SEJARAH DAN KISAH 25 NABI
NABI IDRIS A.S
Tidak banyak keterangan yang didapat tentang kisah Nabi Idris di dalam
Al-Quran maupun dalam kitab-kitab Tafsir dan kitab-kitab sejarah
nabi-nabi. Di dalam Al-Quran hanya terdapat dua ayat tentang Nabi Idris
yaitu dalam surah Maryam ayat 56 dan 57:
"Dan ceritakanlah (
hai Muhammad kepada mereka , kisah ) Idris yang terdapat di dalam
Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan
seorang nabi. 57 - Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang
tinggi." { Maryam : 56 - 57 }
Nabi Idris adalah keturunan keenam
dari Nabi Adam putera dari Yarid bin Mihla'iel bin Qinan bin Anusy bin
Syith bin Adam A.S. dan adalah keturunan pertama yang dikurniai kenabian
menjadi Nabi setelah Adam dan Syith.
Nabi Idris menurut sementara
riwayat bermukim di Mesir di mana ia berdakwah untuk agama Allah
mengajarkan tauhid dan beribadat menyembah Allah serta membeeri beberapa
pendoman hidup bagi pengikut-pengikutnya agar menyelamat diri darii
seksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup
sampai usia 82 tahun.
Diantara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah :
1 . Kesabaran yang disertai iman kepada Allah membawa kemenangan.
2 . Orang yang bahagia ialah orang yang berwaspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal solehnya.
3 . Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa maka ikhlaskanlah niatmu demikian pula puasa dan solatmu.
4
. Janganlah bersumpah dalam keadaan kamu berdusta dan janganlah
menuntup sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui
mereka dalam dosa.
5 . Taatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah
kepada pembesar-pembesarmu serta penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan
ucapan syukur dan puji kepada Allah.
6 . Janganlah iri hati kepada
orang-orang yang baik nasibnya, karena mereka tidak akan banyak dan lama
menikmati kebaikan nasibnya.
7 . Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya.
8
. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya seorang tidak dapat
bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperolehnya itu.
Dalam
hubungan dengan firman Allah bahawa Nabi Idris diangkat kemartabat
tinggi Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya meriwayatkan bahawa Nabi Idris
wafat tatkala berada di langit keempat dibawa oleh seorang Malaikat
Wallahu a'alam bissawa.
Dalam bahasa Ibrani, namanya adalah Khunukh atau diistilahkan dalam bahasa arab menjadi Akhnukh. Penjelasan ini terdapat dalam buku Ibn Katsir, Al-Maghluts, Afif Abdul Fatah, Ahmad Bahjat (Sejarah Nabi-nabi dalam Al-Qur’an) dan lainnya.
Melacak Jejak Penulis Pertama Dengan Pena
Pada
masanya, manusia sudah berbicara dalam 72 bahasa. Ia suka menulis,
menggambar pembangunan kota-kota yang jumlahnya mencapai 188 kota.
Prasasti Bangsa Sumeria yang berusia 4000 tahun.
N
|
abi Idris Alaihissalam
adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada kaumnya. Menurut Sami
Abdullah Al-Maghluts, Idris diutus kepada kaum dari Nabi Syits AS. atau
keturunan Qabil, putra Nabi Adam AS, di wilayah Irak kuno. Dalam buku Nabi-nabi dalam Al-Qur’an karya
Afif Abdul Fatah yang mengutip sejumlah keterangan ulama menyebutkan,
Idris dilahirkan di Munaf (Memphis), Mesir, kemudian berdakwah
menyiarkan agama Allah hingga wilayah Irak kuno. Sebagian berpendapat
Idris dilahirkan dan dibesarkan di Babilonia.
Al-Maghluts menyebutkan, Idris hidup sekitar tahun 4533-4188 SM.
Usianya diperkirakan sekitar 345 tahun, ada pula yang menyebutkan
usianya 308 tahun. Hal ini juga disebutkan oleh Ibn Katsir dalam Qishash al-Anbiya’ yang mengutip keterangan dari Ibn Ishaq.
Nabi Idris AS diakui oleh banyak ulama dan ahli tafsir, adalah seorang
nabi yang memiliki banyak keistimewaan, diantaranya kemampuannya dalam
menulis, menggambar, menjahit, menguasai ilmu perbintangan (astronomi).
Dalam kitab Tarikh al-Hukama disebutkan bahwa Idris bernama Hurmus Al-Haramisah. Namanya berasald ari bahasa Yunani, Armia. Kemudian diistilahkan menjadi bahasa arab Hurmus. Dinamakan Hurmus karena Ia ahli dalam ilmu perbintangan, dan dinamakan Idris karena Ia pandai menulis dan suka belajar (daras).
Dalam bahasa Ibrani, namanya adalah Khunukh atau diistilahkan dalam bahasa arab menjadi Akhnukh. Penjelasan ini terdapat dalam buku Ibn Katsir, Al-Maghluts, Afif Abdul Fatah, Ahmad Bahjat (Sejarah Nabi-nabi dalam Al-Qur’an) dan lainnya.
Menurut Ibn Katsir, Nabi Idris merupakan jalur nasab Rasulullah SAW. Nasabnya adalah Idris (Akhnukh) bin Yared bin Mahalail (Mahalaleel) bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam AS.
Dalam
AlQuran namanya disebut Idris karena Allah memuliakannya sebagai
utusan-Nya yang memiliki kepandaian dalam bidang ilmu pengetahuan dan
rajin belajar (daras). Allah memberikannya 30 mushaf (shuhuf) sebagai bekal untuk diajarkan kepada kaumnya.
Pada masanya manusia sudah berbicara dalam 72 bahasa. Saat ia berdakwah
kepada kaumnya, Idris sudah menggambar pembangunan kota-kota sehingga
kota yang berhasil dibangunnya berjumlah 188 kota. dan Nabi Idris pula
yang membagi wilayah bumi menjadi empat bagian dan menetapkan setiap
bagiannya seorang raja. Nama-nama raja itu adalah Elaus, Zous,
Esqlebeos, dan Zous Amon.
Ibn Ishaq menerangkan, Idris adalah manusia pertama yang menulis dengan pena. Rasul SAW bersabda; “Dahulu,
ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas
pasir). Barang siapa yang sejalan dengan tulisannya, demikian itulah
(tulisannya).”
Sebagian
riwayat menyebutkan, Nabi Idris-lah yang dimaksud dalam hadis yang
diriwayatkan Imam Muslim dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami tersebut.
Kepandaian menulis yang dimiliki Nabi Idris AS sejalan dengan hadis
Nabi SAW yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad yang menyatakan, “Makhluk
yang pertama kali Allah ciptakan adalah pena. Lalu, Dia berkata kepada
pena tersebut, ‘Tulislah.’ maka pada saat itu, berlakulah segala apa
yang ditetapkan hingga akhir kiamat” (lihat Musnad Ahmad RA.).
Lebih Maju
Apa
yang ditorehkan Nabi Idris dengan julukannya sebagai manusia pertama
yang menulis dengan pena membuktikan bahwa peradaban bangsa lalu jauh
lebih modern dan maju dibandingkan penemua pena (pulpen) yang ada
sekarang ini.
Sekitar 3500-3000 SM, bangsa Sumeria (Irak) telah dikenal sebagai
bangsa paling tua didunia yang memiliki bukti kemampuan menulis. Tidak
lama kemudian bangsa Mesir juga menunjukkan bukti yang sama pada
3000-2000 SM. Sekitar 2500-2000 SM bangsa mesir membuat piramida dan
bangsa Sumeria (Babilonia) membuat taman gantung yang masih bisa
disaksikan hingga saat ini. Sekitar 3000 SM, bangsa Mesir kuno sudah
menggunakan daun papyrus sebagai alat dan tempat untuk menulis dengan
cara menyusun berdampingan lembar demi lembar.
Di zaman modern, ballpoint
(pulpen) baru ditemukan (dibuat) oleh seorang jurnalis asal Hongaria,
Laszlo Biro, sekitar tahun 1938. Ia memperhatikan tinta yang digunakan
dalam percetakan surat kabar. Bersama saudaranya , George – ahli kimia,
dia mengembangkan ujung pena yang baru, berupa sebuah bola.
Sekitar abad ke-6 hingga ke-18 masehi, pena dibuat dari batang bulu unggas, seperti angsa, kemudian disebut dengan quil pen. Bagian dalam batang ini berupa pipa sempit yang berfungsi sebagai tempat cadangan tinta.
Adapun
pensil digunakan pertama kali ketika penduduk daerah Cumbia Inggris
menemukan kegunaan grafit sekitar tahun 1500-an masehi. Mereka
menggunakan grafit tersebut untuk menuliskan atau menandai hewan ternak
mereka. Karena grafit terlalu lunak untuk menulis, lalu diberikan bahan
pelapis yang lebih kuat dan keras. Penemu atau pencipta pensil modern
adalah Matthew Aaron Solnit.
Sumeria Kuno
Para ahli sejarah menetapkan Nabi Idris hidup sekitar tahun 4500-4188
SM. Berbagai peradaban yang telah ditinggalkannya itu kemudian
diteruskan oleh generasi berikutnya. Para pengikut Nabi Idris dan orang
yang tidak percaya kepadanya meneruskan cara-cara yang dilakukan Nabi
Idris, seperti menulis, menjahit, mengukur, dan lain sebagainya.
Beberapa tahun yang lalu, ilmuwan modern dan para ahli arkeologi
berhasil menemukan sejumlah perabotan dan barang-barang yang
diperkirakan berusia 4000 tahun. Benda tersebut diantaranya sebuah
lempengan dari tanah yang berasal dari zaman Sumeria, diatas lempengan
itu terdapat tulisan tentang matematika dalam bentuk tulisan huruf paku.
Selain itu berbagai benda purbakala yang diyakini merupakan
perbendaharaan bangsa Sumeria kuno yang ditemukan adalah alat pemberat
dari logam, bejana antic yang terbuat dari tanah liat berbentuk kendi,
gelas, dan lainnya yang diperkirakan dibuat pada tahun 4000 SM.
Demikian
juga sebuah lempengan batu yang diatasnya terdapat ukiran atau lukisan
yang menggambarkan orang bercocok tanam pada peradaban negara-negara
(kecil) di kota Irak kuno bagian selatan dan tengah. Lihat karya Sami bin Abdullah Al-Maghluts, dalam Atlas Sejarah Nabi dan Rasul.
Pakar Ilmu Perbintangan (Astronomi)
Bangsa Sumeria kuno (4500-1700 SM) dikenal sebagai bangsa yang memiliki
peradaban tertinggi dan tertua di dunia. Berbagai macam bangunan dan
kebudayaan lahir dari wilayah ini. Salah satunya Taman Gantung (Hanging Garden) di Babilonia.
Nabi Idris AS, selain dikenal sebagai manusia pertama yang menulis
dengan pena, juga dikenal sebagai orang yang pertama kali menggunakan
bintang sebagai petunjuk arah, waktu bercocok tanam, memperkirakan
kondisi cuaca, dan lain sebagainya. Ia juga merupakan manusia pertama
yang mnejahit pakaian.
Menurut sebuah riwayat, bangsa Sumeria telah mempelajari ilmu
perbintangan untuk mengetahui masa bercocok tanam yang baik. Misalnya,
rasi bintang Taurus yang dipercaya sebagai masa awal musim semi dan
cocok untuk menanam, sedangkan rasi bintang Virgo dipergunakan sebagai
saat tepat untuk memanen.
Bangsa Sumeria kuno (Irak –sekarang) juga dikenal sebagai bangsa
pertama yang membuat pembagian bulan dalam setahun menjadi 12 bulan
(zodiak) sekaligus membaginya dalam tabel. Selama ini banyak yang
beranggapan bangsa Yunani sebagai penemu atau bangsa yang membagi jumlah
bilangan bulan dalam setahun. Dalam Alquran telah dijelaskan tentang
pembagian bulan dalam setahun, yaitu sebanyak 12 bulan (surah At-Taubah[9]: 36).
Lempengan batu bangsa sumeria yang menggambarkan perhitungan bintang
Dalam dunia modern, ilmu astronomi atau perbintangan baru ditemukan oleh Nicolas Copernicus
(1473-1543 M). ia mengemukakan, bumi berputar pada porosnya, bulan
berputar mengelilingi matahari dan bumi, serta planet-planet lain semua
beredar mengelilingi matahari.
Salah
seorang tokoh muslim yang dikenal sebagai ahli astronomi adalah Abu
Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (973-1041 M). ia lebih dahulu
mengemukakan teori dan ilmu perbintangan sebelum Nicolas Copernicus,
yang mengemukakannya 400 tahun kemudian. Ia menulis sebuah buku tentang
teori ilmu perbintangan yang dipersembahkan pada Sultan Mas’ud dari
Ghazna dengan judul Al-Jamahir fi Ma’rifati al-Jawahir.
Pelajaran Dari Idris
Apa jadinya bila manusia tak pernah menemukan kain untuk pakaian?
Mungkin, saat ini manusia masih menggunakan daun, kulit binatang, atau
lainnya untuk dijadikan penutup badan. Begitu juga bila tak ditemukan
mesin jahit. Mungkin hingga kini pakaian atau kain tidak akan pernah
rapih dan kuat.
Contoh mesin jahit lama
Tahun 1755, Charles Weisenthal, asal Jerman yang tinggal di Inggris,
mematenkan jarum untuk sebuah mesin. Tahun 1790, Thomas Saint mematenkan
mesin jahit. Tahun 1810, Blathasar Krems menemukan mesin otomatis untuk
menjahit topi. Tahun 1818, John Adam Doge dan John Knowles dari Amerika
membuat mesin jahit namun gagal berfungsi untuk menjahit kain.
Tahun
1830, Bartelemy Thimonier menciptakan mesin jahit yang bisa berfungsi
dengan baik, yakni menggunakan satu benang dan sebuah jarum kait,
seperti border atau sulam. Puncaknya mesin jahit ditemukan dan berhasil
dibuat oleh Elias Howe dari Amerika Serikat sekitar tahun 1845.
Banyaknya penemuan ini membuat para penemu saling klaim sebagai penemu
pertama. Mereka pun sibuk mematenkan karyanya. Padahal, puluhan abad
silam, tepatnya sekitar tahun 4500-4188 SM, Nabi Idris AS telah
mempelopori cara menjahit pakaian. Artinya, Nabi Idris pula yang
sebelumnya menggunakan pakaian berjahit hasil karyanya. Sebelumnya
banyak kaumnya yang menggunakan pakaian dari bulu atau kulit binatang.
Beberapa abad kemudian Nabi Daud AS mengajari umat manusia untuk
membuat pakaian yang terbuat dari besi sebagai perisai diri. Ini
dilakukan sekitar tahun 1041-971 SM, jauh sebelum para ahli penemu mesin
jahit dan jarum itu berdebat tentang hasil temuan mereka.
Tempat Tertinggi
Dalam Alquran surah Maryam[19] ayat 57, Allah berfirman bahwa Nabi Idris AS ditempatkan olaeh Allah ke tempat yang tertinggi.
“Dan Kami tempatkan ia ke tempat (martabat) yang tertinggi.” (QS Maryam[19]: 57).
Para
ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan ayat tersebut mengenai
diangkatnya Nabi Idris AS. apakah ia diangkat ke surga, meninggal dunia
di atas langit, atau hal itu menunjukan kemuliaan Nabi Idris?
Ibn Katsir dalam tafsirnya dan juga dalam Qishash al-Anbiya’ menyatakan, riwayat yang paling kuat mengenai ayat tersebut adalah Nabi Idris AS diangkat ke langit untuk diambil nyawanya.
Hal
ini diperkuat dengan keterangan yang diriwayatkan dari Ka’ab atas
pertanyaan dari Ibn Abbas yang diriwayatkan dari Yunus, dari Abdul A’laa
dari Ibn Wahab, dari Jarir bin Hazim, dari Al-A’masy, dari Syamr bin
Athiyah, dan dari Hilal bin Yasar.
Namun demikian, ada pula yang berpendapat bahwa Nabi Idris hanya
diangkat saja oleh Allah ke langit. Hal ini diperkuat dengan keterangan
Imam Bukhari yang meriwayatkan pertemuan Rasulullah SAW dengan Nabi
Idris AS di langit keempat saat melaksanakan Isra dan Mi’raj.
WaAllahu A’lam.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama