Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم
Satu
ketika kumpulan pasukan Muslimin terpaksa berkemah di hutan belantara
di Afrika dimana terdapat bermacam-macam binatang yang berbisa dan
beracun yang begitu banyak. Komandan perang 'Aqbah bersama-sama dengan
beberapa orang sahabat-sahabat menerobos ke dalam hutan itu dan berkata
dengan kuatnya:
"Wahai segala jenis binatang merayap dan binatang-binatang berbisa
bumi ini! Kami sahabat-sahabat Pesuruh Allah berencana untuk berkemah di
sini. Maka kamu dinasehatkan supaya meninggalkan tempat ini, jikalau
tidak, jika didapati salah seekor dari kamu masih berada di sini setelah
ini, kami akan bunuh dia."
Pemberitahuan
ini menyebabkan binatang-binatang buas dan binatang-binatang yang
merayap meninggalkan tempat itu tidak menunggu waktu lagi dan dengan
seluruh anak-anak mereka.
Telah
terjadi satu ketika didalam peperangan dengan orang-orang Romawi bahwa
Safinah ra. telah tersesat jalan. Sedang beliau mencari jalan keluar,
beliau berjumpa dengan seekor singa. Safinah ra. menegur binatang itu
dan memberitahunya bahwa beliau adalah pelayan Rasulullah SAW dan telah
tersesat jalan. Maka singa itu pun menunjukkan jalannya seperti seekor
kucing yang jinak. Bila dia mencium bau bahaya didalam perjalanan, dia
akan menerkam untuk menghilangkan bahaya itu dan kembali kepada Safinah
ra. lagi sehingga mereka sampai di perkemahan dan singa itu kemudiannya
kembali lagi ke dalam hutan.
Didalam
peperangan dengan orang-orang Murtad, Abu Bakar Siddiq r.a telah
mengutus 'Ala Hadrami ra. sebagai ketua perang bagi sekumpulan pasukan
menuju Bahrain. Pasukan itu telah melewati sebuah hutan dimana air tidak
didapati sama sekali dan pasukan itu hampir akan mati kerana dahaga.
'Ala turun dari kudanya, melaksanakan dua rakaat solat dan kemudian
berdoa kepada Allah dengan perkataan-perkataan demikian:
"Wahai Yang Maha Penyantun! Wahai Yang Maha Mengetahui! Wahai Yang
Maha Tinggi, Wahai Yang Maha Agung! Berilah air kepada kami untuk
minum."
Tiba-tiba
saja datanglah awan dan hujan turun membasahi bumi dengan banyaknya dan
orang-orang pun minum sepuas-puasnya, memberi minum kepada unta-unta
dan kuda-kuda mereka dan membekalinya sedikit di dalam tempat-tempat air
mereka.
Orang-orang
murtad telah mengambil perlindungan di seberang sungai di Durban dan
telah membakar perahu-perahu supaya orang-orang Islam tidak dapat
mengejar mereka. Sebaliknya pasukan Muslim harus menyeberangi sungai
itu. 'Ala sampai ke tebing sungai, solat dua rakaat dan berdoa,
"Wahai Yang Maha Penyantun! Wahai Yang Maha Mengetahui! Wahai Yang
Maha Tinggi, Wahai Yang Maha Agung! Berilah kami menyeberangi sungai
ini."
Dan
setelah memohon kepada Allah dengan perkataan-perkataan ini 'Ala
mengambil kendali kudanya, dipegangnya dan terjun ke dalam laut. Abu
Hurairah ra. berkata,
"Kami sedang mengharunginya. Demi Allah, malahan tapak-tapak kaki
kuda kami dan kaki-kaki kami pun tidak basah. pasukan itu mengandungi
empat ribu orang."
Arif
bin Mindir, seorang penyair, yang dia sendiri menyertai didalam
peperangan ini menyatakan didalam dua rangkap syairnya akan peristiwa
itu. Beliau berkata,
"Apakah kamu tidak lihat bahwa Allah menundukkan sungai untuk kami
dan betapa kerasnya bencana yang Ia telah turunkan keatas orang-orang
kafir? Kami memohon kepada Dia Yang Mulia Yang telah menundukkan laut
kepada Bani Israil. Dia menolong kami lebih dari apa yang telah Ia
lakukan untuk Bani Israil."
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama