Allah SWT berfirman, “Tiada suatu kata yang diucapkan melainkan didekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18)
Allah berfirman, “Sesungguhnya bagi kalian ada
(malaikat-malaikat) yang mengawasi (perbuatan kalian) yang mulia (disisi
Allah) dan yang mencatat (perbuatan itu). Mereka mengetahui apa yang
kalian lakukan.” (QS. Al-Infithar: 10-12)
Dalam firman ALLAH ada juga, “Inilah kitab (catatan) Kami yang
menuturkan kepada kalian dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh
mencatat apa yang kalian telah kerjakan.” (QS. Al-Jatsiyah: 29)
Banyak berbicara menyebabkan kejemuan pada manusia. Mereka akan
berpaling dari Anda dan mereka tidak akan senang mendengar ucapan Anda.
Dari Abu Wail, “Abdullah ibn Mas’ud sering mengingatkan manusia pada
hari kamis, lalu seseorang berkata kepadanya, `Wahai Abdurrahman, aku
begitu menyukai jika engkau mengingatkan kami setiap hari.’ Dia berkata,
`Aku khawatir akan menjenuhkan kalian, maka aku memilih waktu yang
tepat (tidak sering) untuk kalian dalam memberi nasehat, sebagaimana
yang dilakukan oleh Nabi SAW terhadap kita’.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, para khatib Jum’at dianjurkan untuk meringkas khutbahnya.
Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya shalat yang panjang dan khutbahnya
yang ringkas merupakan pertanda akan kecerdasannya (imam dan khatib pada
shalat jum’at). Maka panjangkanlah shalat dan ringkaskanlah khutbah,
karena sebagian dari penjelasan (yang memukau) bagaikan sihir.” (HR.
Muslim)
ALLAH menganjurkan kita untuk membatasi pembicaraan dalam kebaikan dan meninggalkan ucapan yang tidak baik. ALLAH berfirman, “Tidak
ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang-orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
berbuat baik atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa
berbuat demikian karena mencari keridhaan ALLAH, maka kelak Kami memberi
kepadanya pahala yang besar.” (QS. An- Nisa: 114)
Rasulullah SAW telah membimbing kita untuk menjaga lisan:
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada ALLAH dan hari
akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menjamin kepadaku akan apa yang
ada diantara jenggot dan kumisnya (maksudnya adalah lisannya) dan apa
yang berada di antara dua kakinya (maksudnya adalah kemaluannya), maka
Aku menjamin surga baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda, “Siapa yang diam, maka akan selamat.”
Maka ringkas dan padat dalam berkata-kata sangat dianjurkan. Ini adalah
bagian dari ke pahaman akan agama. Maka jangan banyak bicara, kecuali
untuk sesuatu yang bermanfaat.
“Di antara perangai Nabi adalah kemampuannya bertutur ringkas dan padat makna.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah telah memberikan nikmat kepada Nabi Daud as. berupa hikmah dan
kecerdasan dalam berbicara dan menganalisa permasalahan yang dihadapi
oleh kaumnya. “Kami berikan kepadanya hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan perselisihan.” (QS. Shad: 20)
Setelah delegasi Abdul Qays menemui Rasulullah SAW mereka mengatakan,
“Wahai Rasulullah, kami datang kepadamu dari daerah yang jauh. Antara
daerah kami dan daerahmu ini terdapat kampung Mudhar yang penduduknya
masih kafir. Kami tidak bisa menemuimu kecuali pada bulan haram (suci).
Oleh karena itu, ajarkan kepada kami satu perkara yang pasti, yang akan
kami ajarkan kepada orang-orang setelah kami, yang menjamin kami masuk
surga
” (HR. Bukhari dan Muslim)
Mereka meminta sesuatu sederhana yang bisa memasukkan mereka ke surga.
Setelah penjelasan ini, apakah Anda akan menjadi orang yang banyak
bicara? Apakah Anda ingin catatan buku Anda di hari hari akhirat penuh
dengan isu dan kesia-siaan? Apakah Anda ingin catatan buku Anda menjadi
hitam dengan catatan gunjingan dan cacian terhadap orang lain? Banyak
bicara akan menyebabkan kita kesulitan dalam menghadapi hari
penghitungan (yaumull a-hisab). Banyak bicara menghilangkan wibawa.
Banyak bicara akan menghilangkan ketenangan dan ketentraman. Banyak
bicara membuat orang tidak mampu mengingat apa yang mereka dengar.
Mereka hanya ingat sebagian dan lupa sebagian.
Oleh karena itulah, ucapan-ucapan Rasulullah SAW sangat ringkas dan
padat. Ketika Rasulullah berkata-kata, jika ada orang yang hendak
menghitung kata-katanya, pasti dia dapat menghitungnya (HR. Bukhari dan
Muslim)
Shalawat dan salam bagi Nabi SAW yang memiliki budi pekerti yang luhur yang diutus sebagai pelengkap kesempurnaan akhlak mulia.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama