“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri orang-orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal sehingga mereka tidak diganggu.” – (Al-Ahzab: 59)
Penggalan ayat di atas merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah
untuk kaum Hawa. Paras yang rupawan dan penampilan yang dapat
menimbulkan ketertarikan merupakan sunnatullah yang terdapat di
dalam diri kaum wanita. Keindahan yang Allah berikan secara khusus
kepada wanita ini dapat menimbulkan fitnah dan bencana apabila
diletakkan di tempat yang salah. Di zaman Jahiliyyah dahulu,
banyak sekali wanita yang dilecehkan bak binatang. Hal tersebut terjadi
karena wanita yang tidak pandai menjaga auratnya dengan baik. Perintah
berjilbab justru bentuk perhatian Allah pada kaum Hawa agar kaum Hawa
terhindar dari pelecehan dan perlakuan kurang senonoh.
Di zaman kekhalifahan Abbasiyah, Khalifah al-Mu’tashim menunjukkan
pada dunia saat itu bahwa betapa Islam sangat meninggikan kedudukan
seorang wanita. Izzah yang ditunjukkan oleh al-Mu’tashim saat
itu sangat terasa, bahkan membuat pihak kawan dan lawan segan
terhadapnya. Dikisahkan ada seorang wanita yang roknya sengaja dikaitkan
pada paku oleh seorang Romawi sehingga membuat aurat wanita tersebut
tersingkap saat ia hendak beranjak berdiri. Wanita tersebut tidak
menerima perlakuan seperti itu kemudian ia melaporkan hal tersebut
kepada khalifah. Mendengar wanita tersebut dilecehkan seperti itu,
khalifah dengan segera mengumpulkan pasukan untuk menyerang Romawi. Hal
yang membuat siapapun gemetar kala itu adalah pasukan yang al-Mu’tashim
kirim sangat banyak jumlahnya, bahkan tidak terputus sejak pintu luar
istana hingga masuk daerah kekuasaan Romawi. Semua itu dilakukan oleh
al-Mu’tashim hanya karena ia tidak ingin melihat kemuliaan wanita yang
seharusnya terselimuti jilbab itu terampas secara hina. Subhanallah.
Kecantikan fisik pada wanita merupakan sebuah harta yang sangat
berharga karena Allah sendiri yang mengistilahkan bahwa aurat wanita
adalah perhiasan. Perhiasan wanita ini akan sangat tinggi nilainya
manakala keotentikan serta keindahannya tetap dijaga dan dilindungi.
Semakin baik seorang wanita menjaga perhiasannya, semakin mulia pula
kedudukan seorang wanita. Kecantikan ini juga merupakan salah satu
nikmat dan anugerah yang diberikan Allah untuk kaum wanita. Oleh karena
itu, salah satu bentuk syukur atas nikmat ini adalah dengan cara menjaga
perhiasan itu dengan baik. Proses menjaganya pun tidak hanya sekedar
menjaga, namun dengan cara yang disukai Allah. Allah berfirman,
“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya” – (An-Nur: 31)
Ayat tersebut menekankan 2 hal tentang jilbab :
- Larangan untuk menampakkan perhiasan (aurat) kecuali yang boleh tampak
- Perintah untuk menjulurkan jilbab hingga ke dada
Rasulullah menegaskan batasan bagian tubuh wanita yang boleh tampak di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu anha,
“Dari Aisyah RA, bahwasanya Asma binti Abu Bakar masuk menjumpai Rasulullah dengan pakaian yang tipis, lantas Rasulullah berpaling darinya dan berkata : Hai Asma, sesungguhnya jika seorang wanita sudah mencapai usia haidh (akil baligh) maka tak ada yang layak terlihat kecuali ini (sambil beliau menunjuk wajah dan telapak tangan)” (HR. Abu Daud dan Baihaqi)
Dengan tertutupnya aurat dengan jilbab, wanita tidak akan terjerumus
menjadi media bagi setan untuk menggoda dan melecehkan akhlaq manusia
dan nilai-nilai kemanusiaan. Pakaian yang sesuai dengan anjuran Allah
akan melindungi pemakainya dari godaan setan dimanapun ia berada. Bagi
wanita yang memakai jilbab, pada umumnya dapat merasakan adanya semacam
pengingat diri untuk tidak melakukan hal-hal yang terlarang dan dicela
oleh syara. Dengan kata lain, jilbab dapat dikategorikan sebagai
pengontrol perilaku wanita guna menyelamatkan kehormatan dirinya dari
berbagai macam godaan setan.
Hal terakhir yang menjadi buah manis dari pengenaan jilbab sadar
ataupun tidak adalah bertambahnya level kecantikan. Tidak hanya terlihat
cantik di mata manusia, namun terlihat elok juga di mata Allah. Tiada
kebahagiaan yang paling indah dirasa selain terlihat mulia di mata Allah
hingga Allah secara pribadi mengeluarkan pujian indah-Nya. Kedudukan
yang tinggi di mata Allah akan menjadikan kedudukan di mata manusia
menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu, sungguh beruntung
bagi wanita yang mendapatkan lirikan khusus dari Allah karena kerendahan
hatinya untuk tunduk patuh pada anjuran yang telah Allah tawarkan dalam
mengenakan jilbab.
Berbahagialah bagi wanita yang telah rapi dalam mengenakan jilbabnya.
Ketenangan hati, perlindungan khusus dari Allah, kemuliaan di mata
manusia dan di mata-Nya, nikmat yang melimpah, jiwa yang bersih,
petunjuk dan hidayah-Nya yang mahal, dan syurga-Nya yang indah insya
Allah akan ia dapatkan manakala wanita mengindahkan anjuran yang Allah
tawarkan ini.
Semoga Allah senantiasa merahmati dan memuliakan kedudukan wanita
yang senantiasa menjaga dirinya dengan menutupi tubuhnya dengan jilbab
yang dianjurkan-Nya.
Wallahu’alam bisshawab
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama