Bismillahirrohmanirrohim…
Cadar…
Satu kata yang dulu sempat membuat diriku takut untuk mendekati orang-orang yang memakainya.
"Mungkin
mereka jelek, makanya menutupi wajahnya, atau mungkin dia mempunyai
gigi taring seperti drakula ataukah mungkin dia..begini..begini dan
begitu." Begitu banyak pikiran-pikiran yang menghantuiku ketika
masihmenjadi orang yang belum tahu tentang syari'at Alloh tentang cadar
ini…
Sampai suatu ketika Alloh menakdirkanku untuk mengenal sekumpulan akhwat yang bercadar,
"Subhanalloh" satu kata yang terlontar dari lisanku waktu itu…
Ternyata mereka tidak seperti yang aku pikirkan selama ini, ternyata cadar merupakan salah satu syari'at dari islam..
Berawal
dari perkenalanku dengan para akhwat, disitulah awal mula diriku
mengenal ilmu yang shohih, hari-hari kujalani dengan ilmu-ilmu yang yang
selama ini kuanggap hanya sebatas budaya dan pemikiran orang-orang
belaka. Sedikit demi sedikit ku amalkan ilmu yang telah kudapatkan…
pergaulan antara lawan jenis, musik, ikhtilath, sampai ke syarat-syarat
jilbab yang syar'I pun kulalui dan kuamalkan alhamdulillah..meski banyak
rintangan dan cobaan dalam mengamalkannya,,tapi begitulah
perjuangan..begitulah konsekuensi dari amalan yang telah kita
ilmui..tapi untuk masalah cadar, ah. diriku sungguh tak tertarik untuk
menggunakannya.
Sempat mempelajari tentang hukum dari cadar dan
waktu itu berkeinginan untuk mempelajarinya lebih dalam, tapi teringat
akan ucapan bapak
"Kamu boleh pakai jilbab yang besar tapi jangan sampai bercadar,nanti boleh bercadar kalau sudah nikah."
Ya
sudahlah mendingan aku ambil hukum yang sunnahnya saja, daripada bapak
marah , toh nanti kalau dah nikah aku akan pakai cadar juga in sya' Alloh,
untuk sekarang ga usahlah" pikirku dalam hati. Akhirnya niat untuk
mempelajari hukum cadar lebih lanjutpun aku urungkan…
Manusia boleh berencana tapi alloh lah yang berhak menentukan jalan hidup kita..
Alhamdulillah,
hidayah alloh datang kepadaku, yang awal mulanya diriku begitu kekeh
untuk tidak bercadar, niat untuk mempelajari hukumnya pun ogah-ogahan,
namun alloh menakdirkan padaku untuk lebih mengetahui tentang cadar ini
melalui sebuah fitnah yang kualami di kampus…
Seorang teman memberitahukan padaku bahwa ada seseorang yang terfitnah gara-gara diriku…
"astghfirulloh,
apakah jilbab yang sudah cukup lebar ini masih bisa saja menimbulkan
fitnah bagi seorang laki-laki?" airmatapun mulai mengalir, bukan karena
terharu disebabkan ada orang yang "ngefans" tapi karena merasa bahwa
diri ini adalah sumber fitnah, belum bisa menyempurnakan hijab, tidak
bisa menjaga diri, dll.
Lama diriku merenung.. "kenapa sampai ada
yang terfitnah?? Toh aku tak pernah berkomunikasi dengannya? Jangankan
berbicara, senyumpun tak pernah.." apa yang menyebabkan semua
itu??apa???
Wajah... Ya inilah sumber dari fitnah itu..
Seketika
itu pun diriku bertekad dengan kuat untuk mempelajari hukum cadar,
walaupun masih teringat dengan kata-kata bapak, namun tak mengurungkan
niatku untuk belajar..
Alhamdulillah alloh memudahkan jalanku
untuk mempelajari ilmu tentang cadar ini, mulai dari dukungan akhwat,
cerita cerita akhwat yang memberikan motivasi, buku-buku yang mereka
pinjamkan, sampai ketika salah seorang ustadzah dari arab datang ke kota
serambi madinahku buat memberikan dirosah..
Sampai suatu hari ketika
sang ustadzah telah selesai memberikan dirosahnya, kulihat dirinya
sedang duduk untuk istirahat, aku pun mengajak seorang kakak untuk
menemaniku berbicara kepada ustadzah tentang masalah cadar (karena
ketidaktahuanku bercakap dalam bahasa arab, makanya minta tolong ke
akhwat buat jadi penerjemahnya… syukron wa jazaakillahu khair buat kk
yang membantu diriku saat itu…)
Kk : "adik ini ingin bertanya
kepada anda wahai ustadzah, dia ingin sekali memakai cadar namun
orangtuanya melarangnya, tolong berikan nasehatmu padanya.."
Ustadzah:
"kalau dia meyakini bahwa hukum cadar adalah wajib maka apapun
konsekuensi yang harus dia dapatkan sekalipun orangtua melarang maka dia
tetap harus memakainya, tapi ketika dia meyakini bahwa itu hanyalah
sunnah maka lebih baik dia mengikuti permintaan orang tuanya"
(kira-kira seperti itulah percakapan mereka kalau diterjemahkan dalam bahasa indonesia)
Hemm..ternyata, point yang kudapatkan dari pernyataan ustadzah adalah "ilmu sebelum berbuat",
yaa…aku
harus mempelajarinya lagi lebih dalam tentang cadar (waktu itu aku
masih menganggapnya sebatas sunnah).. Hari-haripun kulalui dengan
berusaha mencari tahu tentang hukum cadar. Mulai dari bertanya ke
ustadz, bertanya ke akhwat dan berbagai cara kutempuh untuk mengetahui
hukum sebenarnya dari cadar… sampai suatu ketika keyakinanku mengatakan
bahwa cadar itu adalah sebuah kewajiban.. Tapi bagaimana dengan
orangtua??
Inilah ujianku selanjutnya… aku harus berusaha memahamkan
kepada mereka sediki.. Akhirnya akupun berusaha menutupi wajah ini
sedikit demi sedikit, walaupun belum menggunakan cadar tapi wajah ini
sering kututup dengan jilbabku ketika ada seorang laki-laki ajnabi yang
lewat dihadapanku…dan ini berlangsung sampai beberapa hari...
Suatu hari tiba-tiba keluargaku berkumpul di ruang keluarga, bapakku tiba-tiba mengatakan padaku
"bapak
ga mau lihat kamu pakai cadar" tiba-tiba suasana dirumah menjadi tegang
(ternyata selama ini bapak memperhatikanku, karena begitu seringnya aku
menutup wajahku dengan jilbab yang kupakai, sampai beliau mengira bahwa
aku telah bercadar waktu itu)
bapak dengan berbagai ucapannya sambil
menunjuk-nunjuk ke arahku mengatakan.. "bapak ga mau kamu pakai
cadar.,!!!!" "apapun alasannya, bapak ga mau kamu pakai cadar, kalau
sampai pakai cadar, kamu jadi anak durhaka sama bapak!!!" "ga usah suruh
temanmu kesini lagi, kalau ada temanmu yang datang, bapak akan
usir..bla..bla..bla... ,
dan berbagai macam lagi perkataan bapak pada diriku saat itu".
aku
bisa paham terhadap ucapan bapak, karena memang beliau kurang paham
apalagi beliau jarang bermulazamah dengan ustadz-ustadz, tapi yang
membuatku begitu sedih adalah ketika ibuku mendukung argumen bapak dan
juga ikut2an memarahiku dan melarangku..
Aku kaget , karena yang
selama ini aku tahu bahwa ibu mengenal beberapa ustadz dan teman2 ku
yang bercadar, dan pikirku waktu itu ibu mungkin setuju2 saja pada saat
aku bercadar… tapi ternyata, ibuku pun melarang dan ikut-ikutan
memboikotku… pada hari itu, bertepatan dengan perginya bapak kembali
berlayar, sebelum beliau berangkat beliau datang kekamarku dan mendapati
diriku yang hanya bisa menangis tersedu-sedu dan mengatakan
"ingat,,bapak ga mau kamu pakai cadar!!!"
ya alloh, sekeras itukah hati bapak, sampai tidak mau mendengarkan penjelasanku tentang cadar??pikirku dalam hati
Hari
pertama sejak peristiwa malam itu kulalui dengan tangisan di kamar..
Menangis..menangis dan terus menangis.. Satu hal yang membuatku begitu
sedih ketika melihat sikap ibuku padaku, dulu ketika ada sebuah masalah
yang kuperbuat dirumah hingga membuatku menangis tersedu-sedu, ibu
biasanya langsung datang menghiburku dan mengatakan "sudahlah nak, nda
usah menangis lagi.." tapi sekarang, seakan-akan beliau bukan ibuku,
sikapnya yang keras dan cuek saja melihat diriku menangis tetap tidak
mengubah pendiriannya untuk melarangku bercadar. Jangankan berbicara
padaku, bahkan hanya sekedar menyuruhku makan, beliau menyuruh adikku
datang ke kamar..
Yang bisa kulakukan saat itu hanya menangis dan
berdoa pada alloh, namun aku yakin bahwa ujian ini akan segera berakhir,
entah sehari, sepekan, sebulan, setahun bahkan bertahun-tahun, ya pasti
akan berkahir!!.
teringat dengan kisah2 beberapa akhwat yang juga
sempat mengalami kejadian yang sama.. Ada yang menyembunyikan cadarnya
hingga 2 tahun lamanya, ada yang hampir diusir oleh orangtuanya, ada
yang cadarnya dibakar…dan berbagai macam ujian yang dihadapi
mereka..namun toh akhirnya Orangtua mereka mengizinkan bahkan sekarang
mendukung anaknya..
"hey..kamu baru diuji seperti ini, masa mau
nyerah begitu saja.. Apa ga ingat gimana perjuangan rosululloh dan para
shahabatnya ketika memperjuangkan islam??? Rosulullah shallallahu
'alaihi wasallam diusir oleh kaumnya sendiri, kaki beliau berdarah-darah
karena dilempar batu, para shahabat bahkan ada yang rela tidak diakui
oleh ibunya sendiri, dan kamu ingat sumayyah??? Wanita syahidah pertama
yang rela disiksa oleh orang-orang kafir karena memeluk islam, hingga
beliau menemui ajalnya.. Sekarang lihat dirimu???kalau cobaan ini saja
bisa membuatmu menyerah dan jauh dari alloh,, kira2 ketika kamu hidup
pada zaman nabi, apa kamu bisa menjadi salah seorang shahabiyah? ataukah
kamu adlah salah seorang musuh dari islam???" akupun tersadar setelah
melakukan dialog dengan diriku sendiri, segera aku ambil air wudhu dan
sholat, dalam sholat kubaca surah an nashr
"innama'al 'usri yusro..fainnama'al 'usri yusro"
rasanya keyakinan akan pertolongan alloh semakin dekat itu begitu kuat..ya pertolongan itu akan datang fikirku…
Sampai
hari ketiga, keadaan dirumah masih tetap sama.. Ibu juga nenekku masih
tatap memboikotku, dan aku masih saja berada dalam kamar dengan
memikirkan cara untuk meminta izin kembali ke bapak..tiba-tiba teringat
akan cerita salah seorang kakak, ketika dia ingin mengutarakan
keinginannya memakai cadar kepada orangtuanya…
"dek, dulu waktu ana
ingin bercadar, orangtua melarang, namun karena kayakinan yang mantap
untuk menutup aurat secara sempurna, akhirnya kutempuh berbagai cara
meyakinkan bapak.. Dan cara yang kupilih adalah mengirimkan surat ke
beliau dengan kalimat yang syahdu.. "wahai ayahku..kutulis surat
ini…..bla..bla..bla(afwan, lupa isi suratnya)".
Hemmm… tiba-tiba cara
yang ditempuh sang kakak tadi, terlintas di dalam pikiranku, tapi bukan
melalui surat, hanya sms yang bisa kukirimkan kepada bapakku untuk
menjelaskan kenapa aku ingin bercadar…
"assalamu'alaikum, pa kabarnya
gimna??semoga bapak baik2 saja..maaf sebelumnya jika saya lancang sms
bapak, tapi saya sms hanya ingin menjelaskan kenapa saya ingin bercadar.
Maaf pak, bukannya saya ingin menjadi anak yang durhaka karena tidak
mematuhi perintah bapak, tapi karena keinginan saya yang ingin mengikuti
perintah alloh makanya saya berani untuk memakai cadar. Saya begitu
sedih ketika melihat ekspresi bapak yang begitu marah ketika mengetahui
bahwa saya ingin bercadar, seakan-akan bapak sangat membenci cadar..
Saya tidak ingin bapak seperti itu, karena cadar juga merupakan bagian
dari syari'at islam..dan yang saya pelajari bahwa istri2 nabi pun pakai
cadar, kalau bapak benci cadar artinya bapak juga benci istri-istri
rosululloh shallallahu 'alaihi wa sallam..bla..bla..bla….sms yang kukirm
begitu panjang, 1 sms sampaii 7 layar dan aku mengirimkan sebanyak 3
kali sms..jadi kalau mau dihitung..kira2 aku mengirim sebanyak 21 sms ke
bapak…
Beberapa saat setelah kukirimkan sms ke bapak..tiba-tiba ada sms yang masuk ke hpku, tapi belum berani kubuka isinya..
Sampai akhirnya hpku berdering, ketika kulihat nama yang memanggil ternyta adalah bapakku…
Sambil
deg-degan kuangkat telpon bapakku, dan siap menerima omelan dari bapak
lagi karena kelancanganku untuk meminta izin memakai cadar..
Aku : "assalamu'alaikum"
Bapak "wa'alaikumsalam, lagi dimana nak???"
Aku: "di rumah pak, lagi di kamar.."
Bapak: "kamu masih nangis??"
Aku: "i..i..iya pak..(sambil menghapus airmata)
Bapak:"bapak dah terima sms dari kamu. Kamu beneran mau pakai cadar???"
Aku: "i..i..iyya pak.."
Bapak: "ya udah…kalau mau pakai cadar, pakai cadar saja, asal hati harus lembut ya nak…"
Aku: "hah??" (dalam keadaan yang masih belum percaya, tiba2 sikap bapak berubah 180 derajat)beneran pak??"
Bapak:' iya nak… mana mamamu??bapak mau bicara.."
Akhirnya
bapak bicara ke ibu, dan dari percakapannya ibu mengatakan kalau bapak
mengizinkan aku pakai cadar, dan ibu dilarang untuk melarangku
bercadar.. masih belum percaya dengan keputusan bapak, akupun membaca
sms yang dikirmkan bapak kepadaku sesaat sebelum beliau menelponku "ya
udah kalau kamu mau pakai cadar bapak izinkan, ingat ya, hati harus
lembut..janji ya.." alhamdulillah..bapak benar2 mengizinkanku...
Dan
akhirnya.. Bismillah… tepat tanggal 5 ramadhan aku pun keluar dari rumah
pertama kali dengan menggunakan cadar yang menutupi wajahku…
Tak
henti-hentinya aku mengucapkan syukur diatas angkot dan airmata terus
saja mengalir karena akhirnya pertolongan alloh datang juga setelah 3
hari diriku harus menangis di kamar tanpa henti, dan di boikot oleh
orang tua sendiri… yaa..akhirnya akupun memakainya..semoga pakaian ini
akan terus kukenakan hingga ajal menjemput..amin allohumma amin
"yaa muqallibal qulub tsabbit qalbi 'ala diinik"
Serambi madinah,13 0ktober 2009
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama