Kita, manusia, adalah makhluk yang unik. Pernahkah
kita merenungi mengapa kita unik? Apa sajakah keunikan manusia yang
membuatnya berbeda dari makhluk Allah yang lainnya?
Keunikan pertama,
manusia adalah makhluk Allah yang dimuliakan (mukarram). Allah SWT
berfirman: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.” (QS Al-Isra’: 70)
Salah
satu hal yang mengindikasikan dimuliakannya manusia adalah peniupan ruh
pada diri manusia. Allah SWT berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan
dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya dan dia menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (QS As-Sajdah: 9)
Dalam sebuah hadits shahih riwayat
Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw menjelaskan bagaimana ruh ditiupkan
pada setiap janin manusia. “Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan
ciptaannya dalam rahim ibunya, selama empat puluh hari berupa nuthfah,
lalu menjadi segumpal darah selama itu pula, lalu menjadi segumpal
daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan
ruh kepadanya dan mencatat empat hal yang telah ditentukan, yaitu:
rezeki, ajal, amal, dan bahagia atau sengsaranya.”
Alam ruh adalah kehidupan pertama yang dilalui oleh
setiap manusia. Kemudian pada hari ke-120 dari pertumbuhan sebuah
janin, sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas, ruh ditiupkan pada
jasad manusia. Inilah alam rahim sampai dengan jabang bayi keluar dari
rahim ibunya. Begitu terlahir, manusia memasuki alam baru yang disebut
sebagai alam dunia. Kemudian manusia akan dimatikan, jasadnya hancur,
dan ruhnya berpindah ke alam barzakh. Pada Hari Kebangkitan, ruh setiap
manusia akan dikembalikan kedalam jasadnya masing-masing, untuk kemudian
menghadapi Pengadilan Allah dan menerima pembalasan yang sempurna atas
semua yang telah ia lakukan selama hidup di dunia.
Indikasi lain
dimuliakannya manusia adalah diberikannya manusia oleh Allah berbagai
potensi seperti akal pikiran, kelebihan berbahasa, dan keindahan fisik.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tiin: 4)
Disamping itu,
manusia juga dimuliakan dengan ditundukkannya alam semesta untuk
manusia. Allah SWT berfirman, “Apakah kamu tidak melihat bahwasanya
Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar
di lautan dengan perintah-Nya, dan dia menahan (benda-benda) langit
jatuh ke bumi dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.” (QS Al-Hajj: 65)
Dengan
demikian Allah menciptakan gunung-gunung, lautan, sungai,
binatang-binatang, tumbuhan-tumbuhan, dan sebagainya hanyalah untuk
kepentingan manusia. Karena Allah telah menundukkan semua itu untuk
manusia maka manusia pun dengan akal pikirannya bisa mengelola dan
memanfaatkan semua itu untuk kelangsungan dan kesejahteraan hidupnya.
Allah benar-benar maha pengasih dan maha pemurah kepada manusia. Lalu
apakah manusia tidak akan mensyukurinya?
Keunikan kedua,
manusia adalah makhluk Allah yang mendapat tanggung jawab besar
(mukallaf). Dahulu Allah telah menawarkan amanah kepada langit dan
gunung-gunung, tetapi semuanya menolak, dan hanya manusia yang
menerimanya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menawarkan
amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk
memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim
dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab: 72)
Hanya saja tidak semua manusia
bisa menunaikan amanahnya dengan baik. Sebagian manusia justru
sebaliknya berlaku khianat. Adapun amanah manusia pada dasarnya ada dua.
Amanah pertama adalah beribadah kepada Allah, sebagaimana firman-Nya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku.” (QS Adz-Dzariyat: 56) Sedangkan amanah manusia
yang kedua adalah menjadi khalifah diatas muka bumi sebagaimana yang
Allah jelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 30: “Ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi (yaitu manusia).”
Keunikan ketiga,
manusia adalah makhluk Allah yang diberi pilihan (mukhayyar). Allah
memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk beriman, taat dan
bersyukur atau sebaliknya kufur, ingkar, dan tidak bersyukur. Hanya saja
dengan kebebasan memilih ini manusia harus siap menanggung
konsekuensinya, yaitu adanya balasan atas pilihannya. Jika ia memilih
untuk berbuat baik maka iapun akan mendapat pahala, balasan kebaikan,
dan surga. Sebaliknya, jika ia memilih untuk berbuat buruk maka iapun
akan mendapat dosa, balasan keburukan, dan neraka.
Disamping
beberapa keunikan diatas, kita juga harus menyadari bahwa hakikat
manusia diciptakan dan dimatikan adalah untuk diuji selama di dunia ini.
Manusia akan diuji siapakah yang paling baik amal perbuatannya. Allah
SWT berfirman: “Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan,
dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup,
supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS Al-Mulk: 1-2) Dalam ayat
yang lain, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa
yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar kami menguji mereka
siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (QS Al-Kahfi: 7)
Manusia
juga akan diuji atas apa saja yang telah Allah anugerahkan kepadanya.
Allah memberikan anugerah yang berbeda-beda kepada setiap orang untuk
menguji apakah seseorang bisa menggunakan setiap anugerah yang Dia
berikan secara benar sesuai dengan yang Dia kehendaki ataukah tidak.
Allah SWT berfirman, “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. (QS Al-Maidah: 48) Dalam ayat yang lain, Allah SWT berfirman,
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia
meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa
derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al-An’am: 165)
Wallahu a’lam bish shawab.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama