Doa Melihat Kilat dan Petir

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.Di musim hujan seperti sekarang ini, kilatan petir dan gemuruh guntur menjadi pemandangan rutin. Sebagian orang merasa takut dan merinding saat petir menyambar. Kaget saat guntur menggelegar. Dan bagi seorang muslim, kedatangannya semakin meningkatkan imannya karena melihat bagian dari tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Tuhannya. Kemudian ia bertasbih (menyucikan)-Nya, memuji dan mengagungkan -Nya. Sehingga hal itu menjadi ladang pahala baginya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنْشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ وَيُرْسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيبُ بِهَا مَنْ يَشَاءُ وَهُمْ يُجَادِلُونَ فِي اللَّهِ وَهُوَ شَدِيدُ الْمِحَالِ

"Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung. Dan guntur itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya." (QS. Al-Ra'du: 12-13)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dialah yang menundukkan kilat, yaitu cahaya terang mengkilat yang terlihat keluar dari celah-celah awan."

Sedangkan maksud Khaufa wa Thama'a (ketakutan dan harapan), menurut Qatadah, "Ketakutan adalah untuk orang bepergian yang takut tertimpa bahaya dari kilat itu dan kesulitan yang ditimbulkannya. Sedang harapan adalah untuk orang muqim yang berharap berkah dan manfaatnya serta mengharap rizki Allah."

Keberadaan petir dan guntur menjadi suatu peringatan keras bagi penduduk bumi. Dan dijadikan juga untuk menghukum sebagian manusia yang Allah kehendaki. Hal ini sebagaimana yang terdapat pada ayat di atas, "dan Allah melepaskan Guntur/halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki." Oleh karena itu petir banyak terjadi di akhir zaman sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari hadits Abu Sa'id al-Khudri Radhiyallahu 'Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

تَكْثُرُ الصَّوَاعِقُ عِنْدَ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ حَتَّى يَأْتِيَ الرَّجُلُ الْقَوْمَ فَيَقُولَ مَنْ صَعِقَ تِلْكُمْ الْغَدَاةَ فَيَقُولُونَ صَعِقَ فُلَانٌ وَفُلَانٌ

"Petir akan banyak terjadi saat dekatnya kiamat sehingga ada seseorang datang kepada kaumnya lalu bertanya: 'Siapa di antara kalian yang tersambar petir pagi ini.' Kemudian mereka menjawab: 'si fulan dan si fulan tersambar petir'."

Diriwayatkan dari Amir bin Abdullah bin al-Zubair, jika ia mendengar guntur, maka ia berhenti berbicara, lalu membaca:

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

"Mahasuci Allah yang Guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya, demikian malaikat karena takut kepada-Nya."

Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya Guntur itu adalah ancaman yang keras bagi penduduk bumi." (HR. Malik dalam al-Muwatha' dan Imam al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 724)

Lalu apa yang dituntunkan oleh Islam saat terjadi petir agar orang beriman selamat darinya?

Sebagian ulama menuturkan, pada dasarnya tidak ada bacaan khusus yang bersumber dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam masalah ini. Tetapi kalau seseorang berzikir kepada Allah atas keagungan Allah dan penciptaan makhluk-Nya maka, insya Allah, ini tidak mengapa. Hal ini didasarkan kepada petunjuk dari ayat di atas, "Dan guntur itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya."

Imam Abu Ja'far bin Jarir al-Thabari meriwayatkan hadits yang dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu –beliau merafa'kannya- berkata: Apabila beliau mendengar guntur maka membaca:

سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ

"Mahasuci Dzat yang guruh itu bertasbih dengan memuji-Nya."

Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu, apabila beliau mendengar suara guntur, beliau membaca:

سُبْحَانَ مَنْ سَبَّحَتْ لَهُ

"Mahasuci Dzat yang Guntur itu bertasbih kepada-Nya." Bacaan demikian ini juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas, al-Aswad bin Yaszid, dan Thawus: bahwa mereka semua membaca seperti itu. (Keterangan bahwa Imam Thawus membaca tasbih di atas diriwayatkan oleh Imam Syafi'i dalam Al-Umm dan al-Baihaqi dengan sanad shahih sebagaimana yang diutarakan oleh Imam Nawawi dalam al-Azkar, hal. 263).

Al-Auza'i rahimahullah berkata: Adalah Ibnu Abi Zakaria berkata: Siapa yang saat mendengar Guntur membaca:

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ

"Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya," maka petir tidak akan menyambarnya.

Dan dalam riwayatkan dari Amir bin Abdullah bin al-Zubair di atas, jika ia mendengar guntur, maka ia berhenti berbicara, lalu membaca:

سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ

"Mahasuci Allah yang guntur itu bertasbih dengan memuji-Nya, demikian malaikat karena takut kepada-Nya."

Kemudian beliau berkata, "Sesungguhnya guntur itu adalah ancaman yang keras bagi penduduk bumi." (HR. Malik dalam al-Muwatha' dan Imam al-Bukhari dalam kitab al-Adab al-Mufrad, no. 724)

Terdapat sebuah riwayat dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu, bahwa apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendengar لuntur dan petir, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْنَا بِعَذَابِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

"Ya Allah, janganlah engkau membunuh kami dengan kemurkaan-Mu, jangan hancurkan kami dengan siksa-Mu, dan berilah kami kesehatan sebelum itu." (HR. Al-Tirmidzi, Ahmad, Al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad, al-Nasai dalam 'Amal al-Yaum wa al-Lailah, dan al-Hakim dalam Mustadraknya)

Penutup


Saat melihat kilatan petir menghias langit dan mendengar guntur menggelegar maka dianjurkan untuk membaca tasbih. Di antara sifatnya, sebagaimana yang telah dipraktekkan salaful ummah, tidak hanya satu macam saja, seperti yang disebutkan dalam beberapa riwayat di atas. Atau berdoa kepada Allah dengan memohon keselamatan kepada-Nya dari sambaran petir, seperti dalam hadits terakhir yang dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma.

Wallahu Ta'ala A'lam.


Berdoa ketika mendengar petir


Perlu diketahui bahwa tidak ada doa yang marfu’ (bersumber langsung sanadnya) dari  Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ada adalah atsar dari sahabat, dalam fatwa Al-lajnah Ad-Daimah dijelaskan,

من عمل بهذا اقتداءً بهذا الصحابي فلا بأس بذلك، ولا نعلم شيئاً ثابتاً فيه مرفوعاً إلى النبي صلى الله عليه وسلم.

“barangsiapa yang mengamalkan dengan mencontoh para Sahabat, maka tidak mengapa. Kami tidak mengetahui sedikitpun hadits yang marfu’ (sampai sanadnya) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[1]

Beberapa doa tersebut sebagai berikut:

Apabila Abdullah bin Az-Zubair mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan,

سُبْحَانَ الَّذِيْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمِدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيْفَتِهِ.

Subhaanalladzi yusabbihur ra’du bihamdihi wal malaaikatu min khiifatihi

“Maha Suci Allah yang halilintar bertasbih dengan memujiNya, begitu juga para malaikat, karena takut kepadaNya.” [2]

Doa yang lain,

Dari ‘Ikrimah mengatakan bahwasanya Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma tatkala mendengar suara petir, beliau mengucapkan,


سُبْحَانَ الَّذِي سَبَّحَتْ لَهُ


Subhanalladzi sabbahat lahu’

“ Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya”

Lalu beliau mengatakan,

قال إن الرعد ملك ينعق بالغيث كما ينعق الراعي بغنمه

”Sesungguhnya petir adalah malaikat yang meneriaki (membentak) untuk mengatur hujan sebagaimana pengembala ternak membentak hewannya.”[3]

Catatan:
Ada juga hadits yang beberapa ulama menganggapnya marfu’ dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi sebagian besar ulama mendhaifkannya. Haditsnya yaitu,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏ ‏كَانَ إِذَا سَمِعَ صَوْتَ الرَّعْدِ وَالصَّوَاعِقِ قَالَ ‏: ‏اللَّهُمَّ لَا تَقْتُلْنَا بِغَضَبِكَ وَلَا تُهْلِكْبِكَ وَعَافِنَا قَبْلَ ذَلِكَ

Dishahihkan oleh syaikh Ahmad syakir, adapun ulama yang mendhaifkan At-Tirmidzi, Ibnu Hajar dan syaikh Al-Albani.

Ketika melihat kilat

Ketika melihat kilat maka, tidak ada amalan khusus baik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  maupun para sahabat. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata,

فأما البرق فهذا فلا أذكر شيئاً في هذا لا أذكر شيئاً يقال عند رؤية البرق لا أعلم شيئاً من السنة في هذا.

“Adapun melihat kilat maka saya tidak mengetahui sama sekali (amalan) dalam hal ini. Saya tidak mengetahui sapa yang harus diucap ketika melihat kilat. Saya tidak mengetahui sama sekali dalam sunnah mengenai hal ini.”[4]

Syaikh Isa bin Hasan Adz-Dziyab berkata,

لم يثبت عن النبي  صلى الله عليه وسلم  في ذلك شيء .
لكن لو ذكر الله على عظمة الله وبديع خلقه (إن شاء الله ليس فيها بأس).

“Tidak  ada hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  mengenai hal tersebut (doa melihat kilat) akan tetapi jika ia berdzikir mengingat Allah karena keagungan dan bagusnya ciptaannya –InsyaAllah- tidak mengapa.”[5]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.





[1] Sumber: http://www.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=22105
[2] Al-Muwaththa’ 2/992. Al-Albani berkata: Hadits di atas mauquf yang shahih sanadnya. Sumber : Kitab Hisnul Muslim Said bin Ali Al Qahthani
[3] Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syaikh Al Albani
[4] Sumber: http://www.binbaz.org.sa/mat/11445
[5] Sumber: http://www.saaid.net/mktarat/sh/5.htm



Doa Saat Melihat Petir dan Mendengar Guntur

  سُبْحَانَ الَّذِي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلَائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ


SUBHAANAL LADZI YUSABBIHUR RO'DU BIHAMDIHII WAL MALAAIKATU MIN KHIIFATIH

"Maha Suci Allah yang telah menjadikan kilat ini memuji-Nya dan juga Malaikat karena takut kepada-Nya." (HR. Malik dalam Muwatha'nya dari hadits Amir bin Abdullah bin al-Zubair Radhiyallahu 'Anhu. Imam Nawawi menyebutkannya dalam al-Adzkar, hal. 164. Isnadnya adalah hasan sebagaimana disebutkan Syaikh Al-Albani dalam al-Kalim al-Thayyib dengan tahqiqkannya, hal. 156)
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama