Bismillahirrahmanirrahimm
Suatu kehidupan sampai akhir hayat pastinya tidak akan sepi dari
suasana hati terhadap suasana hati yang gembira hari ini besok sedih.
Baru gembira menit berikut bisa sedih. Kenapa? Jadi sampai akhir hayat
kita tidak akan berhenti bertemu dengan dua hal yang kontras. Sebentar
sedih, setelah itu gembira, setelah gembira setelah itu sedih, saat
ini bahagia besok kena fitnah.
“Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan diri” ( Qs. Al-Baqarah:222)
Bagaimana Taubat sebagai pembersih Qolbu ? Kalau qolbu kita bisa
bersih dialah yang bakal membawa kita menuju kepada ketenangan, tapi
kalau qolbu kita banyak polkadotnya (titik-titiknya) itu yang susah
terijabah, itu yang susah bawaannya ngotot dan emosi. Yang kita
inginkan adalah hati yang bersih, kalau hati kita hitam harus
dibersihkan dengan taubat dan istighfar sehingga lama kelamaan hitamnya
akan hilang, kita berharap dengan riyadhohnya akan tertetes jiwa Allah
dalam hati kita.
Bertaubatlah kepada Allah setiap waktu karena itu dianjurkan oleh
Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam QS An-Nuur ayat 31 “Bertaubatlah
kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman agar kalian
beruntung”. Mau menjadi untung atau rugi, kita lah yang memilih. Taubat
merupakan sarana yang mengatar hamba menjadi kekasih Allah, artinya
jangan berjalan selain bersama Allah.
Rasulullah SAW bersabda :”Kadangkala timbul perasaan dalam hatiku
maka aku beristighfar memohon ampun kepada Allah 100 kali”. Beda sekali
dengan kita istighfar kita itu kejar setoran, maksudnya, kalau mau
istighfar itu menggugurkan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan kita maka
istighfarnya tembakkan kepada kesalahan yang kita tuju. Mudah-mudahan
istighfar kita yang 100 hanya membersihkan kesalahan kita yang hanya
10, sehingga kita surplus 90, ini namanya istighfar kita adalah
berkualitas. Jadi terjawab mengapa istighfar 100 kali tapi masih jutek?
karena tidak yakin Allah menghapus noda-noda yang membekas.
Oleh karena itu, usahakan untuk senantiasa bertafakaur sepanjang
hidupmu. Renungkan apa yang telah engkau perbuat setiap hari? Apa yang
telah engkau perbuat di siang hari? jika engkau melakukannya dalam
ketaatan maka bersyukurlah dan sebaliknya maka bersegeralah menuju
ampunannya. Jangan menyesali diri dengan tertawa bahagia, tapi
sesalilah dengan jujur, kekecewaan, penyesalan yang mendalam. Jadi
kalau kita ingin dipandang oleh Allah dari Arsy’-Nya dengan penuh
cinta, maka tafakurilah segala sesuatu yang salah kemudian bergegaslah
untuk beristighfar. Namun kalau dia tidak menyesali maka merugilah ia.
Efeknya dari ini adalah Allah akan menggantikan kesedihan dengan
keceriaan, kehinaan dengan kemulyaan, kegelapan dengan cahaya dan
ketertutupan dengan ketersingkapan yang ada. Inilah reward dari Allah,
barang siapa yang melakukan kesalahan hendaknya dia bergegas
beristighfar, bukankah ini yang kita impikan suatu kepribadian yang
bercahaya sebagai muslimah, sesuatu kesedihan menjadi kesenangan,
bukankah ini yang kita impikan suatu kepribadian yang penuh cahaya
sehingga terbuka cahaya pikir.
Allah SWT tidak akan menghitung-hitung kesalahan hamba-Nya, ia paham
bahwa hambanya akan segera beristighfar, betapa pentingnya suatu
instropeksi diri pada setiap waktu, bukan hanya pada saat ulang tahun.
Justru dari sholat ke sholat kita harus beristighfar yang dapat
menghapus kesalahan-kesalahan kita. Seorang ahli tafakur dia akan
senantiasa peka terhadap kesalahannya artinya dia tidak ingin
terperangkap kedalam lubang yang kedua kalinya. Tentu dia akan tegap
lagi, menginginkan kasih sayang Allah.
Oleh karena itu hendaknya engkau tujukan semua amal perbuatanmu untuk
Allah, barang siapa amal perbuatannya jatuh kedalam dosa maka qolbunya
akan menjadi gelap gulita. Kalau kita senantiasa melakukan kesalahan
tetapi Allah tetap saja mengaruniakan kepada kita rizki yang berlimpah
itu berarti kasih sayang Allah lebih utama dibanding murka Allah kepada
kita.
Jangan sekali-kali melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh Allah
SWT karena kita tidak akan pernah luput dari pengawasan dan
perlindunganNya. Berbuat kesalahan itu ibarat api sementara kegelapan
adalah asapnya, jadi seperti orang yang menyalakan perapian dirumah
selama 70 tahun bukankah rumah tsb akan gelap. Inilah perwujudan
orang-orang yang salah. Ia baru menjadi bersih dengan taubat kepada
Allah, jika engkau bertaubat kepada Allah bekas-bekas salah tersebut
bisa menjadi sirna. Ketahuilah bahwa taubat adalah terminal pertama,
segala bentuk ibadah akan diterima Allah jika didahuli dengan niat.
Kedaan hamba yang melakukan salah sama seperti periuk besi diatas
api, semakin lama semakin menghitam warnanya, kalau kita ingat salah
ingat priuk jangan ingat wajah cantik, tidak kelihatan nanti salahnya,
walaupun dicuci ia tidak akan kembali. Setiap mukmin jika melakukan
kesalahan maka akan timbul bintik hitam pada qolbunya, jika ia
bertaubat, beristighfar memohon ampunan maka bintik hitam tadi akan
terhapus. Nah, istighfar yang baik adalah bukan istighfar yang kejar
setoran., tetapi salah mana yang akan kita tuju. Taubatlah yang bisa
mencuci hitamnya qolbu sehingga amal-amal saleh bisa tampak terang
diterima oleh Allah SWT. Jika ini bisa dilakukan maka hidup akan
menjadi lebih baik. Sebab taubat merupakan karunia menjadi lebih baik,
yang diberikan kepada hambanya yang dikehendaki. Kadang kala seorang
budak yang kurus berhasil melakukan taubat tetapi majikannya tidak,
mungkin pembantu kita jauh lebih mulia daripada kita. Nur nya lebih
bercahaya daripada kita.
Jadi orang-orang yang suka bertaubat, disini Allah memposisikan
diri-Nya sebagai orang yang mencintai hambanya bukan sebagai yang
dicintai. Bayangkan Allah yang mencintai, Ya Allah cintailah aku,
berikanlah aku cinta yang bisa mendekatkan aku kepadaMu, Ikrar ingin
dicintai Allah adalah resikonya siap atau tidak kita untuk mendahulukan
Allah dan berserah diri. Orang yang merasa senang dengan sesuatu itu
jika mengetahui kadar dan nilai sesuatu itu, jika engkau menebarkan
intan permata maka kepada binatang melata niscaya mereka lebih
menyenangi gandum, artinya termasuk kelompok manakah kita ini? Jika
kita orang yang bertaubat berarti kita termasuk orang yang dicintai
Allah, tetapi jika tidak kita termasuk orang yang zhalim.
Bagi kita yang mempunyai salah menumpuk jangan berputus asa terhadap
rahmat Allah SWT dengan berkata sudah berapa kali aku bertaubat dan
menyesal. Kalau hati ingin terawat bersih maka harus dirawat dengan
ibadah yang baik dengan kalimah Allah, kerja yang prestasi di jalan
yang lurus. Boleh jadi solehah yang gaul.
Suatu ketika Syeikh Abu Hasan As-Sadjili bercerita, aku pernah
ditegur ”Wahai Ali bersihkanlah bajumu dengan pertolongan Allah,
pastilah ia akan selalu terpelihara” “bajuku yang mana? Allah telah
memberimu pakaian ma’rifat yaitu tauhiid, lalu pakaian mahabbah yaitu
cinta kepada Allah, kemudian pakaian islam, siapa yang mengenal Allah
yang lain tidak berarti baginya. Barang siapa orang-orang yang
bersama-Ku maka Aku cintai. Jadi, kalau masih marah, masih tidak sabar,
berarti Allah belum berada di dalam jiwanya. Apa salahnya? ingat-ingat
lagi apakah kesalahan yang telah kita lakukan kepada Allah SWT,
kemudian bertaubatlah..
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama