yang tidak menerima. Dan
hati yang bersih dari unsur dengki, adalah buah dari keridhaan.
Diibaratkan , keridhaan adalah pohon yang baik, yang disirami dengan air
keikhlasan dan ditanam di kabut tauhid. Akarnya keimanan,
dahan-dahannya adalah amal shaleh, dan buahnya sangat manis. Disebutkan
dalam hadits: “Yang akan mencicipi rasa iman adalah orang yang ridha
kepada Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai
Rasul.” Atau, seperti disebutkan dalam hadits yang lain: “Ada tiga hal
yang bila ketiganya itu menyatu dalam dirinya maka dia akan mendapatkan
manisnya iman
”
Buah dari Keimanan adalah Rasa Bersyukur Keridhaan akan membuahkan
rasa syukur yang merupakan level keimanan tertinggi, bahkan merupakan
hakikat dari keimanan itu sendiri. Dalam tahapan iman, rasa syukur itu
adalah puncaknya. Orang yang tidak ridha terhadap pemberian Allah,
keputusan-Nya, penciptaan-Nya, pengaturan-Nya, terhadap yang diambil dan
yang diberikan-Nya, tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Dan itu
artinya, orang yang bersyukur adalah orang yang paling menikmati
hidup.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama