Memahami Wahyu Allah ( Bag. 02 )

1. Allah menurunkan Wahyu Atas Kehendak dan kebijaksanaan-Nya

Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu) (ar ra’ad:38)

Kata: bi idzillah yang berarti atas idzin Allah adalah sama dengan atas Kehendak Allah.
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (Asy-syura:51)

WAHYU ALLAH DIJAGA KESUCIAN DAN KEMURNIANNYA (reaksi umat yang positif dan negatif)

Dan Demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (al an’am:112)

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan ADZIKRA, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tidak datang seorang rasulpun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya. Demikianlah, kami mamasukkan (rasa ingkar dan memperolok-olokkan itu) kedalam hati orang-orang yang berdosa (orang-orang kafir), Mereka tidak beriman kepadanya (Al Quran) dan Sesungguhnya Telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu. (al hijr:9-13)

KESINAMBUNGAN WAHYU ALLAH

Bahwa Allah bukan hanya menurunkan wahyu-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya tetapi Allah juga menjaga kesucian dan kemurnian wahyu-Nya (alhijr:9)

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan ADZIKRA (pemikiran) itu, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya (al-hijr:9)

Adanya wahyu yang pernah diturunkan kemudian dihapuskan, dan ada yang tetap diberlakukan, (ar-ra’ad:39). Maka wahyu yang diturunkan sebelum alquran, yang diturunkan kepada nabi-nabi dan rasul-Nya, hanya berlaku untuk jangka waktu yang ditentukan – LI KULLI AJALIN KITAB- (pada tiap-tiap jangka waktu yang ditentukan berlaku kitab itu) (ar-ra’ad:38) karena wahyu Allah sebagai satu kesatuan, yang diturunkan kepada nabi dan rasul-Nya, kemudian ada yang dihapuskan dan ada yang tetap diberlakukan untuk masa kenabian berikutnya (albaqarah:106).

Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan. dan tidak ada hak bagi seorang Rasul mendatangkan sesuatu ayat (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. bagi tiap-tiap masa ada Kitab (yang tertentu). Allah menghapuskan apa yang dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh). (ar-ra’ad:38-39)

Ayat mana saja yang kami nasakhkan, atau kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (albaqarah:106)

Adanya “janji Allah” yang dinyatakan kepada para nabi dan Rasul-Nya yang berkenaan dengan perkembangan kehidupan umat dalam menyongsong masa depan (eschatologis)
  1. Kisah adam

Allah senantiasa membuka pintu tobat bagi manusia (an-nisa’:17) maka dilarang manusia berputus asa dari rahmat Allah (az-zumar:53). Perhatikan kisah Adam dalam kitabnya kaum Nasrani:

Lalu firman Allah kepada Adam: Bahwa sebab telah engkau mendengar akan kata binimu serta sudah makan buah pohon, yang telah kupesan kepadamu jangan engkau makan dia, maka terkutuklah bumi itu karena sebab engkau, maka dengan kesusahan engkau akan makan hasilnya seumur hidupmu (Kejadian 3:17).

Kutukan Allah terhadap bumi, karena pelanggaran Adam itu, oleh Allah telah dicabut dan dimaafkan, setelah terjadinya topan besar pada jaman Nabi Nuh:

Maka haramlah baunya kepada Tuhan, lalu kata Tuhan dalam dirinya. Bahwa tiada Aku hendak mengkutuki bumi itu lagi dari sebab manusia, meskipun sangka-sangka hati manusia itu jahat adanya daripada kecil mula dan tiada lagi aku akan membinasakan pula segala keadaan yang hidup seperti yang telah Kuperbuat itu. (kejadian, 8:21).

Jadi kutuk terhadap bumi dan membinasakan keadaan yang hidup dengan mendatangkan banjir, sudah tidak akan diperbuat lagi oleh Tuhan.

Maka dilihat Tuhan kejahatan manusia itu terlampaui banyak diatas bumi dan pada sedia kala segala akal pikiran hatinya jahat semata-mata. Maka bersesallah Tuhan sebab telah dijadikannya manusia diatas bumi, maka ia itu menduka-citakan hatinya. Maka firman Tuhan: Bahwa aku akan membinasakan manusia yang telah kujadikan diatas bumi, baik manusia, baik binatang yang berkaki empat, dan binatang yang melata, dan unggas yang diudara, karena bersesallah Aku sebab telah Kujadikan mereka itu. Tetapi Nuh itu mendapat karunia dihadirat Tuhan (Kejadian, 6:5-8).
  1. Janji Allah pada Ibrahim

Seorang sahaya (hamba) dalam rumah Ibrahim yang menjadi waris Ibrahim:

Dan lagi sembah Abram: Bahwa sesungguhnya tiadalah Tuhan mengaruniakan anak buah kepada sahaya niscaya seorang hamba, yang diperanakkan dalam rumah sahaya itu akan menjadi waris sahaya. (kejadian, 15:3)

Maka kanak-kanak itu akan menjadi seorang bagai keledai hutan lakunya dan tangannya akan melawan segala orang dan tangan segala orangpun akan melawan dia, maka iapun akan duduk pada sebelah timur segala saudaranya. Maka pada masa Hagar memperanakkan Ismail bagi Abram itu, adalah umur Abram delapan puluh enam tahun. (kejadian, 16:12, 16)

Tanda perjanjian antara Allah dengan Ibrahim.

Maka inilah perjanjianKu antara Aku dengan dikau dan dengan anak cucumu kemudian daripadamu, yang patut dipeliharakan oleh kamu, yaitu segala anak laki-laki diantara kamu itu hendaklah disunatkan. Hendaklah kamu menyunatkan daging kulupmu akan tanda perjanjian yang diantara Aku dengan dikau. Maka anak laki-laki yang umur delapan hari itu patut disunatkan, yaitu segala laki-laki dalam bangsamu, dan orang yang diperanakkan dalam rumahmu dan yang dibeli dengan uang kepada segala orang dagang, yang bukan daripada anak buahmu. Baik laki-laki yang jadi dalam rumahmu, baik yang dibeli dengan uang, tak dapat tiada disunatkan juga, supaya perjanjianKu dalam tubuhmu itu menjadi satu perjanjian yang kekal adanya. (kejadian, 17:10-13)

Sangsi atas adanya perjanjian tersebut:

Adapun segala orang laki-laki yang berkulup dan yang daging kulupnya tiada disunatkan, akan ditumpas dari antara bangsanya, karena telah diubahnya perjanjian-Ku. (kejadian, 17:14)

Al Quran memberi petunjuk berkenaan dengan anak Ibrahim yang pertama, yaitu Ismail demikian:

Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan nabi. (Maryam: 54)

Sarah juga akan mendapat berkat Tuhan


Dan lagi Firman Allah kepada Ibrahim: Maka akan hal Sarai, istrimu itu, jangan lagi engkau panggil namanya Sarai, melainkan Sarah itulah akan namanya. Karena Aku akan memberi berkat kepadanya serta daripadanya juga Aku akan menganugerahkan seorang anak laki-laki kepadamu, bahkan Aku akan memberi berkat kepadanya, sehingga ia akan menjadi asal beberapa bangsa dan raja beberapa bangsapun akan berpancaran daripadanya. (kejadian, 17:15-16)

Maka pada masa itu sujudlah Ibrahim dengan mukanya sampai kebumi sambil tertawa, lalu berkata ia dalam hatinya: bolehkah jadi kanak-kanak lagi seorang yang sudah seratus tahun umurnya? Bolehkah Sarah, yang sudah Sembilan puluh tahun umurnya itu lagi beranak?. Maka sembaha Ibrahim kepada Allah: Ya Tuhan, biar apalah Ismail saja hidup dihadapan hadiratMu. Maka firman Allah: bahwa sesungguhnya Sarah istrimu itu, beranak kelak bagimu laki-laki seorang, hendaklah engkau namakan dia Ishak, maka Aku akan meneguhkan perjanjianKu dengan dia, yaitu suatu perjanjian yang kekal, serta dengan anak buahnya yang kemudian daripadanya. Maka akan hal Ismail itupun telah kululuskan permintaanmu, bahwa sesungguhnya Aku telah memberkati akan dia dan membiakkan dia akan perbanyakkan dia amat sangat dan dua belas orang raja-raja akan berpencar daripadanya dan Aku akan menjadikan dia satu bangsa yang benar. Akan tetapi perjanjianKu akan kutetapkan dengan Ishak, yang akan diperanakkan oleh sarah bagimu pada masa yang tertentu tahun yang datang ini. (kejadian, 17:17-21).

Bani Ibrahim adalah Ismail dan Ishak

Maka bani Ibrahim itulah Ishak dan ismail. (1. Tawarih, 1:28)

Maka bani ibrahimpun beranaklah Ishak dan anak itulah ESHAF dan ISRAIL. (1. Tawarih, 1:34)

Dengarlah olehmu akan ini. Hai Isi rumah yakub, yang dipanggil dengan nama Israil dan yang sudah terpancar daripada mata air Jehuda, yang bersumpah dengan demi nama Tuhan serta menyebut Allah orang Israil, akan tetapi tiada dengan benar dan tiada dengan tulus hatimu. (Yesaya, 48:1-2)

Adapun jumlah Bani Israil atau Bani Yakub, yang dua belas orang ialah:

Bermula, maka inilah Bani Israil: Rubim, Simeon, Lewi, Jehuda, Isa Char, Zebulon, Dan, Yusuf, Benyamin, Naftali, Gad dan Asyer. (1. Tawarih,2:1)

Karena Janji Allah pada Ismail sudah dikabulkan, maka Al Quran mengingatkan akan adanya janji tersebut:

Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Kitab. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan nabi. (maryam: 54)

Adapun janji bagi Ishak, yang menurunkan Yakub yang disebut Israil, maka janji Allah tentang yakub, dalam al Quran diungkapkan berkenaan dengan janji Allah pada Bani Israil.

Dan Sesungguhnya Allah Telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan Telah kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik Sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, Sesungguhnya ia Telah tersesat dari jalan yang lurus (al-maidah:12)

(tetapi) Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (al-maidah:13)

Dan diantara orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya kami Ini orang-orang Nasrani”, ada yang Telah kami ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diberi peringatan dengannya; Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak Allah akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan (al-maidah:14)

Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (al-maidah:15-16)

Dari bani israil yang melanggar janji tersebut, kemudian dikalangan kaum Yahudi dan Nasrani, mereka disebut “ahli Torat”. Jadi istilah Ahli Torat, bukan berarti orang yang pandai tentang torat Musa. Tetapi orang-orang yang merusak ajaran torat Musa. (yesaya, 2:5-8,3:12,29:13-14) Matius, 23:13-17, 23-29). Alkitab terbitan 1960 Bpk. Jakarta.

Adapun yang dimaksud dengan faham Yahudi, lahir di babilon. Ketika bani Israil dijadikan sebagai orang tawanan oleh Raja Nebukadnezar (sejak tahun 586-506 SM). Demikian menurut Dr. Abba Eban, ahli sejarah dan filsafa, mantan menteri dalam negeri Israel;

Setelah negeri Babilon pada tahun 506 SM ditaklukan oleh Persi pada zaman raja Cyrus, maka orang Yahudi diijinkan kembali ke Yerussalem. Mereka membangun kembali kuil Sulaeman dan mengembangkan ajaran Yahudi. Kemudian setelah mengalami kekalahan dalam perang makkabe (perang kaum yahudi yang ingin memperoleh kemerdekaan dari penjajahan Romawi). Tetapi kaum yahudi kalah, bahkan sejak itu kaum Yahudi tidak punya tempat tinggal yang tetap. Itulah yang disebut Diaspora. Baru pada tahun 1947 atas bantuan Amerika, Inggris dan Perancis, setelah perang dunia 2, mempunyai Negara Israel yang sekarang.

Ketika mengalami diaspora, paham yahudi bercampur dengan paham Yunani, khususnya pengaruh filsafat Neo-Platonisme dan aliran kebatinan (mystik) Stoa. Maka lahirlah aliran baru dalam agama Yahudi yang disebut mazhab “NASRANI”. Dengan pusatnya di antiocha, dibawah pimpinan tokoh SAUL (nama yahudi) dan kini terkenal dengan sebutan “Rasul Paulus”. Paulus tidak pernah bertemu muka dengan ‘Isa bin Maryam’, bahkan menyatakan diri “wajib” melakukan permusuhan dengan Yesus (Kisah,26:9-11, kisah 11:25-26, kisah 24:5).

Dalam AlQuran, bani Israel yang melanggar janji, lahir kelompok yang dikutuk Allah, mereka merobah pengertian dari arti dan kedudukan yang semestinya, mereka mengabaikan peringatan Allah (almaidah: 13). Kelompok inilah yang kemudian melahirkan faham Yahudi. Dari kelompok Yahudi inilah lahir aliran baru yang menamakan diri ‘NASORO’ (almaidah:14). Dan aliran Yahudi dan Nasoro itulah yang disebut juga dengan sebutan “ahli kitab” (Al maidah: 15). 

Maka klaim Yahudi dan Nasrani sebagai pewaris ajaran Ibrahim telah diketahui Allah, sehingga didalam petunjuk wahyu- Nya dengan tegas memberikan peringatan bahwa anak turun Ibrahim yang mengikuti ajarannya, mereka itu bukan penganut Yahudi maupun Nasoro (albaqarah: 140)

Ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (al baqarah:140)

Paham nasrani itu lahirnya setelah nabi Isa wafat, sekitar tahun 33 masehi. Dan paham (mazhab nasrani) lahir di antiochia sekitar tahun 48-50 masehi

Dan (Ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, Adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah Aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). jika Aku pernah mengatakan Maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan Aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah Aku menjadi saksi terhadap mereka, selama Aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang Mengawasi mereka. dan Engkau adalah Maha menyaksikan atas segala sesuatu (al-maidah:116-117).

Sikap mukminin beriman kepada semua kitab (albaqarah:4), sebab Alquran adalah kitab yang membenarkan kitab-kitab sebelumnya (al-an’am:92). Maka atas kitab-kitab sebelum Al Quran, jangan mendustakan, jangan pula membenarkan tetapi katakanlah: Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya muslimun. (al-ankabuut:46). 

Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat (al-baqarah:4)

Dan Ini (Al Quran) adalah Kitab yang Telah kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (ibukota) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya (Al Quran) dan mereka selalu memelihara sholatnya (al-an’am:92)

Dan janganlah kamu berdebat denganAhli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan Katakanlah: “Kami Telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami Hanya kepada-Nya muslimun” (orang-orang tunduk patuh). (al-ankabuut:46)

Karena kisah-kisah tersebut menurut para ahli telah ditafsirkan dan ditampung  dalam injil perjanjian Baru maka yang sifatnya sudah paulinis (dipengaruhi paham-paham paulus). *untuk lebih lengkapnya simak buku terbitan PJI cetakan tahun 1999*

WAHYU ALLAH BERASAL DARI UMMUL KITAB

Allah menghapuskan apa yang dia kehendaki dan menetapkan (apa yang dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh) (ar-ra’ad:39)

Dan Sesungguhnya Al Quran itu dalam Induk Al Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi kami, adalah benar-benar Tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah.(aZ-zukhruf:4)

ALLAH MENGAMBIL JANJI DARI PARA NABI

Allah menjaga kesucian dan kemurnian wahyu-Nya dengan mengambil janji dari para nabi. Bahwa nabi-nabi itu seluruhnya merupakan satu kesatuan secara berkesinambungan serta berlanjut, sampai diutus oleh-Nya nabi-Nya yang terakhir, sebagai penutup kenabian, yaitu nabi Muhammad SAS (al-imran:81). Maka wahyu yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAS. Adalah sama dengan wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya yang diutus terdahulu. (an-nisa’:163). Oleh karena itu Nabi Muhammad SAS, tidak membawa Bid,ah yaitu ajaran baru yang berbeda dengan ajaran para nabi dan rasul-rasul-Nya terdahulu. (al ahqaf: 9)

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu” (al-imraan:81)

Sesungguhnya kami Telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana kami Telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan kami Telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma’il, Ishak, Ya’qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan kami berikan Zabur kepada Daud (an-nisa’:163)

Katakanlah: “Aku bukanlah pembawa Bid’ah di antara rasul-rasul dan Aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan Aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan” (Al Ahqaf:9)
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama