Tata Cara Hubungan Intim Suami Istri ( jima' )

Berikut ini adalah aturan aturan atau adab dalam bersenggama atau berhubungan dengan suami isteri menurut agama Islam. Apa saja yang harus di lakukan, bagaimana caranya, do'a apa saja yang sebaiknya di baca dan lain-lain. Di sarankan jika anda sedang akan memulai bersenggama sebaikanya ber doa dulu. Minimal membaca Bismillahir Rahmannir Rahiim. Jadi jangan asal gobrak gabruk. Baik mari kita simak.

Dalam menjalani hubungan ‘intim’ antara suami istri, islam mengajarkan berbagai macam etika yang telah diatur berdasarkan hadits-hadits Nabi, diantaranya :

Disunahkan membaca BASMALLAH sebelum menjalani senggama kemudian membaca QUL HUWA ALLAAHU AHAD dilanjutkan dengan membaca takbir (ALLAAHU AKBAR), tahlil (LAA ILAAHA ILLALLAAH) dan disunahkan meskipun tidak sedang mengharapkan keturunan dari persenggamaannya untuk berdo'a :


بسم الله العلي العظيم، اللهم اجعلها ذرية طيبة، إن كنت قدرت أن تخرج ذلك من صلبي . اللهم جنِّبني الشيطان، وجنب الشيطان مارزقتني

Dengan menyebut nama Allah yang agung, Ya Allah, jadikanlah ia anak yang baik bila Engkau takdirkan ia lahir dari keturunanku, jauhkanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari anak yang akan Engkau karuniakan kepadaku.
(HR. Abu Daud).

Do'a menjima' istri

أَمَا إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِىَ أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنِى الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ثُمَّ رُزِقَ أَوْ قُضِىَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ

Bila seseorang membaca do'a berikut ini sebelum menyetubuhi istrinya: Artinya- dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah setan dari kami, dan jauhkan dia dari apa yg akan Engkau rizkikan kepada kami (anak, keturunan) kemudian dari hubungan tersebut ditakdirkan menghasilkan seorang anak, maka ia tidak akan diganggu oleh setan selamanya. (HR. Bukhori dan Muslim dari Ibnu Abbas Ra).

Berpaling dari arah Qiblat, jangan menghadap Qiblat saat menjalani senggama sebagai bentuk penghormatan pada Qiblat.

Memakai penutup, jangan melakukan persenggamaan dengan telanjang bulat karena ini hukumnya makruh sepert sabda Rosulalloh Sholallohu ‘alaihi wa salam : Bila salah seorang diantara kalian hendak mendatangi istrinya, pakailah penutup dan janganlah kalian berdua telanjang seperti telanjangnya keledai.
 
(HR. Ibn Maajah Nail al-Authaar VI/194).

Diawali dengan cumbuan, sentuhan dan ciuman.

Saat seorang suami telah mencapai orgasme, jangan berlalu begitu saja, hantarkan secara perlahan-lahan istrinya dalam mencapai orgasme karena tak jarang pencapaian klimaks seorang wanita datangnya cenderung belakangan.

Dimakruhkan terlalu banyak pembicaraan saat melakukan senggama.

Bila tanpa adanya ‘udzur (halangan), jangan biarkan empat malam sekali berlalu tanpa hubungan badan.

Saat istri tengah datang bulan, sementara keinginan berhubungan tak dapat tertahankan, untuk menghindari keharaman sebaiknya istri memakai kain penutup pada anggota tubuh antara pusar dan lutut saat mencumbuinya
.

Bagi yang menginginkan mengulangi senggama untuk yang kesekian kalinya sebaiknya terlebih dahulu dicuci kelaminnya, karena hal ini dapat menambah gairah dan dapat menjaga kebersihan.

Tidak ada anjuran khusus menjalani senggama dimalam-malam tertentu seperti malam senin atau jumah namun sebagian ulama ada yang mensunahkan menjalaninya dimalam jumah.

Disunahkan bagi seorang suami dimalam pengantin saat berkeinginan menjalani persenggamaan terlebih dahulu memegang rambut depan (ubun-ubun) istrinya sambil berdoa :

اللهم إني أسألك من خيرها وخير ما جبلتها عليه، وأعوذ بك من شرها وشر ما جبلتها عليه.

Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada mu kebaikannya (isteri) dan kebaikan apa yang saya ambil dari padanya, serta aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan apa yang aku ambil daripadanya.
 
(HR. Ibn Majah dan Abu Dawud dari Umar Bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Nail al-Authaar VI/189).

Sumber Refrensi kitab (Al-Mughni VII/25)
(Ihyaa’ ‘Uluumiddiin II/46) (Kisyaf alQana’ V/216) (Mukhtashar Minhaj al-Qooshidiin hal. 73) (Fath al-Mu’iin hal. 107) (al-Adzkaar li an-Nawaawi hal. 159) (Nail al-Authaar VI/194)
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama