Bagaimanakah Rasanya Iman?

Dari Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhuberkata:”Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang mengucapkan:“ Radhiitu billahi rabba wa bil Islaami diina wa bimuhammadin rasuulaa (Aku ridha/rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku dan Muhammad sebagai Rasulku)” maka surga baginya.”

Takhrij Hadits

Hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (6/36), ‘Abd bin Humaid dalam al-Musnad (hal 308), Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud no. 1529, an-Nasaa’i dalam as-Sunan al-Kubra (7/9), Ibnu Hiban dalam Shahih Ibnu Hibban (3/144), al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/699) dan beliau berkata:” (Ini) Hadits shahih sanadnya, namun keduanya (al-Bukhari dan Muslim) tidak meriwayatkannya.”. seluruhnya meriwayatkan hadits tersebut dari jalur Zaid bin al-Habbab, telah memberitahukan kepada kami ‘Abdurrahman bin Syuraih al-Iskandarani, telah memberitahukan kepadaku Abu Hani al-Khaulani bahwasanya ia mendengar Abu ‘Ali al-Janbi bahwasanya ia mendengar Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu menucapkan hadits di atas.

Makna Hadits

Ibnul Qayyim rahimahullah ketika mengomentari hadits ini dan hadits:

“Rasa iman itu akan terasa bagi orang yang ridha/rela menjadikan Allah sebagai Rabbnya dan islam sebagai agamanya serta Muhammad sebagai Rasulnya.” (HR. Muslim No. 34)

Beliau rahimahullah berkata:”Di atas kedua hadits ini, berkisar (berputar) tingkatan agama, dan kepada keduanya ia (tingkatan agama) berhenti, keduanya telah mencakup ridha terhadap rububiyyah dan uluhiyyah-Nya Subhanahu wa Ta’ala, ridha terhadap Rasul-Nya dan tunduk patuh kepadanya, dan ridha terhadap agamanya dan pasarah kepadanya. Dan barangsiapa yang terkumpul pada dirinya empat hal ini, maka ia benar-benar orang yang shiddiiq. Ia mudah diklaim dan diucapkan oleh lisan, namun ia pada kenyataannya ia adalah perkara dan ujian yang paling susah, lebih-lebih jika datang sesuatu yang menyelisihi hawa nafsu dan keinginannya.”

Ridha terhadap Uluhiyyah-Nya Subhanahu wa Ta’ala mengandung keridhan dengan cara mencintai-Nya semata, takut, berharap, patuh, dan tunduk hanya kepada-Nya. dan hal itu mengharuskan untuk beribadah hanya kepada-Nya dan ikhlash di dalamnya.

Ridha terhadap Rububiyyah-Nya mencakup ridha terhadap pengaturan-Nya terhadap hamba-Nya, pengesaan-Nya dalam bertawakkal hanya kepada-Nya, dalam meminta pertolongan, merasa yakin dan hanya bersandar kepada-Nya dan hendaknya ia ridha dengan segala sesuatu yang Allah perbuat kepada-Nya.” (Madarijus Salikin)

Maka yang pertama adalah mencakup keridha-an seorang hamba terhadap apa yang diperintahkan kepadanya, dan yang keduan ridha terhadap apa yang ditakdirkan untuknya

Adapun ridha menjadikan Nabinya (Muhammad) sebagai seorang Rasul, maka ia mencakup kesempurnaan ketundukkan kepadanya, dan kepasrahan mutlak untuknya, yang mana beliau shallallahu ‘alaihi wasallammenjadi manusia yang paling didahulukan dibandingkan dirinya sendiri, sehingga ia tidak mengambil petunjuk kecuali dari sabda-sabda beliau, tidak berhukum kecuali kepada beliau, tidak menghukuminya (petunjuk beliau) dengan selainnya, dan tidak ridha sedikitpun dengan hukum selain hukum beliaushallallahu ‘alaihi wasallam, tidak pada masalah nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya, tidak pada hakekat keimanan dan tingkatan-tingkatannya, dan tidak pula pada hukum-hukum yang tampak dan yang tersembunyi.

Sedangkan ridha menjadikan Islam sebagai agamanya dalah jika Allah berfirman, atau menghukumi, atau memerintahkan, atau melarang, ia akan ridha sepenuh keridha-an, tidak tersisa sedikitpun sempit (keberatan) terhadap hukumnya, menerimanya dengan sebenar-benar penerimaan, sekalipun bertentangan dengan keinginan jiwanya atau hawa nafsunya atau bertentangan dengan perkataan orang yang dijadikan panutan olehnya, guruny dan kelompoknya.(Dinukil dari Madarijus Saalikin)

Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam (aku ridha/rela Allah sebagai Rabb), maksudnya adalah aku rela dengan-Nya, aku mencukupkan diri dengan-Nya, dan aku tidak mencari selain-Nya. Dan sabda beliau (dan (aku ridha) Islam sebagai agamaku), maksudnya adalah aku ridha dengan menjadikan Islam sebagai agamaku, dalam artian aku tidak akan berjalan di atas jalan selain Islam, dan aku tidak akan menempuh kecuali apa-apa yang sesuai dengan syari’at Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan sabda beliau (dan ridha dengan Muhammad sebagai Rasul), maksudnya aku ridha dengan Muhammad menjadi Rasul, dalam artian aku beriman dengan status beliau sebagai seorang yang diutus kepadaku, dan kepada seluruh kaim Muslimin. (Syarh Sunan Abu Dawud 5/439)

Buah Dari Mengucapkan Dzikir Ini

Adapun buah dari Ridha terhadap tiga hal di atas, adalah sebagai berikut:

1. Akan mendapatkan manisnya iman, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Akan merasakan kelezatan iman orang yang ridha menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya dan Muhammad sebagai Rasulnya.”

Dan barang siapa yang mendapatkan rasa manis tersebut, niscaya rintangan-rintangan dan masalah-masalah duniawi tidak akan menyulitkan dan menyusahkan hidupnya.

2. Diampuni dosa seseorang yang rutin membacanya setelah mendengar adzan, sebagaimana hadits dalam Shahih Muslim, dari Shahabat Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya

Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barang siapa yang ketika mendengar adzan membaca do’a berikut ini, maka ia akan diampuni dosanya:

3. Menjadikan orang yang mengucapkannya masuk ke dalam Surga, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu di atas.

4. Mendapatkan keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari Kiamat, sebagaimana hadits dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barang siapa yang ketika memasuki sore hari mengucapkan:  maka ia berhak untuk diridhai oleh Allah.”

Hadits ini telah dihasankan oleh sejumlah ulama, dan Syaikh al-Albani rahimahullah menyatkannya dha’if sebagaimana dalam Silsilah al-Ahadits adh-Dha’ifah (11/33 no 5020), dan beliau rahimahullah mengkritisi para ulama yang menyatakan bahwa hadits tersebut hasan, namun hadits yang seperti ini adalah di antara hadits yang diamalkan/dipakai dalam masalah Fadha’il A’mal. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Mahamemiliki karunia yang agung.

Hadits ini sekalipun haditsnya dha’if menurut sebagian ulama, namun maknanya shahih, karena orang yang telah diampuni dosanya dan dimasukkan ke dalam Surga tentu saja ia telah mendapatkan keridhaan dari Allah. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengabarkan banyak ayat bahwa Dia Subhanahu wa Ta’ala telah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap-Nya.

5. Akan termasuk orang yang mendapatkan kemulian di hari Kiamat, karena ia dijamin dan akan dituntun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga masuk ke dalam Surga. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Barang siapa yang di pagi hari mengucapkan, maka aku menjamin untuk mengambil tangannya (menuntunnya), hingga aku memasukannya ke dalam Surga.” (Hadits ini dibawakan oleh imam al-Munziri dalam at-Targhib wat Tarhiib dengan sanad hasan dan dimasukkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah ke dalam Silsilah ash-Shahihah)

Maka sungguh besar faidah dan balasan yang akan didapatkan oleh seseorang jika membaca do’a atau dzikir ini. Namun tentunya yang harus diperhatikan adalah bahwa balasan tersebut tidak diberikan hanya dengan sekedar membacanya saja, akan tetapi balasan dan faidah tersebut akan diberikan bagi yang memenuhi syaratnya, yaitu beramal dengan konsekuensinya sebagaimana juga balasan terhadap orang yang mengucapkan, maka balasan tersebut akan diberikan kepada orang yang mengucapkannya, dan merealisasikan konsekwensinya.

Dan sebelum itu semua, ia akan mendapatkan kemantapan dan kekokohan dalam hidup ini, dan juga di alam kubur ketika ditanya oleh Malaikat. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar memberikan ilham kepada kita untuk mengucapkannya dan untuk memudahkan kita untuk merealisasikan konsekuensinya, dan agar Dia Subhanahu wa Ta’ala memberikan kemantapan kepada kami dan anda sekalian dengan al-Qaulu ats-Tsabit di Dunia dan Akhirat.

Disadur dan diterjemahkan dari beberapa sumber berbahasa Arab oleh Abu Yusuf Sujono.
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama