Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan oleh manusia. Apa
pun cara yang dilakukan, kematian akan tetap menghampirinya. Sekokoh apa
pun bangunan yang dibuat, kalau sudah sampai waktunya, kematian pasti
datang.
Tidak ada cara untuk menghadapinya, selain kepasrahan. Itulah
ketentuan yang sudah ditetapkan di setiap pundak manusia. Jadi percuma
saja lari dari kematian. Kemana pun larinya dan sejauh apa pun jaraknya,
kalau sudah tiba masanya, setiap manusia akan tetap mati. Hanya ada
satu kunci menghadapi kematian yaitu kepasrahan total menyambut
kedatangnnya.
Kematian tidak hanya dialami oleh manusia. Binatang dan
tumbuh-tumbuhan juga akan merasakan mati, sebagaimana mereka merasakan
hidup. Lebih dari itu, makhluk yang tak kasat mata juga akan bernasib
sama. Termasuk jin dan iblis, serta makhluk yang paling taat seperti
malaikat. Semuanya akan mati.
Sebagaimana firman Allah SWT, ”Setiap yang bernyawa akan merasakan
mati, kecuali yang mempunyai kemampuan menghidupkan dan mematikan. Dia
akan tetap hidup dan selalu hidup, Dialah Allah, Tuhan seluruh alam.”
Menyikapi kenyataan ini, seharusnya manusia mempunyai kesadaran dirinya
tidak mempunyai kekuasaan apa pun menghadapi ketentuan Ilahi. Dia hanya
makhluk yang lemah, yang harus pasrah dengan kehendak sang Penguasa.
Manusia hanyalah makhluk kecil yang hidup di atas permukaan bumi.
Lebih kecil lagi atau sangat kecil jika dibandingkan dengan kebesaran
alam raya ini. Dan tidak ada artinya sama sekali bila berhadapan dengan
kebesaran Allah. Harta yang dimilikinya tidak berarti apa-apa bila
dibandingkan dengan kekayaan Allah, kalau dia merasa kaya. Dia amat
bodoh jika dibandingkan dengan kepandaian Allah, bila dia merasa pintar.
Kebanggaan-kebanggaan yang dimiliki akan lebur bila berhadapan dengan
kebanggaan yang Allah miliki. Karena itu, tidak sepantasnya manusia
menyombongkan diri di hadapan Allah dan juga makhluk-Nya.
Sebaliknya, manusia harus bersikap tawaduk dalam hidupnya.
Menghindari sikap arogan dalam berkata dan bertindak dengan manusia.
Berlaku lemah lembut pada setiap makhluk, sopan santun dalam bertutur,
menyebarkan salam ketulusan, dan menyayangi setiap ciptaan Allah.
Bagaimana pun, manusia adalah makhluk yang lemah. Apa pun yang
dimiliki tidak bisa membuatnya kuat. Kita tetap akan musnah bersama
kebanggaan dan kekayaan yang dimilikinya.
Mengingat lemahnya manusia dan ketidak mampuannya menghadapi maut,
manusia seharusnya memperkaya diri dengan amal kebaikan. Karena hanya
amal baiklah yang dapat memberikan kebahagiaan pada kehidupan
selanjutnya.
Wallahu alam bish shawab.
Oleh : H Ahmad Fudholi
sumber: http://www.republika.co.id
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama