Memahami Wahyu Allah ( Bag. 01 )

1. Allah berkata kepada manusia dengan jalan wahyu
Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana (as-syura:51)

PENGERTIAN WAHYU dalam bentuk isyarat telah diaplikasikan oleh nabi Zakaria ketika memberi isyarat kepada kaumnya (maryam:10-11). Setan-setan dikatakan saling memberi wahyu maksudnya memberi isyarat dengan kata-kata sandi atau lambang-lambang, yang disebut “Zuhrufa al qauli”, untuk menyesatkan atau untuk mengalihkan perhatian. Sehingga masyarakat terkondisikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh setan-setan tersebut (al-an’am:112). Setan-setan memberi wahyu (isyarat) kepada temannya dalam melakukan perlawanan terhadap para nabi dan pengikutnya (al-an’am:121).

PENGERTIAN DARI BELAKANG TABIR bisa berupa “ilham” dan “mimpi orang beriman. Adapun ilham ada dua macam yaitu yang menyesatkan (fujuro) dan ilham yang benar (taqwa). (as-syams:8). Contoh ilham yang menyesatkan ialah berdusta dengan nama Allah bahwa ajaran atau faham yang mereka ada-adakan sendiri, dikatakan berasal dari Allah (al-an’am: 21,93,144,157, Al-a’raaf: 37, yunus: 17, hud:18, al-kahfi:15, al-ankabut:68, as-shof:7). Adapun ilham yang benar yaitu ilham yang diterima oleh mukminin. Rasul Allah seperti mimpinya nabi Ibrahim dan nabi yusuf:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (as-saffat:102)
(ingatlah), ketika Yusuf Berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, Sesungguhnya Aku bermimpi melihat sebelas planet, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.” Ayahnya berkata: “Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (yusuf:4-5).

PENGERTIAN MENGUTUS UTUSAN ATAU (MALAIKAT), ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN AGAR TIDAK RANCU:

Utusan malaikat

Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (al hajj:75)

Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (fathir:1)

Dia menurunkan para malaikat -bi-ruh- dengan hokum perintah-Nya kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: “Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan aku, Maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku” (an nahl:2)

Utusan (khusus)

Kepada Ibrahim

Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: “Selamat.” Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata: “Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.” Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub. Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah Aku akan melahirkan anak padahal Aku adalah seorang perempuan tua, dan Ini suamikupun dalam keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu yang sangat aneh.” (hud:69-72)

Kepada Zakaria

Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” Kemudian malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, mushaddiqon bi-kalimatin minallah menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh” (al-imraan:38-39).

mushaddiqon bi-kalimatin minallah ialah sebagai bukti pembenaran janji dari Allah, bahwa Allah mendengar dan mengabulkan doa dari hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. (al mukmin:60).

Kepada Maryam

Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, Sesungguhnya Allah Telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan kepada kamu (Ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa.  (ingatlah), ketika malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu –bikalimatin minhu-, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah) (al-imraan:42-45)

Bi-kalimatin minhu, yaitu bahwa Allah menepati janji-Nya atas terkabulnya doa dari istri ‘imran bahwa anaknya dinadzarkan untuk berbakti kepada Allah meskipun perempuan, tetapi agar Allah berkenan memberinya keturunan. Ternyata dalam istilah kedokteran, kelahiran Isa lewat Maryam tanpa pembuahan pasangan dikemukakan dengan istilah –partenogens- atau binatang tanpa pembuahan pasangan disebut  

-hermaprodit- 

Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: “Ya Tuhanku, Sesunguhnya Aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya Aku Telah menamai dia Maryam dan Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab (al-imraan:36-37).

Wahyu tilawah (mengikutinya)
Rasul bukan hanya diutus dalam rangka menyampaikan wahyu-Nya kepada umat. Tetapi memberikan bayan (keterangan yang jelas dan tepat), dan juga supaya mentilawah ayat-ayat wahyu-Nya. Sehingga umatnya bisa mengerti tentang alkitab, hikmah, serta mencerdaskan kehidupan masyarakatnya. (ali-imraan:164) Keharusan Rasul mentilawat ayat-ayat wahyu-Nya termasuk langkah Allah memberikan kebaikan bagi mukminin:
Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (al-imraan:164)

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak aniaya sedikitpun. Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka) (an-nisa’:49-50)

Dalam ayat-ayat wahyu-Nya, Allah memberitahukan dan mengajarkan “ra’yu” atau pendapat-Nya. Itulah yang harus dijadikan pegangan dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam kehidupan umat-Nya. (an-nisa’:105). Agar manusia dapat menangkap isi kandungan ra’yu yang diberikan Allah dalam ayat wahyu-Nya, maka manusia supaya “mentadabbur” ayat-ayat alkitab wahyu-Nya (shad:29). Untuk itulah umat yang kedatangan rasul –(utul kitab)- supaya mentilawah ayat-ayat wahyu-Nya dengan benar dan tepat (al-baqarah:121).

Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi (albaqarah:121).

 
Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang Telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat (an-nisa’:105).

Sehingga ulul albab bisa menangkap isi kandungannya (shad:29)

Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka men-tadabbur ayat-ayatNya dan supaya ulul albab memikirkan (shad:29).

Tadabbur yang berarti melakukan penyelidikan/penelitian yang berarti bahwa seluruh petunjuk wahyu al Quran mempunyai hubungan dan keterkaitan sebagai satu kesatuan tanpa ikhtilaf (pertentangan). (an-nisa’:82), karena alQuran adalah wahyu dari Allah untuk petunjuk manusia (Muhammad: 24-26)

Maka apakah mereka tidak mau men-tadabbur Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat (ikhtilaf) pertentangan yang banyak di dalamnya. (an-nisa’:82)

Maka apakah mereka tidak mentadabbur Al Quran ataukah hati mereka terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan Telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.Yang demikian itu Karena Sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu Berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka (Muhammad:24-26).

Janganlah seperti bani Israel yang kufur sebagian dan iman sebagian, mereka memotong hubungan pengertian dari petunjuk wahyu Allah. (albaqarah:83-85)

Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, Kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat (albaqarah:83-85).

Dan Katakanlah: “Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan yang menjelaskan”.Sebagaimana (Kami Telah memberi peringatan), kami Telah menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang Telah menjadikan Al Quran itu terbagi-bagi. Maka demi Tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua,Tentang apa yang Telah mereka kerjakan dahulu (al hijer: 89-93).

Wahyu tilawah itulah wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya supaya ditilawahkan kepada umat dan kaumnya. Wahyu tilawah itulah yang dimaksud “wahyu alkitab” yang mengandung alhikmah dan ajaran untuk mencerdaskan kehidupan umat dalam bermasyarakat (al-imraan:164). Wahyu alkitab itu pulalah yang berisi petunjuk untuk mengatasi “ikhtilaf” (perselisihan dan pertentangan) atau perbedaan pendapat yang terjadi diantara manusia. (al baqarah:213, yunus:47). Karena manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang lemah dan memiliki keterbatasan, sehingga mudah terjadi ikhtilaf dan perbedaan pendapat diantara mereka (yunus:19, hud:118-119). Jadi jelas tidak benar apabila ada orang yang memakai alkitab wahyu Allah, dijadikan alasan untuk saling berselisih, bertengkar, dan bermusuhan. Bila hal yang terakhir itu terjadi, hal semacam itu disebutkan dalam alQuran sebagai sikap Yahudi dan Nasoro (al-baqarah: 113).

Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (al-imraan:164)

Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (al baqarah:213)

Manusia dahulunya hanyalah satu umat, Kemudian mereka berselisih. kalau tidaklah Karena suatu ketetapan yang Telah ada dari Tuhanmu dahulu, Pastilah Telah diberi Keputusan di antara mereka, tentang apa yang mereka perselisihkan itu.(yunus:19).

Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan: Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(hud:118-119).

Jalan mukminin yang diingatkan oleh Allah:

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (at-taubah:71)
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama