Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم
Bilal
bin Rabbah, sahabat Rasulullah SAW berkulit hitam namun berhati putih
mempunyai banyak kenangan tersendiri pada lelaki mulia yang menjadi
nabinya. Kenangan itu berkerak dan melekat dalam diri Bilal ra. sampai
jauh setelah Rasulullah SAW wafat. Agar tak terkoyak moyak hatinya,
Bilal ra. memutuskan untuk tak lagi adzan sepeninggal Rasulullah SAW.
Sampai suatu ketika, rindu Bilal ra. tak tertahankan. Ia pun
mengumandangkan adzan.
Kisah
itu diawali dengan cerita Bilal ra. tentang mimpinya semalam. Lelaki
asal Ethiopia itu, suatu malam bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya,
Bilal bertemu dengan Rasulullah SAW. “Bilal, betapa rindu aku padamu,”
kata Rasulullah SAW dalam mimpi Bilal.
Satu
orang mendengar cerita Bilal ra. Tak berapa lama, orang pertama
menceritakan mimpi Bilal ra. pada orang kedua. Orang keduapun bercerita
pada orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Menjelang sore,
nyaris seluruh penduduk kota Madinah, kota yang sudah lama
ditinggalkannya, tahu tentang mimpinya itu. Maka bersepakat penduduk
Madinah, meminta Bilal ra. untuk adzan di masjid Rasulullah saat waktu
shalat maghrib tiba.
Tak
kuasa Bilal menolak keinginan sahabat-sahabatnya. Senja merah, angin
sepoi dan langit bersih dari mega. Bilal mengumandangkan adzan. Penduduk
Madinah tercekam kerinduan. Rasa dalam dada membuncah, detik-detik
bersama Rasulullah, manusia tercinta terbayang kembali di pelupuk mata.
Akhirnya, penduduk Madinah pun menitikkan air mata rindunya. Dan Bilal
ra, tentu saja ia diharu biru rindu pada kekasihnya, nabi akhir zaman
itu.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama