Keluhan Istri ( bag.02 )

Ummi : “Abi…belikan ummi mesin cuci donk…abi ganteng dech… (merayu mode : ON)”

Abi : “Waduh ummi…! Mesin cuci bagi abi masih termasuk barang mewah…Ummi kan tau sendiri, kalau
pendapatan abi masih pas2an untuk memenuhi kebutuhan kita…”

Ummi : (manyun)

Abi : “Tuh kan langsung berubah wajahnya…entar cantiknya hilang lho… Ummi semenjak bergaul dekat dengan tetangga sebelah jadi banyak perubahan, jadi banyak permintaan ke abi.”

Ummi : “Ihh abi su’uzhan aja! Ummi minta mesin cuci bukan karena terpengaruh tetangga sebelah, tapi lihat nih tangan ummi…”

Abi : “Hah…? Kenapa dengan tangan ummi? Gak ada yang berubah…masih tetap dua…”

Ummi : “Jah abi…jumlahnya memang masih tetap dua, tapi tangan ummi sudah tidak halus lagi seperti dulu…tangan ummi sudah berubah jadi kasar…Inilah akibat dari mencuci baju dengan tangan langsung, belum lagi mengerjakan pekerjaan rumah, mengurus anak-anak sampai mengurus ladang kita…hiks…hiks…”

Abi : “Memang kalau tangan ummi kasar kenapa?”

Ummi : “Ummi malu…setiap bersalaman dengan teman-teman ummi, mereka selalu melihat tangan ummi dan bertanya ada apa, karena tangan mereka tidak sekasar tangan ummi, tangan mereka halus-halus.”

Abi : “Hehehe…Insya Allah nanti abi berikan yang lebih baik dari mesin cuci, ummi mau??”

Ummi : “Hah? benarkah abi??? (girang dengan mata berkaca-kaca)”

Abi : “Benar…insya Allah…”

Ummi : “Apakah itu abi? pembantu buat ummi??”

Abi : “Bahkan lebih baik dari pembantu…(senyum dengan wajah penuh rahasia)”

Ummi : “Wah…masya Allah…Apa itu abi? (tambah terharu)”

Abi : “Yaitu…Ucapkanlah setiap selesai sholat fardhu, Subhanallah 10 kali, Alhamdulillah 10 kali, Allahu Akbar 10 kali. Apabila hendak tidur, maka bacalah Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 33 kali. Hal itu lebih baik bagi ummi daripada mesin cuci, bahkan dari seorang pembantu.”

Ummi : “Itu mah ummi sudah tahu abi…(kembali manyun)”

Abi : “Kalau sudah tahu kenapa masih bertanya? hehehe…Jangan menganggap remeh amalan ini lho…Ummi tahu sebabnya hadits ini ada (asbabul wurud-nya)?”

Ummi : “Belum tahu…apa?”

Abi : “Baik abi ceritakan…Sesungguhnya Fathimah radhiyallahu ‘anha (putri Rasulullah shalallahu alaihi wasallam) mengeluhkan tangannya (yang kasar dan sakit) akibat penggilingan (yang digerakkan tangannya). Sedangkan pada saat itu terbetik berita bahwa didatangkan tawanan perang (budak) kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Maka, bertolaklah Fathimah untuk menemui Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam (dengan maksud bisa meminta budak untuk dijadikan pembantu di rumahnya). Namun, ternyata dia tak bertemu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Dia bertemu Aisyah radhiyallahu ‘anha. Diungkapkanlah apa yang menjadi keinginan hatinya kepada Aisyah. Maka, ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tiba, Aisyah mengabarkan tentang hal itu kepada beliau. Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mendatangi mereka berdua. Saat ditemui, mereka berdua tengah berbaring di tempat tidur. “Tetaplah kalian di tempat,” kata Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lantas beliau duduk di antara keduanya (Ali dan Fathimah). Kata Ali, “Hingga aku rasakan dinginnya kedua kaki beliau di perutku.” Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‘Maukah aku ajari kalian berdua tentang sesuatu yang lebih baik dari (pembantu) yang kalian berdua minta? Apabila kalian berdua telah mendapati tempat pembaringan (menjelang tidur), hendaknya bertakbir (mengagungkan-Nya) 34 kali, bertasbih (menyucikan-Nya) 33 kali, dan bertahmid (memuji-Nya) 33 kali. Maka, itu (semua) lebih baik daripada seorang pembantu.’ (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Berkenaan hadits di atas, Al-Imam Ibnu Hajar Al-’Asqalani menjelaskan, bahwa dengan membiasakan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla niscaya akan diberikan kekuatan yang lebih besar dibanding kekuatan yang mampu dikerjakan oleh seorang pembantu. Atau (dengan membiasakan berdzikir kepada Allah) akan mempermudah urusan. Sekiranya terjadi seseorang diberi beragam urusan, dengan (dzikir) itu akan lebih memudahkan dibanding diberi seorang pembantu kepadanya. Yang jelas, kandungan hadits di atas memiliki maksud betapa manfaat tasbih (menyucikan Allah l) dikhususkan terhadap kampung akhirat, sedangkan manfaat adanya pembantu khusus menggapai (apa yang ada) di dunia saja. Padahal akhirat itu lebih baik dan lebih kekal adanya. (Fathul Bari, Bab ‘Amalil Mar`ah fi Baiti Zaujiha, penjelasan hadits no. 5361, 9/484).

Ummi : “Subhanallah…kisah yang indah sekali…Ummi jadi malu, ummi mengaku mengikuti Salaf (generasi terbaik terdahulu), namun kepribadian ummi masih sangat jauh dibandingkan dengan para Salaf.”

Abi : “Benar ummi…Lihatlah putri Rasulullah, Fathimah radhiyallahu anha, tangan beliau sampai kasar dan sakit karena harus menarik penggilingan yang berat setiap hari, juga mengambil air dengan qirbah dan dipikulnya hingga membekas di pundaknya, dan menyapu rumah hingga kotor pakaiannya. Suaminya (Ali bin Abi Thalib) adalah orang yang fakir, sehingga tidak dapat mencarikan pembantu yang akan membantu pekerjaan Fathimah yang melelahkan.”

Ummi : “Tapi abi…kalau tangan ummi kasar, ummi khawatir rasa cinta abi ke ummi akan berkurang.”

Abi : “Justru ummi tidak perlu khawatir, dengan beberapa alasan. Pertama, ummi sudah laku bukan? sudah jadi istri abi. Kalau belum laku, ummi boleh khawatir. Kedua, abi malah tambah rasa cinta abi ke ummi, bukan malah berkurang, karena itulah bukti dan saksi bahwa ummi adalah ibu rumah tangga yang sejati. 

Kasarnya tangan ummi bisa dijadikan bukti dan saksi nanti di akhirat -insya Allah- bahwa ummi telah melaksanakan tugas-tugas ummi dengan sebaik-baiknya.”

Ummi : “Insya Allah abi…(terharu dan mata berkaca-kaca). Tapi abi janji ya??”

Abi : “Janji apa ummi?”

Ummi : “Abi tidak mampu beliin ummi mesin cuci, dan ummi ridha akan hal itu…tapi abi juga jangan punya niat untuk ta’addud (poligami) ya? Masak ta’addud mampu, sedangkan beli mesin cuci tidak mampu?!”

Abi : “Glekk!!…(keselek)”
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama