Wahai Bani Israil, ingatlah akan
nikmat-Ku yang Aku anugrahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku,
niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Kulah kamu harus
tunduk.
(QS Al Baqarah : 40)
Ayat di atas mengandung beberapa pelajaran diantaranya adalah :
Pelajaran Pertama :
Yang dimaksud Bani Israil
adalah anak keturunan Nabi Israil. Nabi Israil adalah nama lain dari
pada nabi Ya’qub. Nabi Ya’qub adalah anak dari nabi Ishaq bin Ibrahim
as.
Disana ada 5 nabi yang mempunyai nama lebih dari satu, mereka itu adalah:
- Nabi Muhammad saw mempunyai nama lain, yaitu Ahmad.
- Nabi Isa, as mempunyai nama lain, yaitu Al Masih.
- Nabi Ya’qub as mempunyai nama lain, yaitu Israil.
- Nabi Yunus as mempunyai nama lain, yaitu Dzun An Nun
- Nabi Ilyas as mempunyai nama lain, yaitu Dzul Kifli
Sedang Israil sendiri mempunyai banyak arti, diantaranya adalah :
- Isra adalah berasal dari bahasa Ibrani yang berarti hamba, sedang Il barrti Allah, maka arti dari Israil adalah : hamba Allah.
- Isra berarti pilihan , sedang Il adalah Allah, maka Israil berarti pilihan Allah
- Isra berarti perjalanan waktu malam, maka Israil berarti seseorang yang melakukan perjalan malam menuju kepada Allah swt.
Pelajaran Kedua :
Perintah Allah kepada Bani
Israil untuk selalu mengingat nikmat Allah kepada mereka. Perintah
tersebut mengandung beberapa pelajaran :
- Mengingat nikmat Allah, tidak harus dengan ucapan, tetapi yang lebih penting adalah mengingatnya dengan hati
- Banyak nikmat Allah yang telah dianugrahkan Allah kepada Bani Israil, diantaranya adalah :
- Diselamatkan dari kekejaman Fir’aun dan balatentaranya
- Banyak dari kalangan Bani Israil yang diangkat menjadi nabi Allah
- Diturunkan kepada mereka kitab-kitab suci
- Diturunkan kepada mereka Al Manna dan Salwa.
- Dipancarkan kepada mereka air dari sela-sela batu
- Diberitahukan kepada mereka di dalam Taurat bahwa akan datang utusan Allah yang terakhir yaitu nabi Muhammad saw.
- Nikmat yang diberikan kepada nenek moyang mereka, berarti nikmat mereka juga, karena mereka juga terangkat derajatnya dengan tinggi derajat nenek moyang mereka.
- Nikmat yang di dapat oleh Bani Israil semata-mata hanya karunia Allah swt, dengan dalil bahwa Allah berfirman : “ yang Aku anugrahkan kepadamu. “
Pelajaran Ketiga :
Sebagai umat Islam, kita harus
selalu bersyukur kepada Allah atas nikmat Islam, karena Islam yang kita
yakini adalah nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada
kita. Allah berfirman :
“ Hari ini Aku lengkapi bagimu
agamamu ( yaitu Islam ), dan Aku sempurnakan bagimu akan nikmat-Ku, dan
Aku ridha Islam sebagai agamamu “(Qs Al Maidah : 3 )
Dalam ayat di atas Allah
menyebutkan sempurnanya nikmat setelah sempurnanya agama ini, berarti
nikmat yang paling sempurna adalah agama Islam ini. Dan semua nikmat
yang kita dapatkan dari Allah swt di dunia ini, belum dikatakan sempurna
sampai kita berpegang teguh pada ajaran agama Islam.
Pelajaran Keempat :
Oleh karenanya, kita
dianjurkan untuk bergembira dan bersyukur ketika bisa melaksanakan salah
satu dari ajaran Islam ini. Hal itu terlihat jelas dari dua hari
raya,yaitu Idul Fitri dan Idul Adha :
- Kita dianjurkan bersyukur dan bergembira ketika bisa melaksanakan ibadat puasa selama satu bulan penuh, makanya Allan menjadikan hari Idul Fitri, sebagai hari bersyukur dan bersenang-senang dengan ibadat puasa yang kita laksanakan satu bulan penuh.
- Begitu juga kita diperintahkan untuk bersyukur dan bersenang-senang setelah melaksanakan ibadat haji dan wukuf di arafah bagi yang haji, dan puasa hari arafah bagi yang tidak haji , dengan adanya Idul Adha.
Pelajaran Kelima :
Nikmat Allah yang berupa
kemampuan melaksanakan ibadat, harus kita syukuri dengan ibadat lain,
seperti nikmat ibadat puasa kita syukuri dengan memberikan zakat fitri
kepadaorang-orang fakir miskin. Sedang nikmat ibadat haji, wukuf di
Arafah dan puasa hari Arafah, kita syukuri dengan menyembelih kurban dan
kita bagikan kepada fakir miskin juga.
Pelajaran Keenam :
Nikmat-nikmat Islam yang harus kita syukuri selain ibadat haji dan puasa pada bulan Ramadlan, adalah :
- Nikmat sholat dan Sedekah, dengan melaksanakan kedua ibadat itu dengan baik, maka hati akan terasa enak , nyaman dan tenang. Kita menjalani hidup ini tanpa mudah dan ringan, karena kita merasa dekat dengan Allah.
- Nikmat pernikahan, kita bersyukur kepada Allah karena diberi kemampuan untuk melaksanakan sunah Rosulullah saw, dan dijauhkan dari maksiat yaitu pacaran dan perzinaan. Selain itu Allah akan memberikan ketenangan, kasih sayang dan rahmat dalam hidup, bagi mereka yang memegang ajaran Islam di dalam kehdupan keluarga.
- Nikmat anak, dengan anak berarti Allah telah memberikan kepada kita kesempatan untuk melaksankan ibadat lain, yaitu dengan mendidiknya , merawatnya, sehingga menjadi anak sholeh yang taat kepada Allah dan orang tuanya. Dan ini merupakan kesenangan dan kenikmatan tersendiri yang tidak bisa dirasakan, kecuali mereka yang mempunyai anak sholeh.
Pelajaran Ketujuh :
Nikmat ketaatan sebagaimana
yang disebut di atas jauh lebih enak dan berharga, jika dibanding dengan
kenikmatan dunia, yang berupa harta yang melimpah, jabatan yang tinggi,
ketenaran dan sejenisnya.
Pelajaran Kedelapan :
Oleh karenanya, sebagai
seorang muslim, tidak seharusnya minder, ciut, putus asa, atau merasa
rendah jika dia tidak mendapatkan nikmat dunia, sebagaimana yang
didapatkan orang lain.
Pelajaran Kesembilan :
Allah berfirman : “Katakanlah:
“Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka
bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa
yang mereka kumpulkan.” ( QS Yunus : 58 )
Ayat di atas menganjurkan kita
untuk bergembira dengan nikmat Allah, yaitu nikmat bisa melaksanakan
perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Nikmat tersebut
jauh lebih baik apa yang manusia kumpulkan. Sebagaimana kita ketahui,
bahwa manusia selalu mengejar harta dan tahta, serta wanita, itulah
nikmat dunia.
Pelajaran Kesepuluh :
Sebagai bangsa Indonesia,
seharusnya kita juga mengingat nikmat Allah yang diberikan nenek moyang
kita, yang berupa kemerdekaan dari penjajahan Belanda dan Jepang. Nikmat
itu harus kita syukuri dengan menegakkan ajaran-ajaran Islam di bumi
Indonesia. Bersyukur dengan melaksanakan ajaran- ajaran Islam baik pada
tataran pribadi, keluarga, masyarakat dan negara, berarti juga menjaga
nikmat Allah yang berupa kemerdekaan dan kekayaan alam yang melimpah.
Makanya, Allah berfirman pada terusan ayat tersebut : “dan penuhilah
janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu. “ Jika ayat
tersebut kita terapkan pada bangsa Indonesia,maka artinya adalah wahai
bangsa Indonesia jika kalian memenuhi janji-Ku untuk menegakkan
ajaran-ajaran Islam di bumi pertiwi ini, niscaya Aku ( Allah ) akan
memenuhi janji-Ku kepada kalian,yaitu menjadikan negara kalian negara
yang makmur, sentausa, kaya, kuat dan berwibawa.
Ahmad Zain An Najah, Kairo, pagi hari sebelum sholat Jum’at 16 Maret 2007
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama