Di antara problematika kehidupan yang banyak dihadapi manusia adalah
ditimpa berbagai macam penyakit, baik jasmani maupun rohani. Dan untuk
mengobati penyakit, beragam ikhtiar dan usaha dilakukan oleh manusia.
Ada di antara manusia yang menyalahi syari’at Islam dalam melakukan
ikhtiar, seperti mendatangi dukun, orang pintar dan paranormal. Namun
banyak juga yang sadar tentang bahaya perdukunan, sehingga mereka pun
berusaha mencari pengobatan dengan cara yang sesuai dengan syari’at
Islam, seperti mendatangi dokter, berbekam, mengonsumsi habbatus sauda’
(jinten hitam) dan madu, atau dengan cara ruqyah syar’iyyah.
Dalam tulisan kali ini akan dibahas tentang salah satu sebab syar’i
untuk memperoleh kesembuhan, simak dan resapilah nasehat Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau telah bersabda, “Obatilah
orang-orang yang sakit di antara kalian dengan ber-shadaqah.” (Hadits
ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani di dalam Shahih al-Jami’)
Cobalah iringi ikhtiar dan usaha yang kita lakukan secara syar’i
dalam mencari kesembuhan dengan bershadaqah dan tanamkanlah niat
shadaqah tersebut di dalam hati kita agar Allah subhanahu wata’ala
menyembuhkan penyakit yang sedang menimpa kita.
Sebab-Sebab Syar’i untuk Memperoleh Kesembuhan
Pertama: Melakukan ikhtiar secara Islami dan jangan melakukan ikhtiar
yang terlarang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
“Sesungguhnya Allah yang menciptakan penyakit dan obatnya, maka
berobatlah kalian tapi jangan berobat dengan cara yang diharamkan”
(Hadits ini dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah)
Kedua: Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah subhanahu wata’ala
adalah satu-satunya Dzat Yang Maha Menyembuhkan, sedangkan makhluk yang
terlibat proses pengobatan seperti dokter, tabib, obat-obatan dan
hal-hal yang terkait lainnya, itu semua hanyalah sarana menuju
kesembuhan, dan buanglah sejauh mungkin keyakinan-keyakinan dan
ungkapan-ungkapan yang menyimpang dari aqidah tauhid, seperti seseorang
mengungkapkan perkataan setelah memperoleh kesembuhan, “Dokter Fulan
memang hebat, obat itu memang manjur,” dan ungkapan-ungkapan keliru
lainnya.
Ke tiga: Dekatkan diri dan tingkatkan ketaqwaan kepada Allah
subhanahu wata’ala, serta mohonlah kepada-Nya ampunan atas dosa-dosa
yang kita perbuat, karena salah satu hikmah Allah subhanahu wata’ala
menurunkan penyakit pada diri kita adalah agar kita kembali ke
jalan-Nya.
Ke empat: Bertawakkallah kepada-Nya dan berdo’alah selalu kepada
Allah subhanahu wata’ala Dzat Yang Maha Menyembuhkan segala penyakit,
agar penyakit segera diangkat dari diri kita dan janganah bosan untuk
berdo’a, sebab kita tidak tahu kapan Dia menjawab do’a kita. Perhatikan
sebab-sebab terkabulnya do’a serta penuhi syarat-syaratnya.
Ke lima: Bershadaqahlah semampu kita karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menjanjikan kesembuhan melalui shadaqah, dan tepislah
jauh-jauh anggapan bahwa bershadaqah itu mengurangi harta kita, justru
Allah subhanahu wata’ala akan melipatgandakan harta kita. Dan niatkanlah
shadaqah untuk memperoleh kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala.
Ke enam: Yakini dan tanamkan keyakin-an sedalam-dalamnya bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan penyakit kita.
Kisah-Kisah Nyata Orang Sembuh Setelah Bershadaqah
Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij berkata, “Wahai saudaraku
yang sedang sakit, shadaqah yang dimaksudkan dalam hadits ini adalah
shadaqah yang diniatkan untuk memperoleh kesembuhan, boleh jadi anda
telah banyak melakukan shadaqah, tetapi hal itu tidak anda lakukan
dengan niat untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah subhanahu wata’ala,
oleh karena itu coba anda lakukan sekarang dan tumbuhkanlah kepercayaan
dan keyakinan bahwa Allah subhanahu wata’ala akan menyembuhkan diri
anda. Isilah perut para fakir miskin hingga kenyang, atau santunilah
anak yatim, atau wakafkanlah harta anda, atau melakukan shadaqah jariah,
karena sesungguhnya shadaqah tersebut dapat mengangkat dan
menghilangkan berbagai macam penyakit dan berbagai macam musibah dan
cobaan, dan hal seperti itu sudah banyak dialami oleh orang-orang yang
diberi taufiq dan hidayah oleh Allah subhanahu wata’ala, sehingga mereka
memperoleh obat penawar yang bersifat rohani (termotivasi oleh
keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah subhanahu wata’ala) dan itu
lebih bermanfaat daripada sekedar obat-obat biasa. Dan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, juga telah melakukan pengobatan dengan
metode pengobatan ruhaniyah ilahiyyah (yaitu pengobatan yang
menitikberatkan pada aspek keimanan, ketaatan dan keyakinan pada Allah
subhanahu wata’ala). Demikian juga dengan para generasi salafus shaleh,
mereka juga selalu bershadaqah sesuai kadar sakit dan derita yang
menimpa mereka, dan shadaqah yang mereka keluarkan adalah harta mereka
yang sangat berkualitas. Wahai saudaraku yang sedang sakit janganlah
anda bakhil terhadap diri anda sendiri, sekaranglah waktunya untuk
shadaqah.” (Shifatun ‘Ilaajiyyah Tuzilu Al-Amraadh bi Al-Kulliyyah)
Kisah Pertama: Ada seseorang bertanya kepada Abdullah Bin Mubarak
rahimahullah, tentang penyakit di lututnya yang telah diderita semenjak
tujuh tahun. Dia telah melakukan bermacam usaha untuk mengobatinya dan
telah bertanya kepada para dokter, tetapi belum merasakan hasil
manfaatnya. Maka Abdullah Bin Mubarak rahimahullah, berkata kepadanya,
“Pergilah anda mencari sumber air dan galilah sumur di situ karena
orang-orang membutuh-kan air! Aku berharap ada air yang memancar di
situ, maka orang itu pun melakukan apa yang disarankan oleh beliau, lalu
dia pun sembuh.” (Kisah ini dikutip dari Shahih At-Targhib)
Kisah Ke dua: Ada seseorang yang diserang penyakit kanker. Dia sudah
keliling dunia untuk mengobati penya-kitnya, tetapi belum memperoleh
kesembuhan. Akhirnya dia pun bershadaqah kepada seorang ibu yang
memelihara anak yatim, maka melalui hal itu Allah subhanahu wata’ala
menyembuhkan dia.
Kisah Ke tiga: Kisah ini langsung diceritakan oleh orang yang
menga-laminya kepada Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij, Dia
berkata kepada beliau, “Saya mem-punyai seorang putri balita yang
menderita suatu penyakit di sekitar tenggorokannya. Saya telah keluar
masuk ke beberapa rumah sakit dan sudah konsultasi dengan banyak dokter,
namun tidak ada hasil apa pun yang dirasakan. Sedangkan penyakit
putriku tersebut semakin memburuk, bahkan untuk menghadapi penyakitnya
tersebut, hampir-hampir saya ini yang jatuh sakit dan perhatian seluruh
anggota keluarga tersita untuk mengurusinya. Dan yang bisa kami lakukan
hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kalaulah
bukan karena rahmat Allah subhanahu wata’ala rasa-rasanya kami sudah
putus asa olehnya. Namun apa yang di angan-angankan itu pun datang dan
terkuaklah pintu kesulitan yang kami alami selama ini. Suatu hari ada
seorang yang shalih menghubungiku lewat telephon lalu menyampaikan
hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Obatilah orang-orang
yang sakit di antara kalian dengan bershadaqah.” Saya katakan kepada
orang shalih tersebut, sungguh saya sudah banyak bershodaqoh! Lalu kata
beliau kepadaku, “Bershadaqahlah kali ini dengan niat agar Allah
subhanahu wata’ala menyembuhkan putrimu. Mendengar hal itu saya langsung
mengeluarkan shadaqah yang sangat sederhana kepada seseorang yang
fakir, namun belum ada perobahan pada putriku. Lalu hal itu saya
sampaikan kepada orang shalih tersebut. Dia pun mengatakan kepada saya,
“Anda adalah orang yang banyak dapat nikmat dan punya banyak harta.
Cobalah engkau bershadaqah dalam jumlah yang lebih banyak.” Setelah
mendengar itu, maka saya pun mengisi mobil saya sepenuh-penuhnya dengan
beras, lauk pauk, dan bahan makanan lainnya, lalu saya bagi-bagikan
langsung kepada orang-orang yang membutuh-kannya, sehingga mereka sangat
senang menerimanya. Dan demi Allah (saya bersumpah) saya tidak akan
lupa selama-lamanya, ketika shadaqah tersebut selesai saya bagi-bagikan, Alhamdulillah putriku yang sedang
sakit tersebut sembuh dengan sempurna. Maka saat itu saya pun menyakini
bahwa di antara sebab-sebab syar’i yang paling utama untuk meraih
kesembuhan adalah shadaqah. Dan sekarang atas berkat karunia dari Allah
subhanahu wata’ala putriku tersebut telah tiga tahun tidak mengalami
sakit apa pun, Dan mulai saat itulah saya banyak-banyak mengeluarkan
shodaqoh terutama mewakafkan harta saya pada hal-hal yang baik, dan
(Alhamdulillah) setiap hari saya merasakan nikmat dan kesehatan pada
diri saya sendiri maupun pada keluarga saya serta saya juga merasakan
keberkahan pada harta saya. (Isnen Azhar)
Sumber: alsofwah.or.id
Blogger Comment