Segala
puji bagi Allah yang keadaan-Nya yang satu tidak mendahului keadaan-Nya
yang lain, maka tiadalah Dia menjadi yang awal sebelum Dia menjadi yang
akhir, atau yang zahir sebelum Dia menjadi yang bathin. Buah Surga
adalah `La Ilaha Illallah` (tidak ada Tuhan kecuali Allah) dengan syarat
ikhlas.
Pokok
agama adalah makrifat tentang Allah, kesempurnaan makrifat tentang-Nya
adalah dengan membenarkan terhadap-Nya, dan kesempurnaan tauhid
kepada-Nya dengan ikhlas kepada-Nya, bila menduakan-Nya berarti sama
dengan memilah-milah Dzat-Nya.
`Inna
Lillahi` (Sesungguhnya kita adalah milik Allah) merupakan pengakuan
atas diri kita adalah milik Allah, sedangkan `Inna Ilaihi Raji’un`
(kepada-Nya-lah kita kembali) merupakan pengakuan atas diri kita akan
datangnya kematian.
Kesempurnaan
keikhlasan kepada-Nya adalah dengan meniadakan segala sifat dari-Nya,
sebab setiap sifat adalah berlainan dengan yang disifati, dan setiap
yang disifati bukanlah persamaan dari sifat yang menyertainya. Dia-lah
yang benar lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat yang
sebenarnya, yang lebih benar dan lebih jelas daripada yang dilihat oleh
mata.
Dia
tidak dapat dicapai oleh akal, tidak dapat disamakan dengan sesuatu,
tidak dapat diserupakan, dahi-dahi bersujud kepada-Nya, lidah-lidah
mentauhidkan-Nya, Dia membatasi segala sesuatu saat penciptaannya.
Dia tidak dilalui masa, maka keadaan-Nya tidak pernah berbeda.
Dia
tidak pernah berada dalam suatu tempat yang mengharuskan-Nya berpindah
tempat. Dia maha mengetahui rahasia yang ada didalam hati yang
tersembunyi, bisikan orang-orang yang berbisik dan kecenderungan
seseorang dalam hatinya. Hanya hati yang dipenuhi dengan hakekat
keimanan sajalah yang dapat mencapai-Nya.
Jangan
menyaingi Allah dalam keagungan-Nya dan menyerupai kesombongan-Nya,
karena Dia akan menghinakan setiap orang yang angkuh dan merendahkan
setiap orang yang sombong.
Sungguh
mengherankan orang yang ragu terhadap Allah, padahal mereka melihat
ciptaan-Nya, dan sungguh mengherankan mereka hanya melihat ciptaan-Nya
tetapi tidak melihat dengan pengelihatan-Nya. Inilah orang yang melihat
dengan lemak, berbicara dengan daging, mendengar dengan tulang dan
bernapas dengan lubang hidung. Syukur dan wara’ (kehati-hatian dalam
beragama) adalah tameng yang menjelaskan perkataan.
Bersyukurlah
kepada-Nya atas nikmat-Nya yang dikaruniakan dan pujilah Dia atas
cobaan yang ditimpakan-Nya kepadamu, karena syukur adalah hiasan
kekayaan, dimana kebaikan setiap orang yang memiliki kenikmatan adalah
dalam menghindarkan diri dari hal-hal yang merusak kenikmatan itu. Bagi
yang melalaikan nikmat akan lenyap segala nikmat dari-Nya, dan bagi yang
mensyukuri akan bertambah nikmat dari-Nya. Tidak akan ada seorang
penghitung yang mampu menghitung nikmat-nikmat-Nya, dan tidak akan ada
seorang ahli ibadah yang dapat memenuhi hak-Nya. Pujilah Dia atas
kesempurnaan nikmat-Nya, penyerahan diri atas keagungan-Nya, memohon
pertolongan-Nya dari kemaksiatan kepada-Nya dan memohon pertolongan
sebagai hamba-Nya yang fakir yang mengharapkan kecukupan dari-Nya.
Al-hamdulillah
(segala puji bagi Allah) adalah bahwasanya Allah menjadikannya sebagai
pembuka kitab-Nya (Al-Qur’anul Karim) dan penutup doa para penghuni
Surga-Nya. Qadha’ dan Qadar merupakan jalan yang gelap, Allah menjadikan
segala sesuatu ada kadarnya dan pada tiap-tiap kadar ada masanya, dan
pada tiap-tiap masa ada ketetapannya. Segala perkara tunduk pada takdir,
bahkan termasuk kematian yang telah direncanakan-Nya. Jika telah datang
takdir maka gugurlah kehati-hatian. Sesungguhnya bersama setiap orang
ada dua Malaikat yang menjaganya, maka jika telah datang takdir
(kematian), kedua Malaikat itu membiarkannya antara dia dengan
takdirnya.
Siapa
saja yang hanya butuh kepada Allah, niscaya orang-orang akan butuh
kepadanya, karena itu mintalah pertolongan hanya kepada Allah, karena
Dia pemberi pertolongan yang paling cukup. Menghilangkan sebuah gunung
lebih mudah daripada menghilangkan kefakiran, maka bermohonlah
kepada-Nya dengan sabar karena bumi ini adalah milik-Nya yang akan
dipusakakan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya.
Jika memiliki suatu kebutuhan kepada-Nya, mohonlah kepada-Nya agar
memilihkan yang terbaik dalam urusan-urusanmu, sebab Dia tidak akan
menelantarkan orang-orang yang mencari perlindungan kepada-Nya dan tidak
akan merugikan orang yang memohon pilihan kepada-Nya. Maka sandarkan
dirimu dalam semua urusan kepada-Nya, karena sesungguhnya engkau
menyandarkannya pada tempat berlindung yang kokoh dan dengan penjagaan
yang kuat. (Ali bin Abi Thalib r.a)
Rasulullah Saw bersabda:
Aku terus menerus mohon syafa'at kepada Tuhanku Azza wa Jalla, dan Dia
memberi syafa'at kepadaku, sehingga aku berkata : Wahai Tuhan, berilah
aku syafa'at untuk orang-orang yang mengatakan, `Tiada Tuhan Kecuali
Allah`. Allah berfirman : Ini bukan untuk kamu wahai Muhammad dan bukan
untuk siapa-siapa, ini untuk Aku dan demi keagungan-Ku, kemulian-Ku dan
kasih sayang-Ku, Aku tidak meninggal kan di Neraka seorangpun yang
mengucapkan `Tiada Tuhan Kecuali Allah` [HR. Ibnu Abu 'Ashim]
Rasulullah Saw bersabda:
Allah SWT berfirman: Aku sekutu yang (sama sekali) tidak butuh
persekutuan, barangsiapa yang mengerjakan sesuatu perbuatan disertai
dengan menyekutukan selain Aku (kepada-Ku), Aku tinggalkan dia dan yang
dijadikan sekutu [HR. Muslim]
Rasulullah Saw bersabda:
Allah SWT berfirman: Hai Muhammad, sesungguhnya Aku bila menetapkan
sesuatu ketetapan, tidak dapat ditolak (ditarik kembali) [HR. Ahmad]
Rasulullah Saw bersabda:
Maukah engkau aku tunjukkan kepada kalimat yang dari bawah Arasy, dari
suatu gudang dari beberapa gudang Surga. Katakanlah: `Tidak Ada Daya
Upaya Dan Tidak Ada Kekuatan, Kecuali Dengan Kehendak Allah`. Maka Allah
yang Maha Gagah dan Maha Agung berfirman: Hamba-Ku telah menyerah dan
tunduk [HR.Hakim]
Sesungguhnya Aku adalah Allah, Tuhan Semesta Alam [28:Al Qashash:30].
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat [02:Al Baqarah:186].
Dia-lah
Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu [02:Al Baqarah:29].
Allah
pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan)
sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: `Jadilah`. lalu
jadilah ia [02:Al Baqarah:117].
Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal
lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat
memberi syafa'at disisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar [02:Al Baqarah:255].
`Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta kepada-Nya. setiap waktu Dia dalam kesibukan`(55:Ar Rahmaan:29).
Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung dan angin bertiup kencang
menerjang, semua penumpang kapal diatas bahtera akan menyeru `Ya Allah`. Ketika musibah menimpa, bencana melanda dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru `Ya Allah`. Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah `Ya Allah`.
Ketika semua cara tak lagi mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa
menyempit, harapan terputus dan semua jalan pintas membuntu, merekapun
menyeru `Ya Allah`. Ketika bumi terasa menyempit kerana
himpitan persoalan kehidupan, dan jiwa seolah tertekan oleh beban berat
kehidupan yang harus dipikul, maka menyerulah `Ya Allah`.
Setiap ucapan baik, doa yang tulus, rintihan yang jujur, air mata yang
menetes penuh keikhlasan, dan semua keluhan yang menggundah gulanakan
hati, adalah hanya pantas ditujukan kehadirat-Nya.
Setiap
dinihari menjelang, tengadahkan kedua telapak tangan, julurkan lengan
penuh harap, dan arahkan terus tatapan matamu ke arah-Nya untuk memohon
pertolongan. Ketika lidah bergerak, tak lain hanya untuk menyebut,
mengingat dan berdzikir dengan nama-Nya. Maka hati akan tenang , jiwa
akan damai, syaraf tak lagi menegang dan iman kembali bergelora.
`Allah` adalah nama yang paling bagus, susunan huruf yang paling indah, ungkapan yang paling tulus dan kata yang sangat berharga.
`Allah` yang memiliki semua kekayaan, keabadian, kekuatan, pertolongan, kemuliaan, kemampuan dan hikmah.
`Allah` darinya semua kasih sayang, perhatian, cinta dan kebaikan.
`Ya Allah`,
gantikanlah kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan ini awal
dari kesenangan, dan sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram.
`Ya Allah`, dinginkan panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa ini dengan air keimanan.
`Wahai Rabb`,
anugrahkan kepada mata yang tak dapat terpejam ini, rasa kantuk dari-Mu
yang akan menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergolak ini
kedamaian, dan ganjarlah dengan kemenangan yang nyata.
`Wahai Rabb`,
tunjukkanlah pandangan yang kebingungan ini pada cahaya-Mu, bimbinglah
sesatnya perjalanan ini ke arah jalan-Mu yang lurus, dan tuntunlah
orang-orang yang menyimpang dari jalan-Mu merapat ke hidayah-Mu.
`Ya Allah`,
sirnakan keraguan pada fajar yang pasti datang dengan pancaran
cahayanya, dan hancurkan perasaan yang jahat dengan secercah sinar
kebenaran. Hempaskan semua tipu daya setan dengan bantuan bala
tentara-Mu. Kami berlindung kepada-Mu dari setiap rasa takut yang
mendera, hanya kepada-Mu kami bersandar dan bertawakkal, hanya
kepada-Mu kami memohon, dan hanya dari-Mu semua pertolongan, cukuplah
Engkau sebagai pelindung kami, karena Engkaulah sebaik-baik pelindung
dan penolong.
Memaafkan
merupakan bukti ketulusan hati terhadap perilaku orang yang menyakiti.
Sedangkan keinginan hati untuk diperlakukan dengan baik merupakan
tingkatan yang lebih tinggi. Dan yang paling penting ialah ketika ia
bisa membalasnya dengan kebaikan. Caranya adalah dengan mulai meredam
emosi, tidak membalas kepada orang yang menyakiti, dan memaafkan
kesalahannya.
`Dan
orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (ihsan)`(03:Al Imran:134). `Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada`(24:An Nuur:22).
Keyakinan terhadap qadha, artinya harus menyadari bahwa tidak menyakiti
kecuali merupakan ketentuan qadha dan qadar Allah. Penghapusan dosa,
artinya harus menyadari bahwa kejahatan yang dilakukan orang lain yang
ditimpakan kepada anda sebenarnya adalah penghapus dosa-dosa,
keburukan-keburukan yang dileburkan, kesalahan-kesalahan yang dimaafkan
dan kenaikan derajat iman. (`Aidh Al-Qarni)
Segala
puji bagi Allah yang indera tidak dapat melihat-Nya, tempat tidak dapat
menampung-Nya dan tirai tidak dapat menutupi-Nya. Dia membuktikan
ke-kekalan-Nya dengan terjadinya ciptaan-Nya. Dia membuktikan
keberadaan-Nya dan dia membuktikan tak ada sesuatupun yang
menyerupai-Nya. Dia benar dalam janji-Nya. Dia terlalu tinggi untuk
berbuat zalim kepada makhluk-makhluk-Nya. Dia berdiri dengan keadilan
diantara ciptaan-ciptaan-Nya dan melaksanakan keadilan atas mereka dalam
hukum-hukum-Nya. Dia memberikan bukti-bukti melalui penciptaan atas
keberadaan-Nya yang kekal, melalui tanda-tanda ketidak mampuan mereka
atas kekuasaan-Nya, dan melalui ketidak berdayaan mereka terhadap ajal
mereka sendiri. (Pustaka)
Dia
telah menyediakan jalan bagi orang-orang yang mengharapkan ridho-Nya
dan orang-orang beriman hanya mencari apa yang ada pada-Nya, karena Dia
sama pemurahnya tentang apa yang diminta dari-Nya maupun apa yang tidak
diminta pada-Nya. Yang awal, yang tidak ada bagi-Nya `Sebelum`, sehingga mustahil ada sesuatu sebelum-Nya. Dan yang akhir, yang tidak ada bagi-Nya `Setelah`,
sehingga mustahil ada sesuatu setelah-Nya. Yang menghalangi bola mata
untuk dapat melihat-Nya. Zaman bagi-Nya tidak berubah, karena zaman akan
menyebabkan berubahnya keadaan. Dia tidak berada dalam ruang, zaman dan
waktu sehingga Dia dapat berada dimana saja sekehendak-Nya. Khayalan
tidak dapat menerka-Nya dalam batas-batas gerakan anggota badan ataupun
indera, Dzat-Nya tidak dapat dikatakan `Dari Mana?`. Dan batas waktu tidak dapat disifatkan kepada-Nya dengan mengatakan `Hingga`. Dia zahir, tetapi tak dapat dikatakan `Dari Apa?`. Dia tersembunyi, tetapi tidak dapat dikatakan `Didalam apa?’, Dia bukan jasad yang mati, Dia tidak dekat pada sesuatu secara sentuhan, tetapi tidak pula jauh dari-Nya secara terpisah. (Pustaka)
Tidak
akan mengakui ke-Esaan-Nya orang yang ragu terhadap-Nya. Hakekat-Nya
tidak akan datang kepada orang yang menyerupakan-Nya. Orang yang
membandingkan-Nya dengan makhluk lain niscaya tidak akan beribadah
kepada-Nya. Orang yang menunjukkan bahwa Allah menempati ruang dan
mengkhayalkan-Nya, tidak akan sanggup menuju kepada-Nya. Segala sesuatu
yang diketahui melalui diri-Nya merupakan sesuatu yang telah dibuat dan
segala sesuatu yang adanya karena adanya sesuatu yang lain merupakan
dampak dari suatu sebab. Yang maha bergerak tanpa menggerakkan alat.
Yang Maha Menentukan sesuatu tanpa menjalankan pikiran. Yang Maha Kaya,
tetapi bukan karena memperoleh sesuatu. Dzat-Nya tidak dibarengi dengan
waktu, tidak dibantu oleh alat. Keberadaan-Nya melampaui waktu,
wujud-Nya mendahului ketiadaan dan kekekalan-Nya mendahului permulaan. (Pustaka)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama