Kisah Kehidupan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan Para Sahabat رضي الله عنهم
Dikeluarkan oleh At-Thabarani dan Abu Ya'la dari Abu Funail dari
Mu'awiyah bin Abu Sufyan radhiallaahu 'anhu, dimana Mu'awiyah ra. telah
menaiki mimbar pada hari Qimamah dan berkata dalam khutbahnya,
"Sesungguhnya harta rampasan adalah harta kami dan terserah kepada kami
untuk membagi-bagikannya. Barangsiapa yang kami kehendaki, kami akan
memberikan kepadanya dan barangsiapa yang tidak kami kehendaki kami
tahan dari membagikannya". Tidak ada seorangpun yang menjawab
kata-katanya itu. Pada hari Jum'at yang berikutnya beliau berkata-kata
dengan perkara yang sama sehingga lah hari Jum'at yang ketiga di mana
beliau juga berkhutbah dengan perkara yang sama.
Maka seorang
lelaki yang hadir di dalam Masjid itu telah berkata kepadanya, "Tidak
sekali-kali, sesungguhnya harta tersebut adalah milik kami semua (dan
harus dibagi-bagikan dengan adil). Barangsiapa yang menghalang kami dari
harta tersebut kami akan berhukum kepada hukum Allah dengan
pedang-pedang kami". Lalu Mu'awiyah ra. pun turun dari mimbar dan
mengutus seseorang untuk memanggil lelaki itu.
Orang-orang (Muslimin) pun berkata, "Binasahlah lelaki itu".
Kemudian
kaum muslimin pun masuk menemui Mu'awiyah ra. di dalam rumahnya dan
mendapati lelaki itu sedang duduk di atas tempat tidur. Maka berkatalah
Mu'awiyah ra. kepada orang ramai, 'Lelaki itu telah menyinari rohaniku
pada hari ini, maka Allah akan menyinari jiwanya juga, aku telah
mendengar Rasulullah shallallaahu 'alayhi wa sallaam bersabda,
"Akan terjadi setelahku seorang Amir akan berkata-kata dengan
sesuatu yang bertentangan dengan syari'ah dan tiada seorangpun yang
menentangnya. Dengan itu mereka akan dilemparkan ke dalam neraka
sebagaimana monyet memasuki neraka (berlompatan karena epanasan)".
Aku
telah berkhutbah kepada kamu pada hari Jum'at yang pertama, maka tidak
ada seorangpun dari kamu yang bangun menentangku, lalu aku takut
sekiranya aku menjadi golongan amir tersebut. Kemudian aku sekali lagi
berkhutbah dengan perkara yang sama pada hari Jum'at yang kedua, maka
tidak ada seorangpun yang membangkangi aku. Akupun berkata kepada diriku
sendiri, "Sesungguhnya aku termasuk ke dalam golongan amir tersebut".
Kemudian sekali lagi aku berkhutbah dengan perkara yang sama pada hari
Jum'at ketiga, maka lelaki ini telah bangun dan membantahi aku. Maka dia
telah menghidupkan aku, lalu Allah akan menghidupkannya'.
Kata
Al-Haitsami, ianya telah diriwayatkan oleh At-Thabarani di dalam kitab
Al-Kabir, Al-Ausad. Abu Ya'la dan perawi-perawinya adalah kukuh.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama