ALLAH Tuhanku MUHAMMAD Nabiku AL-QURAN Kitabku
Isi Qur’an pasti benarnya & mustahil salahnya, sebab itu keterangannya menjadi pembela yang utama. Mengikut-ngikuti Qur’an tegasnya mengamalkannya maka akan dijamin terbimbingnya ke Syurga.
Sedangkan sebaliknya, jika bertolak belakang dengan Qur’an maka Neraka tempat kembalinya kelak di alam akhirat.
Yang membawa lampu sambil dinyalakan maka
sudah barang tentu akan selamatnya. Akan tetapi, meskipun ada 3 buah
lampu yang dibawanya sambil padam maka tetap akan selalu gelap.
Yang punya rasa kerepotan membawa lampu yang menyala, maka sudah barang tentu banyak celakanya daripada selamatnya.
Oleh karena itu, jika ingin selamat dunia
& akhirat maka jangan lupa membawa lampu tegasnya Qur’annul Kariim
yang diwujudkan dalam amal perbuatan se-hari2.
|
Ada satu persoalan yang agak memusykilkan benak saya iaitu bagaimanakah kita hendak membuktikan Al-Quran itu adalah kalam Allah?
Bagaimanakah kita membuktikan Al-Quran itu adalah Kalam Allah?
Pertama,
Al-Qurân merupakan mu’jizat (
tidak ada seorangpun yang bisa mendatangkan seperti nya, atau seperti
surah di antara surah-surahnya ). Mu’jizat ini hanya diberikan oleh
Allah, kepada seorang rasulNya, sebagai bukti yang membenarkan bahwa ia
benar utusan Allah.
Sebagai Mu’jizat Al-Qur’an tentu dari
Allah. Dan memang sampai sekarang tidak ada seorangpun yang bisa
mengarang sepertinya, sampai seperti surah yang paling pendek pun masih
belum ada yang bisa mendatangkannya.
Pada waktu Al-Qur’an diturunkan,
orang-orang Arab berada di puncak kefasihan berbahasa. Tapi ternyata
tidak seorang pun dari mereka yang bisa membuat seperti Al-Qur’an.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh sebagian penyair mereka. Tapi usaha
mereka gagal. Bahkan mereka sendiri mengakui bahwa Al-Qur’an memang
bukan karangan manusia.
Imam Az Zarkasyi menyebutkan bahwa mukjizat Al-Qur’an nampak dari segala sisi ( lihat Al Burhan fi ulumil Qur’an, oleh Az Zarkasyi :Jilid:2,hal:237, Darul Ma’rifah, Bairut1990) : dari rangkaian katanya yang indah ” balaghah “,
- Susunan ayat-ayat dan surah-surahnya,
- Kebenaran isinya,
- Kesesuaian informasinya dengan penemuan final ilmu pengetahuan.
Kedua,
Memang ada tuduhan bahwa Al-Qur’an karangan Nabi Muhammad SAW, namun kemudian Imam Al-Baqillani
dalam bukunya Ijazul Qur’an, mencoba membandingkan antara hadits-hadits
Nabi dan ayat-ayat Al-Qur’an, hasilnya sebuah kesimpulan bahwa
Al-Qur’an bukan karangan Nabi.
Al-Qur’an kalam Allah.
Sampai-sampai Al Baqillani menantang. Kalau masih belum percaya
silahkan kumpulkan hadits-hadits Nabi ujar Al Baqillani -, lalu susunlah
sebagaimana susunan Al-Qur’an, anda akan menemukan susunan yang tidak
berkaitan antara satu hadits dengan lainnya.
Bandingkan dengan Al-Qur’an, teliti
susunan ayatnya, sunan surah-surahnya, anda akan menemukan suatu
keterpaduan, saling berkaitan dari awal sampai akhir. Padahal ia
diturunkan secara berangsur-angsur.
Para Ulama sepanjang sejarah telah membuktikan hakikat kesatuan Al-Qur’an dengan susunannya yang ada.
Di tambah lagi bahwa di dalam Al-Qur’an banyak “Khitab” yang ditujukan kepada Rasulullah. Bahkan ada yang berupa teguran seperti yang terdapat dalam surat “At Tahrim”,
Rasulullah ditegur langsung karena mengharamkan madu pada dirinya,
untuk menjaga perasaan istrinya yang tidak suka bau madu yang
diminumnya.
Di permulaan surat “Abasa”
juga teguran kepada Rasulullah kerena beliau bermuka masam kepada Ibn
Ummi Maktum yang pada waktu itu minta Rasulullah untuk mengajarkannya
Al-Qur’an, sementara Rasulullah sedang sibuk dalam sebuah pertemuan
dengan pemuka-pemuka Quraisy.
Masuk akalkah seorang menegur dirinya senidiri dalam buku yang dikarangnya?
Kalau memang benar Al-Qur’an karangan Muhammad SAW.
Ketiga,
Al-Qur’an sendiri menyuruh Rasulullah SAW untuk menantang siapa saja yang dari mahluk yang ada, jin dan manusia untuk membuat sepertinya.
Dalam (QS.11 Hud:13) perintah untuk Nabi agar menantang mereka supaya mendatangkan sepuluh surah.Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al Qur’an itu”, Katakanlah: “[Kalau demikian], maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup [memanggilnya] selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar (13)
Dalam (QS.10 Yunus:38) perintah agar menantang mereka untuk mendatangkan satu surah.
Atau [patutkah] mereka mengatakan: “Muhammad membuat-buatnya.”Katakanlah: “[Kalau benar yang kamu katakan itu], maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil [untuk membuatnya] selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar (38)
Pada (QS.2 Al Baqarah:23) juga demikian.
Dan jika kamu [tetap] dalam keraguan tentang Al Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami [Muhammad], buatlah satu surat [saja] yang semisal Al Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. (23)
Bahkan dalam (QS:Al Isra’:88) Al-Qur’an
menegaskan bahwa sekalipun jin dan manusia berkumpul untuk mengarang
seperti Al-Qur’an tidak akan bisa.
Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain“. (88)
Dan sampai sekarang Al-Qur’an masih terus menantang, tapi tidak ada seorangpun yang bisa menjawab.
Kalau memang karangan Nabi Muhammad SAW, mengapa pakai perintah?
Dan bentuk perintah kepada Nabi Muhammad SAW, di dalam Al-Qur’an begitu banyak.
Dan bentuk perintah kepada Nabi Muhammad SAW, di dalam Al-Qur’an begitu banyak.
Perhatikan saja tiga surah terkahir :
- Al Ikhlash,
- Al Falaq dan
- An Nas.
Semuanya dimulai dengan perintah “Qul” ( katakan hai Muhammad ).
Ini semua menunjukkan bahwa Al-Qur’an kalam Allah. Dan kalau Al-Qur’an
karangan manusia, tentu tidak akan sampai sejauh ini berani menantang.
Sementara Al-Qur’an akan terus menantang sampai hari Kiamat. Suatu bukti bahwa ia kalam Allah yang mu’jiz.Keempat,
Silahakan anda bandingkan antara penemuan
ilmu pengetahuan yang sudah final (bukan teori), tentang alam, atau
tentang tubuh manusia dan lain sebagianya, lalu bandingkan dengan
penegasan Al-Qur’an, anda pasti akan mendapatkan hakikat yang sama.
Mengapa, karena alam ini ciptaan Allah, dan Al-Qur’an kalam Nya.
Sudah demikian banyak para ulama mengungkap hal ini dalam pembahasan “al i’jazul ilmi lilqur’an”.
Adakah akal manusia sejak sekian abad silam, bisa menjangkau penemuan ilmu yang baru saja didapatkan tanpa sebuah penelitian?
Kelima,
Di dalam Al-Qur’an banyak informasi mengenai alam ghaib, seperti :
- Adanya surga dengan segala keindahannya, dan
- Neraka dengan segala kepedihannya,
- Adanya hari kiamat, dan
Suatu bukti bahwa yang mempunyai
informasi seperti ini hanya Dia yang menciptakan alam, dan yang
menentukan akhir hidup manusia, yang mengatur kehidupan setelah matinya
semua mahluk, dan yang membagi ada yang ke surga dan yeng ke neraka.
Sebagai rujukan Qur’an surat
QS.4 An-Nisaa 57,Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai; kekal mereka di dalamnya selama-lamanya; mereka di dalamnya mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (57)QS.16 An-Nahl 44,
QS.17 Al Isra 9 & 10.keterangan-keterangan [mu’jizat] dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al Qur’an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka [2] dan supaya mereka memikirkan, (44)
(Intisari kutipan tausiyah ustadz alm. KHE. Abdullah)Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk kepada [jalan] yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar, (9)dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih. (10)
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. (QS. 1: 21)
Ayat al-Qur’an yang pendek ini mengandung
banyak indikasi yang mengundang kita untuk berpikir. Perhatian
pertama-tama hendaknya ditujukan ke cara penyampaiannya. Al-Qur’an tidak
mengatakan,”Hai orang-orang Arab,” akan tetapi mengatakan,”Wahai manusia.”.
Hal ini menunjukkan bahwa risalah
al-Qur’an dimaksudkan untuk seluruh dunia, seluruh manusia tanpa
membedakan ras dan warna kulit.
Al-Qur’an tidak diturunkan hanya kepada
orang-orang yang hidup di saat al-Qur’an diturunkan akan tetapi
al-Qur’an diturunkan juga untuk generasi-generasi berikutnya sampai
akhir zaman.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa ajakan al-Qur’an didasarkan pada Tauhid murni. Al-Qur’an mengatakan,”Sembahlan Tuhanmu,” seakan-akan tauhid adalah asas dari seluruh bangunan.
Apabila pondasinya rusak, maka bangunan
yang di atasnya pun juga akan rusak. Inilah alasannya, kenapa seluruh
Nabi sampai pada Nabi yang terakhir, Muhammad, mengajak manusia
pertama-tama mengajak kepada tauhid sampai al-Qur’an mengatakan bahwa
semua dosa diampuni tapi dosa syirik tidak bisa diampuni.
Sumber : PesantrenVirtual.com
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama