Tak Akan Pernah KU Lafazhkan Kata TELAT untukmu

Seorang suami marah kepada istrinya lantaran istrinya telat dalam melayani suaminya. Namun sang istri tetap bersabar dan meminta maaf kepada suaminya, dengan berkata, “…tak kan ada kata penghalang demi meraih keridhaan ilahi…tak kan pernah ku lafazhkan kata telat…tak kan ada kata terlambat (untukmu) sayang…tunggu aku dalam peraduanmu…”

Perkataan sang istri tersebut menghentakkan hati sang suami seketika…

Sang suami baru menyadari kalau selama ini sang istri belum pernah berkata ‘telat’ ke suami, apalagi marah karena suaminya telat, walaupun mereka telah hidup bersama selama beberapa tahun. Ketika sang istri telat atau lalai dalam melayani suami, maka sang suami dengan mudahnya marah kepada istrinya, namun sang istri belum pernah marah atau berkata ‘telat’ kepada suaminya ketika suaminya lalai kepada istrinya. Sungguh suatu sikap yang sangat mulia yang dimiliki oleh sang istri tersebut. Hal ini dikarenakan besarnya rasa cinta yang dimiliki sang istri kepada suaminya…Rasa cinta yang bisa menjadikan segala macam ujian menjadi ringan di mata sang istri…Subhanallah.

Kejadian itu membuat ana ingat tentang kisahnya Nabi Ayyub alaihis salam beserta istrinya.

Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, “…Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), Maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesungguhnya Kami dapati Dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah Sebaik-baik hamba. Sesungguhnya Dia amat taat (kepada Tuhan-nya)” (QS. Shaad: 44)

Nabi Ayyub alaihis salam menderita penyakit kulit beberapa waktu lamanya dan Dia memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Al-Sadi menuturkan,”Daging Ayyub berjatuhan sehingga tidak ada yang tersisa kecuali tulang dan otot saja. Dan istrinya tidak henti-hentinya mendatanginya dengan membawa abu gosok untuk dijadikan sebagai alas tempat berbaring.”

Sebelumnya Ayyub adalah orang yang sangat kaya raya. Para ahli tafsir, ahli sejarah, dan ilmuwan lainnya mengatakan, “Ayyub adalah seorang yang mempunyai banyak kekayaan dengan aneka ragam wujudnya, baik binatang ternak, tanah pertanian yang terbentang di daerah Huran” Ibnu Asyakir menceritakan, “semuanya itu adalah miliknya. Disamping itu ia mempunyai anak dan anggota keluarga yang sangat banyak.”
Allah kemudian memperkenankan doanya dan memerintahkan agar Dia menghentakkan kakinya ke bumi. Ayyub mentaati perintah itu. Maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah Dia dari penyakitnya dan dia dapat berkumpul kembali dengan keluarganya.

Maka mereka kemudian berkembang biak sampai jumlah mereka dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. pada suatu ketika Ayyub teringat akan sumpahnya, bahwa dia akan memukul isterinya sebanyak seratus kali bilamana sakitnya sembuh disebabkan isterinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih sakit. akan tetapi timbul dalam hatinya rasa iba dan sayang kepada isterinya sehingga dia tidak dapat memenuhi sumpahnya. oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang tercantum dalam ayat 44 di atas, agar dia dapat memenuhi sumpahnya dengan tidak menyakiti isterinya yaitu memukulnya dengan seikat rumput.

Disebutkan bahwa Ayyub Alaihissalam bersumpah ketika sakit bahwa beliau akan memukul istrinya seratus kali, karena istri beliau pergi untuk mencari sesuatu dan terlambat datang kepada beliau, oleh karena itu, beliau bersumpah akan memukul istri beliau.

Ada pendapat yang menyebutkan bahwa istri nabi Ayyub Alaihissalam pergi menjual kepang rambutnya untuk keperluan nabi ayyub itu sendiri.

Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa istri beliau menjual rambutnya untuk mendapatkan makanan ketika mereka miskin dan terasing dari orang banyak.

Ketika Allah Azza Wajalla menyembuhkan Ayyub Alihissalam, Allah memerintahkan beliau mengambil kayu kecil dari pohon raihan berjumlah seratus, mengumpulkannya, dan memukul istri beliau sekali dengannya. Pukulan tersebut seperti pukulan seratus kali dan dengan cara seperti itu.

Pendapat lain mengatakan bahwa yang dipukulkan Ayyub Alaihissalam adalah lidi yang di ikat sebanyak seratus, ada pendapat yang mengatakan bahwa yang di pukulkan oleh nabi Ayyub adalah Rumput sebagaimana yang terrtulis dalam Alqur’an, sehingga Nabi Ayyub Alaihissalam pun terbebas dari sumpah beliau.

Itu termasuk pemuliaan Allah Ta’ala kepada istri Ayyub Alaihissalam dan termasuk jalan keluar bagi orang yang bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan taat kepada-Nya. Sungguh istri Ayyub Alaihissalam adalah Wanita penyabar , mengharapkan pahala Allah Ta’ala , berbakti kepada tuhan dan suaminya. Karenanya, Allah ta’ala memuliakannya dengan keringanan Rabbaniyah (hanya di pukul satu pukulan dengan ikatan kayu raihan) seperti itu sebagai balasan setimpal atas keikhlasannya.

Kecintaan istri nabi Ayyub kepadanya sangatlah terbukti, ketika Nabi Allah Ayyub telah di uji dengan kemiskinan dan kematian anak-anaknya. Allah mendatangkan ujian berat dengan mendatangkan kepadanya sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh. Kaum famili, sahabat, kerabat dan keluarganya dan tetangganya menjauhi dan membenci Nabi Ayyub, kecuali istrinya, yang tetap sabar dan setia menemaninya.

Semoga Allah menganugerahi kita istri-istri kita yang cinta dan setia kepada suaminya seperti halnya istrinya Nabi Ayyub.
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama