Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana (as-syura:51)
PENGERTIAN WAHYU dalam bentuk isyarat telah diaplikasikan oleh nabi Zakaria ketika memberi isyarat kepada kaumnya (maryam:10-11).
Setan-setan dikatakan saling memberi wahyu maksudnya memberi isyarat
dengan kata-kata sandi atau lambang-lambang, yang disebut “Zuhrufa al
qauli”, untuk menyesatkan atau untuk mengalihkan perhatian. Sehingga
masyarakat terkondisikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
setan-setan tersebut (al-an’am:112). Setan-setan memberi wahyu (isyarat) kepada temannya dalam melakukan perlawanan terhadap para nabi dan pengikutnya (al-an’am:121).
PENGERTIAN DARI BELAKANG TABIR bisa berupa “ilham”
dan “mimpi orang beriman. Adapun ilham ada dua macam yaitu yang
menyesatkan (fujuro) dan ilham yang benar (taqwa). (as-syams:8).
Contoh ilham yang menyesatkan ialah berdusta dengan nama Allah bahwa
ajaran atau faham yang mereka ada-adakan sendiri, dikatakan berasal dari
Allah (al-an’am: 21,93,144,157, Al-a’raaf: 37, yunus: 17, hud:18, al-kahfi:15, al-ankabut:68, as-shof:7). Adapun ilham yang benar yaitu ilham yang diterima oleh mukminin. Rasul Allah seperti mimpinya nabi Ibrahim dan nabi yusuf:
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya Aku
melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk
orang-orang yang sabar” (as-saffat:102)
(ingatlah), ketika Yusuf Berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku,
Sesungguhnya Aku bermimpi melihat sebelas planet, matahari dan bulan;
kulihat semuanya sujud kepadaku.” Ayahnya berkata: “Hai anakku,
janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka
mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (yusuf:4-5).
PENGERTIAN MENGUTUS UTUSAN ATAU (MALAIKAT), ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN AGAR TIDAK RANCU:
Utusan malaikat
Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia; Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Melihat. (al hajj:75)
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.
Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (fathir:1)
Dia menurunkan para malaikat -bi-ruh- dengan hokum perintah-Nya
kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu:
“Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan aku, Maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku” (an nahl:2)
Utusan (khusus)
Kepada Ibrahim
Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah
datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:
“Selamat.” Ibrahim menjawab: “Selamatlah,” Maka tidak lama Kemudian
Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh
perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu berkata:
“Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat) yang
diutus kepada kaum Luth.” Dan isterinya berdiri (dibalik tirai) lalu dia
tersenyum, Maka kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang
(kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir puteranya) Ya’qub.
Isterinya berkata: “Sungguh mengherankan, apakah Aku akan melahirkan
anak padahal Aku adalah seorang perempuan tua, dan Ini suamikupun dalam
keadaan yang sudah tua pula?. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu yang
sangat aneh.” (hud:69-72)
Kepada Zakaria
Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya
Tuhanku, berilah Aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa” Kemudian malaikat (Jibril)
memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab
(katanya): “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, mushaddiqon bi-kalimatin minallah menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh” (al-imraan:38-39).
mushaddiqon bi-kalimatin minallah ialah sebagai bukti
pembenaran janji dari Allah, bahwa Allah mendengar dan mengabulkan doa
dari hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. (al mukmin:60).
Kepada Maryam
Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam,
Sesungguhnya Allah Telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan
kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam,
taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku’lah bersama orang-orang yang
ruku’. Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang
kami wahyukan kepada kamu (Ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir
beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk
mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. dan kamu
tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (ingatlah),
ketika malaikat berkata: “Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan
kamu –bikalimatin minhu-, namanya Al masih Isa putera Maryam, seorang
terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang
didekatkan (kepada Allah) (al-imraan:42-45)
Bi-kalimatin minhu, yaitu bahwa Allah menepati janji-Nya
atas terkabulnya doa dari istri ‘imran bahwa anaknya dinadzarkan untuk
berbakti kepada Allah meskipun perempuan, tetapi agar Allah berkenan
memberinya keturunan. Ternyata dalam istilah kedokteran, kelahiran Isa
lewat Maryam tanpa pembuahan pasangan dikemukakan dengan istilah –partenogens- atau binatang tanpa pembuahan pasangan disebut
-hermaprodit-
Maka tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya, diapun berkata:
“Ya Tuhanku, Sesunguhnya Aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan
Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki
tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya Aku Telah menamai dia
Maryam dan Aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya
kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”Maka
Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan
mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya
pemeliharanya. setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia
dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu
memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi
Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang
dikehendaki-Nya tanpa hisab (al-imraan:36-37).
Wahyu tilawah (mengikutinya)
Rasul bukan hanya diutus dalam rangka menyampaikan wahyu-Nya kepada
umat. Tetapi memberikan bayan (keterangan yang jelas dan tepat), dan
juga supaya mentilawah ayat-ayat wahyu-Nya. Sehingga umatnya bisa
mengerti tentang alkitab, hikmah, serta mencerdaskan kehidupan
masyarakatnya. (ali-imraan:164) Keharusan Rasul mentilawat ayat-ayat wahyu-Nya termasuk langkah Allah memberikan kebaikan bagi mukminin:
Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan
Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (al-imraan:164)
Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya
bersih?. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan
mereka tidak aniaya sedikitpun. Perhatikanlah, betapakah mereka
mengada-adakan dusta terhadap Allah? dan cukuplah perbuatan itu menjadi
dosa yang nyata (bagi mereka) (an-nisa’:49-50)
Dalam ayat-ayat wahyu-Nya, Allah memberitahukan dan mengajarkan
“ra’yu” atau pendapat-Nya. Itulah yang harus dijadikan pegangan dalam
menghadapi dan menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam kehidupan
umat-Nya. (an-nisa’:105). Agar manusia dapat menangkap
isi kandungan ra’yu yang diberikan Allah dalam ayat wahyu-Nya, maka
manusia supaya “mentadabbur” ayat-ayat alkitab wahyu-Nya (shad:29). Untuk itulah umat yang kedatangan rasul –(utul kitab)- supaya mentilawah ayat-ayat wahyu-Nya dengan benar dan tepat (al-baqarah:121).
Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang
yang rugi (albaqarah:121).
Sesungguhnya kami Telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang Telah
Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang
yang tidak bersalah), Karena (membela) orang-orang yang khianat (an-nisa’:105).
Sehingga ulul albab bisa menangkap isi kandungannya (shad:29)
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka men-tadabbur ayat-ayatNya dan supaya ulul albab
memikirkan (shad:29).
Tadabbur yang berarti melakukan penyelidikan/penelitian yang berarti
bahwa seluruh petunjuk wahyu al Quran mempunyai hubungan dan keterkaitan
sebagai satu kesatuan tanpa ikhtilaf (pertentangan). (an-nisa’:82), karena alQuran adalah wahyu dari Allah untuk petunjuk manusia (Muhammad: 24-26)
Maka apakah mereka tidak mau men-tadabbur Al Quran? kalau kiranya
Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat (ikhtilaf)
pertentangan yang banyak di dalamnya. (an-nisa’:82)
Maka apakah mereka tidak mentadabbur Al Quran ataukah hati mereka
terkunci? Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada
kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan Telah
menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan
mereka.Yang demikian itu Karena Sesungguhnya mereka (orang-orang
munafik) itu Berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang
diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam
beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka (Muhammad:24-26).
Janganlah seperti bani Israel yang kufur sebagian dan iman sebagian,
mereka memotong hubungan pengertian dari petunjuk wahyu Allah. (albaqarah:83-85)
Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil
(yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin,
serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, Dirikanlah shalat
dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.Dan
(ingatlah), ketika kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak
akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir
dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, Kemudian kamu
berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya. Kemudian kamu
(Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir
segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu
terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka
datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir
mereka itu (juga) terlarang bagimu. apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain?
tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa
yang kamu perbuat (albaqarah:83-85).
Dan Katakanlah: “Sesungguhnya Aku adalah pemberi peringatan yang
menjelaskan”.Sebagaimana (Kami Telah memberi peringatan), kami Telah
menurunkan (azab) kepada orang-orang yang membagi-bagi (Kitab Allah), (yaitu) orang-orang yang Telah menjadikan Al Quran itu terbagi-bagi. Maka demi Tuhanmu, kami pasti akan menanyai mereka semua,Tentang apa yang Telah mereka kerjakan dahulu (al hijer: 89-93).
Wahyu tilawah itulah wahyu yang diturunkan kepada para nabi dan
rasul-Nya supaya ditilawahkan kepada umat dan kaumnya. Wahyu tilawah
itulah yang dimaksud “wahyu alkitab” yang mengandung alhikmah dan ajaran
untuk mencerdaskan kehidupan umat dalam bermasyarakat (al-imraan:164). Wahyu
alkitab itu pulalah yang berisi petunjuk untuk mengatasi “ikhtilaf”
(perselisihan dan pertentangan) atau perbedaan pendapat yang terjadi
diantara manusia. (al baqarah:213, yunus:47). Karena
manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang lemah dan memiliki
keterbatasan, sehingga mudah terjadi ikhtilaf dan perbedaan pendapat
diantara mereka (yunus:19, hud:118-119). Jadi jelas
tidak benar apabila ada orang yang memakai alkitab wahyu Allah,
dijadikan alasan untuk saling berselisih, bertengkar, dan bermusuhan.
Bila hal yang terakhir itu terjadi, hal semacam itu disebutkan dalam
alQuran sebagai sikap Yahudi dan Nasoro (al-baqarah: 113).
Sungguh Allah Telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang Rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah,
membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan
Al hikmah. dan Sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (al-imraan:164)
Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan),
Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi Keputusan di
antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan
kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri.
Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran
tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan
Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan
yang lurus. (al baqarah:213)
Manusia dahulunya hanyalah satu umat, Kemudian mereka berselisih.
kalau tidaklah Karena suatu ketetapan yang Telah ada dari Tuhanmu
dahulu, Pastilah Telah diberi Keputusan di antara mereka, tentang apa
yang mereka perselisihkan itu.(yunus:19).
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu dia menjadikan manusia umat
yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, Kecuali
orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah
menciptakan mereka. kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) Telah ditetapkan:
Sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan manusia
(yang durhaka) semuanya.(hud:118-119).
Jalan mukminin yang diingatkan oleh Allah:
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka
menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (at-taubah:71)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama