خَطَّ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله ُعليه وسلم خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قالَ: “هَذا سَبِيْلُ اللهِ
مُسْتَقِيْمًا” وَخَطَّ عَنْ يَمِيْنِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَا لَ: “هَذِهِ السُّبُلُ لَيْسَ مِنْهَا سَبِيْلٌ
إِلا عَليْهِ شَيْطانٌ يَدْعُوْ إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ ” وَأَنّ هَذا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ
وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ” رواه الإمام أحمد بن حنبل
عن عبد الله بن مسعود

Jalan
kebenaran sangat jelas di antara jalan-jalan kebatilan. Hanya ada satu
jalan kebenaran yaitu kebenaran Islam dalam semua dimensi yang ada;
kebenaran agama, kebenaran prinsip, kebenaran keyakinan, kebenaran
pemikiran dan kebenaran kehidupan. Itulah jalan Allah yang telah
digariskan kepada semua manusia, kepada semua jin, semua malaikat dan
kepada semua alam semesta.
Inilah
Jalan yang harus diikuti oleh mereka dan kita semua. Karena kalau kita
menolak meniti di atas jalan ini, membangkang mengikuti aturan-aturannya
dan memerangi nilai-nilai keagungannya niscaya kita akan menyimpang dan
berada di jalan syetan.
Buah hadits
- Garis itu adalah “Sabilullah”(jalan Allah)
- Jalan Allah pasti lurus
- Jalan yang lurus ini adalah Al-Islam
- Tidak boleh mengikuti agama-agama lain selain Islam
- Hidup mati hanya bersama Islam Qs 3:102-103
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama