وَاسْتَعِينُواْ
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى
الْخَاشِعِينَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو رَبِّهِمْ
وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
” Dan mintalah pertolongan ( kepada ) Allah dengan sabar dan sholat.Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ , ( yaitu ) orang-orang yang menyakini , bahwa mereka akan menemui Robb-nya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya ” ( QS Al Baqarah : 45 -46 )
Pada tulisan yang lalu telah
diterangkan hakekat khusyu’ menurut Al Qur’an, dan Hadist serta padangan
para ulama. Pada tulisan di bawah ini akan diterangkan bagaimana
Rosulullah saw menyikapi beberapa fenomena yang terjadi disekitarnya
dengan hati yang khusyu’, menangis dan bersimpuh di hadapan Allah swt.
Diantaranya adalah :
Pertama : Menangis ketika sholat
Apakah ketika sholat dianjurkan menangis ? Sebenarnya yang dianjurkan bukanlah menangis, akan tetapi kehadiran hati ketika membaca ayat-ayat suci Al Qur’an dalam sholat, begitu juga ketika berdo’a dan bertasbih serta bertakbir. Dari hasil perenungan dan tadabbur terhadap apa yang dibaca itulah seseorang akhirnya bisa menangis…. Menangis karena takut terhadap adzab Allah swt, menangis karena merasa banyak dosa-dosa yang dikerjakan selama ini dan ia ingin bertaubat kepada Allah swt, menangis karena tidak pandai mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya, menangis karena mengingat hari akherat. Inilah yang dialami oleh Rosulullah saw dalam sholatnya, dalam suatu hadist disebutkan :
Apakah ketika sholat dianjurkan menangis ? Sebenarnya yang dianjurkan bukanlah menangis, akan tetapi kehadiran hati ketika membaca ayat-ayat suci Al Qur’an dalam sholat, begitu juga ketika berdo’a dan bertasbih serta bertakbir. Dari hasil perenungan dan tadabbur terhadap apa yang dibaca itulah seseorang akhirnya bisa menangis…. Menangis karena takut terhadap adzab Allah swt, menangis karena merasa banyak dosa-dosa yang dikerjakan selama ini dan ia ingin bertaubat kepada Allah swt, menangis karena tidak pandai mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya, menangis karena mengingat hari akherat. Inilah yang dialami oleh Rosulullah saw dalam sholatnya, dalam suatu hadist disebutkan :
وعَن عبد اللَّه بنِ الشِّخِّير
- رضي اللَّه عنه – قال : أَتَيْتُ رسُولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ
وسَلَّم وَهُو يُصلِّي ولجوْفِهِ أَزِيزٌ كَأَزِيزِ المرْجَلِ مِنَ
البُكَاءِ
Dari Abdullah bin Syuhair r.a berkata : ” Aku mendatangi Rosulullah saw sedang beliau dalam keadaan sholat, terlihat beliau sedang menangis terisak-isak bagaikan air dalam tungku yang sedang masak ( HR Nasai no : 1214 , Abu Daud no : 904 , Shohih Targhib, no : 544 )
Dalam hadist di atas hanya
disebutkan bahwa Rosulullah saw menangis terisak-isak, artinya tidak
mengeluarkan suara. Karena dalam sholat seseorang walaupun betapapun ia
terbawa perasaannya dengan ayat-ayat Al Qur’an, akan tetapi tidak boleh
berteriak-teriak sehingga keluar suaranya, karena hal itu bisa
membatalkan sholat. Dalam hadist lain disebutkan :
عن عبيد بن عمير رحمه الله : ”
أنه قال لعائشة - رضي الله عنها - : أخبرينا بأعجب شيء رأيتيه من رسول الله
صلى الله عليه وسلم ؟قال : فسكتت ثم قالت : لما كانت ليلة من الليالي.
قال : ” يا عائشة ذريني أتعبد الليلة لربي ” .قلت : والله إني أحب قُربك ، وأحب ما يسرك
قالت : فقام فتطهر ، ثم قام
يصلي .قالت : فلم يزل يبكي ، حتى بل حِجرهُ !قالت : وكان جالساً فلم يزل
يبكي صلى الله عليه وسلم حتى بل لحيته !قالت : ثم بكى حتى بل الأرض ! فجاء
بلال يؤذنه بالصلاة ، فلما رآه يبكي ، قال : يا رسول الله تبكي ، وقد غفر
الله لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر ؟! قال : ” أفلا أكون عبداً شكورا ؟! لقد
أنزلت علي الليلة آية ، ويل لم قرأها ولم يتفكر فيها ! { إِنَّ فِي خَلْقِ
السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ … } الآية كلها “
Diriwayatkan dari Ubaid bin Umair, bahwasanya ia bertanya kepada Aisyah r.a : ” Beritahukan kepada kami sesuatu yang sangat ajaib yang pernah kamu lihat dari Rosulullah saw ? ” . Beliau terdiam sejenak kemudian berkata : ” Pada suatu malam beliau bersabda : ” Wahai Aisyah, Biarkan malam ini saya berkonsentrasi untuk beribadah kepada Robb-ku!”. Berkata Aisyah : ” Demi Allah, sesungguhnya saya senang dekat denganmu dan menyenangi dengan sesuatu yang membuatmu senang. Kemudian Rosulullah saw bangkit dan berwudhu, kemudian sholat. Di dalam sholat tersebut beliau menangis terus sampai air matanya membasahi tempat tersebut, dan ketika beliau duduk masih saja Rosulullah saw menangis hingga air matanya membasahi jenggotnya, kemudian terus menangis sampai air matanya membasahi lantai. Kemudian datang Bilal untuk mengumandangkan adzan subuh,ketika melihat Rosulullah saw menangis, ia berkata : ” Wahai Rasulullah apa yang membuat engkau menangis, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu yang terdahulu atau pun yang akhir”. Rosulullah saw menjawab : ” Saya ingin menjadi seorang hamba yang pandai bersyukur, pada malam ini telah turun kepadaku ayat-ayat Al Qur’an…yang sungguh rugi orang yang membacanya tanpa disertai dengan tafakkur. Yaitu ayat ( Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi….) –Qs Ali Imran : 190 dan seterusnya ( HR Ibnu Hibban (2/386) , Hadist ini Shohih sebagaimana dalam ” Shohih Tarhib “ no : 1468 )
Kalau kita perhatikan hadist di atas, kita dapatkan bahwa Rosulullah saw menangis ketika melakukan sholat malam. Suasana malam membuat seseorang lebih bisa berkonsentrasi dalam merenungi ayat-ayat Allah swt, apalagi kalau dihubungkan dengan kehidupan manusia…karena saat itu manusia kebanyakan sedang tidur lelap, dan dunia disekitarnya tenang.
Dari hadist diatas bisa
disimpulkan juga bahwa sholat malam merupakan salah satu sarana agar
hati kita tetap khusyu’ setiap saat.
Kedua : Menangis ketika membaca atau mendengar Al Qur’an.
Seseorang sangat dianjurkan untuk merenungi dan mengetahui ayat-ayat Al Qur’an yang dibacanya, karena dengan itu, hati seseorang akan tergerak, perasaannya akan terbawa sehingga mendorongnya untuk mengamalkan isinya. Dalam suatu hadist disebutkan :
Seseorang sangat dianjurkan untuk merenungi dan mengetahui ayat-ayat Al Qur’an yang dibacanya, karena dengan itu, hati seseorang akan tergerak, perasaannya akan terbawa sehingga mendorongnya untuk mengamalkan isinya. Dalam suatu hadist disebutkan :
عن ابن مَسعودٍ - رضي اللَّه
عنه – قالَ : قال لي النبيُّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : ” اقْرَأْ
علَّي القُرآنَ ” قلتُ : يا رسُولَ اللَّه ، أَقْرَأُ عَلَيْكَ ،
وَعَلَيْكَ أُنْزِلَ ؟ ، قالَ : ” إِني أُحِبُّ أَنْ أَسْمَعَهُ مِنْ
غَيْرِي ” فقرَأْتُ عليه سورَةَ النِّساء ، حتى جِئْتُ إلى هذِهِ الآية :
فَكَيْفَ إِذا جِئْنا مِنْ كُلِّ أُمَّة بِشَهيد وِجئْنا بِكَ عَلى هَؤلاءِ
شَهِيداً ، قال ” حَسْبُكَ الآن ” فَالْتَفَتَّ إِليْهِ ، فَإِذَا
عِيْناهُ تَذْرِفانِ .
Ibnu Mas’ud r.a, berkata : ” Pada suatu hari Rosulullah saw bersabda kepada saya : ” Bacakan kepadaku Al Qur’an ! ” , Aku berkata : ” Wahai Rosulullah saw , apakah saya membacakan Al Qur’an ini kepadamu , padahal ia diturunkan kepadamu ? ” Rosulullah saw bersabda : ” Saya senang mendengarkan Al Qur’an dari orang lain ” . Maka saya bacakan kepadanya surat An Nisa’ hingga ayat yang berbunyi : “ Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu ) “- QS An Nisa’ : 41 – bersabda Rosulullah saw : ” Cukup sampai sini saja ! “, Kemudian saya menengok mukanya, ternyata saya dapatkan air matanya mengalir . ” ( HR Bukhari no : 4763 , dan Muslim no : 800 )
Rosulullah saw ketika menangis
bukan sekedar menangis tanpa ada sebab, atau menangis yang dibuat-buat
sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian orang, akan tetapi beliau
menangis karena merenungi makna dari ayat yang dibacakan kepadanya.
Berkata Ibnu Bathol : ” Sesungguhnya Rosulullah saw menangis ketika
dibacakan ayat ini, karena beliau terbayang di depannya akan dahsyatnya
hari kiamat yang membuatnya terenyuh untuk menjadi saksi kepada umatnya
bahwa mereka telah membenarkannya dan beriman kepada-nya, dan sudi untuk
memintakan syafa’at kepada Allah untuk mereka, agar diringankan dalam
menghadapi dahsyatnya keadaan hari kiamat dan padang mahsyar. Hal
seperti ini, sangat pantas untuk membuatnya menangis dan sedih “
Hadist di atas secara tidak
langsung telah menguatkan definisi khusyu’ yang disebutkan oleh Al
Qur’an yaitu orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan bertemu dengan
Rabb mereka dan kepada-Nya mereka akan kembali.
Ketiga : Menangis ketika mengingat kematian.
Setiap orang pasti mengalami
kematian, oleh karenanya kita dianjurkan untuk selalu mengingatnya
setiap saat. Dengan mengingat kematian ini, hati seseorang akan tergerak
untuk mencari bekal yang akan dibawanya menuju akherat. Mungkin banyak
orang yang hatinya keras tidak mempan diingatkan dengan kata-kata dan
nasehat, akan tetapi jika dibawa untuk melihat bagaimana orang yang mati
dikubur biasanya akan luluh juga. Oleh karenanya, Islam menganjurkan
kepada umatnya untuk ikut mendo’akan saudaranya yang meninggal dunia
dengan mensholatkannya dan ikut mengantar sampai liang kubur. Rosulullah
saw sendiri telah memberikan contoh dalam hal ini, sebagaimana yang
tersebut dalam suatu hadist :
عن أنس رضي الله عنه قال :
شهدنا بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم ورسول الله صلى الله عليه وسلم
جالس على القبر فرأيت عينيه تدمعان ، فقال : هل فيكم من أحد لم يقارف
الليلة ؟ فقال أبو طلحة : أنا ، قال : فانزل في قبرها ، فنزل في قبرها
فقبرها
Diriwayatkan dari Anas ra berkata : ” Kami menyaksikan ( proses penguburan ) anak perempuan Rosulullah saw sedang beliau sedang duduk dekat kuburan, terlihat kedua mata beliau berlinang linang karena menangis. Beliau bersabda : ” Siapa diantara kalian yang tidak berhubungan intim dengan istrinya tadi malam ? “ Berkata Abu Tolhah : ” Saya ” . Bersabda Rosulullah saw : ” Maka turunlah kamu ke kuburan dan kuburkan dia ” ( HR Bukhari no : 1225 )
Dari hadist di atas, bisa
disimpulkan bahwa melayat orang mati dan ikut menyaksikan upaca
penguburannya merupakan salah satu sarana untuk membuat hati kita
khusyu’ setiap saat.
Keempat : Menangis karena khawatir umatnya akan diadzab oleh Allah
Rosulullah saw adalah orang
yang mempunyai hati yang lembut dan rasa kasih sayang yang luar biasa
kepada sesama manusia, sehingga beliau merasa sangat kasihan jika
umatnya diadzab oleh Allah swt di akherat nanti. Rasa belas kasih inilah
yang membuat beliau menangis. Dalam suatu hadist disebutkan :
عن عبد الله بن عمرو بن العاص
أن النبي صلى الله عليه وسلم تلا قول الله عز وجل في إبراهيم { رب إنهن
أضللن كثيرا من الناس فمن تبعني فإنه مني } وقال عيسى عليه السلام { إن
تعذبهم فإنهم عبادك وإن تغفر لهم فإنك أنت العزيز الحكيم } فرفع يديه وقال -
اللهم أمتي أمتي - وبكى فقال الله عز وجل يا جبريل اذهب إلى محمد - وربك
أعلم - فسله ما يبكيك فأتاه جبريل عليه الصلاة والسلام فسأله فأخبره رسول
الله صلى الله عليه وسلم بما قال - وهو أعلم - فقال الله يا جبريل اذهب إلى
محمد فقل إنا سنرضيك في أمتك ولا نسوؤك
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash berkata bahwasanya Rosulullah saw pada suatu ketika membaca firman Allah tentang nabi Ibrahim : ” Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.-Qs Ibrahim 36- Begitu juga beliau membaca firman Allah tentang nabi Isa : ” Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.- Qs Al Maidah : 118 –. Kemudian beliau mengangkat tangannya sambil berdo’a : ” Ya Allah tolonglah umatku, tolonglah umatku ‘ ! beliau langsung menangis. Kemudian Allah swt berfirman kepada malaikat Jibril as : Pergilah dan Tanya kepada Muhammad saw kenapa dia menangis – dan Allah mengetahui keadaannya- . Kemudian datanglah Jibril a s kepada nabi Muhammad saw, dan beliau memberitahukan kejadiannya- dan Allah swt mengetahui akan hal itu-. Allah berfirman : ” Wahai Jibril pergilah kepada Muhammad saw dan beritahukan bahwa Kami telah meridhoi umat-mu dan tidak akan menyakitimu ‘ ( HR Muslim 202 )
Dari hadist di atas, bisa
disimpulkan bahwa mengingat adzab Allah yang pedih di alam akherat nanti
akan membuat hati ini menjadi khusyu’ setiap saat.
Kelima : Menangis karena melihat fenomena alam, seperti gerhana matahari.
Setiap orang yang hidup di
dunia tidak bisa lepas dari fenomena alam yang terjadi disekitarnya,
seperti hujan, petir, gerhana matahari dan bulan, pasang surut air laut,
banjir, tanah longsor , gempa bumi, meteor jatuh, gunung meletus, hawa
yang sangat dingin atau yag sangat panas, angin topan yang sangat
kencang dan lain-lainnya. Sebenarnya fenomena – fenomena alam tersebut
tidak terjadi begitu saja tanpa ada hikmah dibaliknya. Allah swt dalam
banyak ayat menjelaskan bahwa hal tersebut sebenarnya adalah peringatan
Allah kepada penduduk bumi ini, supaya selalu ingat bahwa langit dan
bumi ini adalah milik Allah, Dia-lah Yang menciptakannya, maka jangan
sampai mereka lupa untuk selalu menyembah dan mendekatkan diri
kepada-Nya. Fenomena-fenomena alam itu juga mengingatkan kita bahwa
Allah swt Maha Kuasa untuk menghancurkan apa saja yang berada di muka
bumi ini, jika para penduduknya sudah bergelimangan dalam dosa dan
maksiat. Oleh karenanya, Rosulullah saw menangis ketika melihat salah
satu fenomena alam ini terjadi pada masa beliau masih hidup, beliau
takut kalau Allah murka kepada penduduk bumi ini, maka beliau segera
menuju tempat sholat untuk melakukan sholat gerhana, sembari
memperbanyak sedekah dan istighfar.Dalam suatu hadist disebutkan :
عن عبد الله بن عمرو بن العاص -
أيضاً - قال : انكسفت الشمس على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فقام
رسول الله صلى الله عليه وسلم فلم يكد يركع ثم ركع فلم يكد يرفع ثم رفع فلم
يكد يسجد ثم سجد فلم يكد يرفع ثم رفع فلم يكد يسجد ثم سجد فلم يكد يرفع ثم
رفع وفعل في الركعة الأخرى مثل ذلك ثم نفخ في آخر سجوده فقال : أف أف ، ثم
قال : رب ألم تعدني أن لا تعذبهم وأنا فيهم ؟ ألم تعدني أن لا تعذبهم وهم
يستغفرون ؟ ونحن نستغفرك ، فلما صلى ركعتين انجلت الشمس فقام فحمد الله
تعالى وأثنى عليه ثم قال : إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا ينكسفان
لموت أحد ولا لحياته فإذا انكسفا فافزعوا إلى ذكر الله تعالى .
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash ra bahwasanya terlah terjadi gerhana matahari pada zaman Muhammad saw, kemudian beliau berdiri melaksanakan sholat sampai lama, kemudian ruku’ sampai lama, kemudian berdiri lagi, kemudian sujud sampai lama, kemudian berdiri pada rekaat kedua sebagaimana yang dilakukan pada rekaat pertama, kemudian beliau menghembus diakhir sujudnya sambil berbunyi : uf..uf ..kemudian beliau berdo’a : ” Wahai Robbku bukankah Engkau telah menjanjikan kepadaku untuk tidak menyiksa mereka selama aku masih berada diantara mereka ? Bukankan Engkau telah menjanjikan kepadaku untuk tidak menyiksa mereka selama mereka beristighfar meminta ampun kepada-Mu ? Dan Kami sekarang beristighfar meminta ampun kepada-Mu.” Setelah selesai melakukan sholat dua rekaat, ternyata gerhana sudah terlewati. Kemudian beliau naik ke atas mimbar untuk berkhutbah. Setelah memuji Allah swt, beliau bersabda : ” Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan tanda-tanda kebesaran Allah , tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan ini karena kematian atau hidupnya seseorang , jika kalian melihat gerhana, maka segeralah berdzikir dan mengingat Allah swt ( Hadist Shohih R Abu Daud no 1194 , lihat juga di Shohih Abu Daud no 1055 akan tetapi disebutkan dua ruku’ sebagaimana yang terdapat dalam shohih Bukhari dan Muslim )
Hadist di atas secara gamblang
menjelaskan kepada kita bagaimana sebenarnya sikap yang harus diambil
oleh seorang muslim, jika menyaksikan fenomena alam yang terjadi
disekitarnya, seperti gerhana matahari, tanah longsor, gempa dan
lain-lainnya, yaitu dengan memperbanyak sedekah , dzikir, sholat, taubat
dan istighfar. Itulah seharusnya yang dilakukan oleh bangsa Indonesia
yang sedang dirundung bencana demi bencana. Akan tetapi yang amat
disayangkan, masih banyak umat Islam yang belum bisa memahami hal ini,
bukannya mereka bertaubat atas dosa-dosa yang mereka lakukan akan tetapi
justru semakin hari kejahatan demi kejahatan terus meningkat, padahal
fenomena-fenomena alam tersebut merupakan sarana yang sangat tepat untuk
menjadikan hati kita bertambah khusyu’. Semoga …
Kairo, 16 Januari 2008
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama