Jangan
perdulikan dimana kita ditempatkan, pada kesulitan atau kemudahan.
Sesungguhnya kewajiban terhadap-Nya dalam kesulitan adalah ridho,
sedangkan dalam kemudahan adalah syukur. Apalah artinya jika kemudahan
itu hanya didapat dengan cara yang buruk. Ketika kesempitan sampai pada
puncaknya maka saat itulah datang kelapangan dan ketika musibah telah
menyempitkan tenggorokan maka saat itulah datang kemudahan. (Ali bin Abi Thalib r.a)
Rasulullah Saw bersabda:
Barangsiapa mendapat nikmat, hendaknya ia memuji (bersyukur) kepada
Allah, barangsiapa merasakan rezekinya datang terlambat, hendaknya ia
meminta ampun kepada Allah, barangsiapa merasa duka cita karena sesuatu
perkara, hendaklah ia mengucapkan: `Tiada Daya Dan Tiada Kekuatan
Kecuali Dengan Pertolongan Allah` [HR. Ali KW]
Rasulullah Saw bersabda:
Ada tiga perkara yang menyelamatkan. yaitu : takut kepada Allah dalam
keadaan sembunyi atau terang-terangan, bersikap adil, baik dalam keadaan
ridho atau keadaan marah, baik dalam keadaan miskin maupun kaya [HR.
Abusy Syekh]
Rasulullah Saw bersabda:
Ada tiga perkara, barangsiapa ketiga perkara ada dalam dirinya niscaya
Allah menempatkannya dibawah naungan-Nya dan Dia mencurahkan rahmat
kepadanya serta memasukkannya kedalam Surga, yaitu: apabila diberi ia
bersyukur, apabila diberi ia mampu membalas, apabila marah ia sanggup
menahan diri [HR. Baihaqi]
Rasulullah Saw bersabda: Tanda orang munafik ada tiga, yaitu apabila berbicara dusta, berjanji ingkar, dipercaya khianat [HR. Syaikhan]
Rasulullah Saw bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT menurunkan pertolongan sesuai dengan kadar yang
diperlukan, dan Dia menurunkan kesabaran sesuai dengan kadar cobaan [HR.
Ibnu ’Addi]
Rasulullah Saw bersabda:
Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memberinya cobaan
supaya Allah mendengar tadharru'-nya (rintihan meminta kepada-Nya) [HR.
Baihaqi].
Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhoi bagimu kesyukuranmu itu [39:Az Zumar:7]
Sesungguhnya
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan
mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan
tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali [04:An Nisaa’:142]
Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, (*)sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (*)maka apabila kamu telah selesai
(dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang
lain, (*)dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap [94:Alam Nasyrah:5~8]
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya [02:Al Baqarah:286]
Sesungguhnya
Aku memberi balasan kepada mereka dihari ini karena kesabaran mereka,
sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang [23:Al Mu’minuun:111]
Setelah
lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah sakit ada
kesembuhan, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan akan
ada kemudahan, dalam kegelapan akan terang benderang.
`Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya`(05:Al Maaidah:52).
Sampaikan kabar kepada kegelapan malam, bahwa sang fajar pasti datang
mengusirnya dari puncak-puncak gunung, dari dasar-dasar lembah; kepada
orang yang dilanda kesulitan bahwa pertolongan akan datang secepat
kelebatan cahaya dan kerdipan mata; kepada orang yang tertindas bahwa
kelembutan dan dekapan hangat akan segera datang.
Setiap
tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan
rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian. Kobaran api tidak
mampu membakar Nabi Ibrahim as, dan itu karena pertolongan Allah yang
berfirman: `Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim`(21:Al Anbiyaa’:69). Lautan luas tidak kuasa menenggelamkan Nabi Musa as, itu tak lain karena suara agung telah bertitah: `Sekali-kali tidak akan tersusul, sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku`(26:Asy Syu’araa:62).
Mereka yang terperangkap pada kondisi yang sangat kelam umumnya hanya
akan merasakan kesusahan, kesengsaraan dan keputus asaan dalam hidup.
Itu karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar, pintu-pintu rumah
mereka saja.
Padahal,
mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan
berpikir labih jauh tentang hal-hal yang berada diluar pagar rumah
mereka. Maka, jangan pernah merasa terhimpit, karena setiap keadaan
pasti berubah seperti layaknya awan yang bergeser.
Dan
sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun,
hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu
berganti, malam demi malam silih berganti. Meskipun demikian, Sang Maha
Pencipta tidak akan dan pernah berubah dengan sifat-sifat-Nya yang
sempurna.
Dan
Allah akan menciptakan sesuatu yang baru yaitu kemudahan-kemudahan
dibalik segala kesulitan. Jangan resah dengan musibah-musibah yang
menimpa dan jangan mengeluh dengan kegetiran-kegetiran yang datang
bertubi-tubi. `Sesungguhnya Allah jika mencintai suatu kaum maka Dia
akan mendatangkan cobaan kepada mereka dan barangsiapa yang rela dengan
ujian itu maka dia akan memperoleh kerelaan-Nya, dan barangsiapa
membencinya maka dia akan memperoleh kebencian-Nya`(Al Hadits). (`Aidh Al-Qarni)
Jangan
menyesali apa yang menimpa diri kita didunia, karena dunia telah
ditetapkan sebagai tempat ujian/cobaan yang berupa kerisauan, kesulitan
dan bencana. Maka sudah selayaknya dunia menyambut manusia dengan
kerisauan, kesulitan dan bencana. Dan tanda lulusnya seorang hamba dari
ujian/cobaan Allah ialah menyerahnya seseorang kepada-Nya sebelum
perbuatan itu dimulai. (Pustaka)
Orang
beriman identik dengan kehidupan, sementara orang munafik identik
dengan kematian. Seorang yang beriman akan beramal karena Allah, sedang
orang munafik akan beramal untuk manusia dengan mengharapkan pujian atas
amal yang diperbuatnya. Amal orang beriman akan dilakukan dengan
ikhlas, sementara amal orang munafik dilakukan pada saat ramai, amalnya
adalah ketika ia dapat kemudahan tetapi ketika mendapat kesulitan ia
tidak beramal. Ke-Islamannya hanyalah untuk menyelamatkan dirinya dan
hartanya, sementara shalat, puasa dan ilmunya tidak berguna ketika ia
dalam kesendiriannya maka yang asli baginya hanyalah kekufurannya. (Pustaka)
Kesulitan
bukan berarti kita sudahi dengan berputus asa. Pastikan bahwa kita akan
mengenal diri kita lebih baik dan mengenal kemampuan kita lebih
maksimal didalam menghadapi kesulitan. Dan jangan melakukan sesuatu
tanpa ilmu dan tanpa tahu kebenaran. (Pustaka)
Orang-orang
beriman mempunyai banyak kendaraan. Jika mereka ditimpa kesulitan maka
kendaraannya adalah sabar. jika mereka diberi nikmat kendaraannya adalah
syukur. Jika mereka mengingat hukum-hukum Allah maka kendaraannya
adalah ridho. Jika hawa nafsu mengajak pada suatu keburukan maka
kendaraan mereka adalah umur, karena sisa umur lebih sedikit daripada
yang telah berlalu. (Pustaka)
Al-Qur’an
adalah penasehat yang tidak pernah menipu, pemberi petunjuk yang tidak
pernah menyesatkan dan periwayat yang tidak pernah berbicara dusta.
Penggunanya akan mencapai suatu tambahan dan pengurangan, penambahannya
adalah petunjuk baginya dan pengurangannya adalah kebutaan hatinya.
Pertolongan dari kesulitan, obat dari penyakit hati yaitu kemunafikan,
kekafiran, kedurhakaan dan kesesatan. Al-Qur’an adalah pemberi syafa'at
yang syafa'atnya akan diterima dan pembicara yang terpuji. (Pustaka)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama