عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ » رواه الترمذي وابن ماجة

Hendaknya kita bercermin kepada hadis di atas, menjadi orang yang cerdik, pandai mengelola kepribadian diri dengan mengendalikan hawa nafsu untuk mendapatkan kualitas kemuliaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Nabi SAW mendeskripsikan bahwa setiap muslim hendaknya bijaksana, hawa nafsu yang ada pada dirinya merupakan ujian dari Allah SWT yang harus digunakan untuk kebaikan, jangan diperturutkan untuk sesuatu yang dilarang Allah SWT, jangan menjadi budak syetan yang senantiasa ingin menjerumuskan manusia muslim sehingga menjadi temannya di neraka.
Kecerdikan
itu tercermin pada evaluasi yang senantiasa dilakukan seorang muslim,
apakah langkah kehidupannya sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah
ataukah bertentangan dengan kehendakNya? Sayidina Umar bin Khattab
pernah mengatakan, “Evaluasilah dirimu sebelum kamu dievaluasi [di hari
akhirat]”.
Orang yang
cerdik senantiasa menggunakan kesempatan dengan semua hal yang
bermanfaat, tidak ada kesia-siaan yang menghiasi hari-harinya. Tidak
menunda-nunda kesempatan kebaikan dengan berandai-andai seraya
mengatakan, “Suatu hari nanti saya akan berbuat baik” atau “Nanti ketika
usia tua saya mau bertaubat”.
Seperti
dijelaskan oleh Nabi SAW, berandaiandai adalah ciri orang yang lemah,
lemah keimanannya, selalu memperturutkan hawa nafsu dengan menahan
kebaikan dan melanggar larangan.
Allah SWT
menyerukan kepada kita untuk mempersiapkan hari esok, “Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” [QS. Al Hasyr: 18]
Fiqh Hadits
- Dorongan untuk menjadi muslim yang cerdik dan kuat
- Hawa nafsu merupakan bentuk ujian bagi setiap muslim yang harus dikendalikan agar sesuai dengan kehendak Allah SWT.
- Anjuran untuk meninggalkan sikap malas, dan menggunakan kesempatan untuk kehidupan akhirat
- Kesuksesan akhirat tergantung kepada sejauh mana seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama