MUHAMMAD, 'Alaihi'Sh Shalatu Wassalam
Dengan nama yang begitu mulia, jutaan bibir setiap hari mengucapkannya, jutaan jantung setiap saat berdenyut, berulang kali. Bibir dan jantung yang bergerak dan berdenyut sejak seribu tiga ratus limapuluh tahun. Dengan nama yang begitu mulia, berjuta bibir akan terus mengucapkan, berjuta jantung akan terus berdenyut, sampai akhir zaman.
Pada setiap hari di kala fajar menyingsing, lingkaran- lingkaran putih di ufuk sana mulai nampak hendak menghalau kegelapan malam, ketika itu seorang muazzin bangkit, berseru kepada setiap makhluk insani, bahwa bangun bersembahyang lebih baik daripada terus tidur. Ia mengajak mereka bersujud kepada Allah, membaca selawat buat Rasulullah.
Seruan ini disambut oleh ribuan, oleh jutaan umat manusia dari segenap penjuru bumi, menyemarakkan nya dengan salat menyambut pahala dan rahmat Allah bersamaan dengan terbitnya hari baru. Dan bila hari siang, mataharipun berangkat pulang, kini muazzin bangkit menyerukan orang bersembahyang lohor, lalu salat asar, magrib, isya. Pada setiap kali dalam sembahyang ini mereka menyebut Muhammad, hamba Allah, Nabi dan RasulNya itu, dengan penuh permohonan, penuh kerendahan hati dan syahdu. Dan selama mereka dalam rangkaian sembahyang lima waktu itu, bergetar jantung mereka menyebut asma Allah dan menyebut nama Rasulullah. Begitulah mereka, dan akan begitu mereka, setelah Allah memperlihat kan agama yang sebenarnya ini dan melimpahkan nikmatNya kepada seluruh umat manusia.
Lingkungan Kekuasaan Islam Yang Pertama
Tidak banyak waktu yang diperlukan Muhammad dalam menyampaikan ajaran agama, dalam menyebarkan panjinya ke penjuru dunia. Sebelum wafatnya, Allah telah menyempurna kan agama ini bagi kaum Muslimin.
Dalam pada itu iapun telah meletakkan landasan penyebaran agama itu: dikirimnya misi kepada Kisra, kepada Heraklius dan kepada raja-raja dan penguasa- penguasa lain supaya mereka sudi menerima Islam. Tak sampai seratus limapuluh tahun sesudah itu, bendera Islampun sudah berkibar sampai ke Andalusia di Eropa sebelah barat, ke India, Turkestan, sampai ke Tiongkok di Asia Timur, juga telah sampai ke Syam (meliputi Suria, Libanon, Yordania dan Palestina sekarang), Irak, Persia dan Afganistan, yang semuanya sudah menerima Islam.
Selanjutnya negeri- negeri Arab dan kerajaan Arab, sampai ke Mesir, Cyrenaica, Tunisia, Aljazair, Marokko, - sekitar Eropa dan Afrika- telah dicapai oleh misi Muhammad 'alaihissalam. Dan sejak waktu itu sampai masa kita sekarang ini panji- panji Islam tetap berkibar di semua daerah itu, kecuali Spanyol yang kemudian diserang oleh Kristen dan penduduknya disiksa dengan bermacam- macam cara kekerasan. Tidak tahan lagi mereka hidup. Ada di antara mereka yang kembali ke Afrika, ada pula yang karena takut dan ancaman, berbalik agama berpindah dari agama asalnya kepada agama kaum tiran yang menyiksanya.
Hanya saja apa yang telah diderita Islam di Andalusia sebelah barat Eropa itu ada juga gantinya tatkala kaum Usmani (Turki) memasukkan dan memperkuat agama Muhammad di Konstantinopel. Dari sanalah ajaran Islam itu kemudian menyebar ke Balkan, dan memercik pula sinarnya sampai ke Rusia dan Polandia sehingga berkibarnya panji-panji Islam itu berlipat ganda luasnya daripada yang di Spanyol.
Sejak dari semula Islam tersebar hingga masa kita sekarang ini memang belum ada agama- agama lain yang dapat mengalahkannya. Dan kalaupun ada di antara umat Islam yang ditaklukkan, itu hanya karena adanya berbagai macam kekerasan, kekejaman dan despotisma, yang sebenarnya malah menambah kekuatan iman mereka kepada Allah, kepada hukum Islam, dengan memohonkan rahmat dan ampunan daripadaNya.
Islam Dan Nasrani
Kekuatan inilah yang telah menyebabkan Islam itu tersebar, telah dikonfrontasi kan langsung dengan pihak Nasrani yang menghadapinya dengan sikap permusuhan yang sengit sekali. Muhammad telah berhasil melawan paganisma dan mengikisnya dari negeri- negeri Arab, seperti juga yang kemudian dilakukan oleh para penggantinya yang mula-mula, di Persia, di Afganistan dan tidak sedikit pula di India. Pengganti- pengganti Muhammad telah dapat juga mengalahkan kaum Nasrani di Hira, di Yaman, Syam, Mesir dan sampai ke pusat Nasrani sendiri di Konstantinopel.
Seperti halnya dengan paganisma, adakah juga terhadap agama Nasrani akan senasib mengalami kelenyapan sebagai salah satu agama Kitab yang juga dihormati oleh Muhammad dan yang juga mendapat wahyu melalui Nabinya? Adakah orang-orang Arab itu, Arab pedalaman yang datang merantau dari pelosok jazirah padang pasir yang gersang, akan ditakdirkan juga menguasai taman- taman Andalusia, Bizantium dan daerah- daerah Masehi lainnya? Lebih baik mati daripada itu. Selama beberapa abad terus menerus antara pengikut- pengikut Isa dan pengikut- pengikut Muhammad telah terjadi peperangan yang terus menerus. Dan peperangan itu tidak terbatas pada pedang dan meriam saja, malah juga diteruskan sampai ke bidang-bidang perdebatan dan pertentangan teologis yang dibawa oleh pejuang- pejuang itu, masing- masing atas nama Muhammad dan atas nama Isa, masing- masing mencari jalan mempengaruhi umum dan beragitasi membangkit kan fanatisma dan semangat rakyat jelata.
Kaum Muslimin Dan Isa
Akan tetapi Islam melarang kaum
Muslimin merendahkan kedudukan Isa - karena dia hamba Allah yang
diberiNya kitab dan dijadikanNya seorang nabi, dijadikanNya ia orang
yang beroleh berkah di mana pun ia berada, diperintahkanNya ia melakukan
sembahyang,
mengeluarkan zakat selama ia masih hidup, dijadikanNya ia orang yang
berbakti kepada ibunya, dan tidak pula dijadikan orang yang pongah dan
celaka. Bahagia ia tatkala dilahirkan, tatkala ia wafat dan tatkala ia dibangkitkan hidup kembali.
Orang Orang Kristen Yang Fanatik Dan Muhammad
Sedang dari pihak kaum Masehi, banyak di antara
mereka itu yang menyindir-
nyindir Muhammad dan menilainya dengan sifat-sifat yang tidak mungkin
dilakukan oleh kaum terpelajar - untuk melampiaskan rasa kebencian yang
ada dalam hati mereka serta beragitasi membangkit kan emosi orang.
Meskipun ada dikatakan bahwa perang salib itu sudah berakhir sejak
ratusan tahun yang lalu, namun fanatisma gereja Kristen terhadap
Muhammad mencapai puncaknya sampai pada waktu-waktu belakangan ini. Dan barangkali masih tetap demikian kalau tidak akan dikatakan malah bertambah, sekalipun dilakukan dengan sembunyi-
sembunyi, berselubung misi dengan pelbagai macam cara. Hal ini
tidak terbatas hanya pada gereja saja bahkan sampai juga kepada penulis-
penulis dan ahli-ahli pikir Eropa dan Amerika, yang dapat dikatakan
tidak seberapa hubungannya dengan pihak gereja.
Bisa jadi orang merasa heran bahwa fanatisma Kristen terhadap Islam masih begitu keras pada suatu zaman yang diduga adalah zaman cerah dan zaman ilmu pengetahuan, yang berarti juga zaman toleransi dan kelapangan dada. Dan orang akan lebih heran lagi apabila mengingat kaum Muslimin yang mula- mula, betapa mereka merasa gembira melihat kemenangan kaum Kristen begitu besar terhadap kaum Majusi (Mazdaisma), melihat kemenangan pasukan Heraklius merebut panji-panji Persia dan dapat melumpuhkan tentara Kisra. Masa itu Persia adalah yang memegang tampuk pimpinan di seluruh jazirah Arab bagian selatan, sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia dari Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya pada tahun 614 di bawah salah seorang panglimanya yang bernama Syahravaraz untuk menyerbu Rumawi, dan dapat mengalahkan nya ketika berhadap- hadapan di Adhri'at dan di Bushra, tidak jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang terbunuh, kota-kota mereka dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
Pada waktu itu Arab terutama penduduk Mekah mengikuti berita-berita perang itu dengan penuh perhatian. Kedua kekuatan yang sedang bertarung itu merupakan peristiwa terbesar yang pernah dikenal dunia pada masa itu. Negeri-negeri Arab ketika itu menjadi tetangga tetangganya. Sebahagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan sebahagian lagi berbatasan dengan Rumawi. Orang-orang kafir Mekah bergembira sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu; sebab mereka juga Ahli Kitab seperti kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu dengan agama kaum Muslimin.
Sebaliknya pihak Muslimin merasa sedih sekali karena pihak Rumawi juga Ahli Kitab seperti mereka. Muhammad dan sahabat- sahabatnya tidak mengharapkan kemenangan pihak Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan kaum kafir Mekah ini sampai menimbulkan sikap saling berbantah dari kedua belah pihak. Kaum kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara mereka itu yang menyatakan kegembiraan nya di depan Abu Bakr dan Abu Bakrpun sampai marah dengan mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira; pihak Rumawi akan mengadakan pembalasan.
Abu Bakr adalah orang yang terkenal tenang dan lembut hati. Mendengar jawaban itu pihak kafir membalasnya dengan ejekan pula: Engkau pembohong. Abu Bakr marah: Engkaulah musuh Tuhan yang pembohong! Hal ini disertai dengan taruhan sepuluh ekor unta bahwa pihak Rumawi akan mengalahkan kaum Majusi dalam waktu setahun. Muhammad mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu Bakr, supaya taruhan itu ditambah dan waktunya pun diperpanjang. Abu Bakr memperbanyak jumlah taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa Persia akan dapat dikalahkan dalam waktu kurang dari sembilan tahun.
Dalam tahun 625 ternyata Heraklius menang melawan pihak Persia. Syam direbutnya kembali dan Salib Besar dapat diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakrpun menang. Sebagai nubuat atas kemenangan ini firman Tuhan turun seperti dalam awal Surah ar-Rum:
Bisa jadi orang merasa heran bahwa fanatisma Kristen terhadap Islam masih begitu keras pada suatu zaman yang diduga adalah zaman cerah dan zaman ilmu pengetahuan, yang berarti juga zaman toleransi dan kelapangan dada. Dan orang akan lebih heran lagi apabila mengingat kaum Muslimin yang mula- mula, betapa mereka merasa gembira melihat kemenangan kaum Kristen begitu besar terhadap kaum Majusi (Mazdaisma), melihat kemenangan pasukan Heraklius merebut panji-panji Persia dan dapat melumpuhkan tentara Kisra. Masa itu Persia adalah yang memegang tampuk pimpinan di seluruh jazirah Arab bagian selatan, sesudah Kisra dapat mengusir Abisinia dari Yaman. Kemudian Kisra mengerahkan pasukannya pada tahun 614 di bawah salah seorang panglimanya yang bernama Syahravaraz untuk menyerbu Rumawi, dan dapat mengalahkan nya ketika berhadap- hadapan di Adhri'at dan di Bushra, tidak jauh dari Syam ke negeri Arab. Mereka banyak yang terbunuh, kota-kota mereka dihancurkan, kebun-kebun zaitun dirusak.
Pada waktu itu Arab terutama penduduk Mekah mengikuti berita-berita perang itu dengan penuh perhatian. Kedua kekuatan yang sedang bertarung itu merupakan peristiwa terbesar yang pernah dikenal dunia pada masa itu. Negeri-negeri Arab ketika itu menjadi tetangga tetangganya. Sebahagian berada di bawah kekuasaan Persia, dan sebahagian lagi berbatasan dengan Rumawi. Orang-orang kafir Mekah bergembira sekali melihat kekalahan kaum Kristen itu; sebab mereka juga Ahli Kitab seperti kaum Muslimin. Mereka berusaha mengaitkan tercemarnya kekalahan Kristen itu dengan agama kaum Muslimin.
Sebaliknya pihak Muslimin merasa sedih sekali karena pihak Rumawi juga Ahli Kitab seperti mereka. Muhammad dan sahabat- sahabatnya tidak mengharapkan kemenangan pihak Majusi dalam melawan Kristen. Perselisihan kaum Muslimin dan kaum kafir Mekah ini sampai menimbulkan sikap saling berbantah dari kedua belah pihak. Kaum kafirnya mengejek kaum Muslimin, sampai ada di antara mereka itu yang menyatakan kegembiraan nya di depan Abu Bakr dan Abu Bakrpun sampai marah dengan mengatakan: Jangan lekas-lekas gembira; pihak Rumawi akan mengadakan pembalasan.
Abu Bakr adalah orang yang terkenal tenang dan lembut hati. Mendengar jawaban itu pihak kafir membalasnya dengan ejekan pula: Engkau pembohong. Abu Bakr marah: Engkaulah musuh Tuhan yang pembohong! Hal ini disertai dengan taruhan sepuluh ekor unta bahwa pihak Rumawi akan mengalahkan kaum Majusi dalam waktu setahun. Muhammad mengetahui adanya peristiwa taruhan ini, lalu dinasehatinya Abu Bakr, supaya taruhan itu ditambah dan waktunya pun diperpanjang. Abu Bakr memperbanyak jumlah taruhannya sampai seratus ekor unta dengan ketentuan, bahwa Persia akan dapat dikalahkan dalam waktu kurang dari sembilan tahun.
Dalam tahun 625 ternyata Heraklius menang melawan pihak Persia. Syam direbutnya kembali dan Salib Besar dapat diambil lagi. Dalam taruhan ini Abu Bakrpun menang. Sebagai nubuat atas kemenangan ini firman Tuhan turun seperti dalam awal Surah ar-Rum:
"Alif Lam Mim. Kerajaan Rumawi telah dikalahkan. Di negeri terdekat. Dan mereka, sesudah kekalahan itu, akan mendapat kemenangan. Dalam beberapa tahun saja. Di tangan Tuhan keputusan itu. Pada masa lampau, dan masa akan datang. Pada hari itu orang- orang beriman akan bergembira. Dengan pertolongan Allah; Ia menolong siapa yang dikehendakiNya. Maha Mulia Ia dalam Kekuasaan dan Maha Penyayang. Demikian janji Allah. Allah takkan menyalahi janjiNya. Tetapi kebanyakan orang tidak mengerti."
(QS, 30:1-6)
Besar sekali kegembiraan kaum Muslimin atas kemenangan Heraklius dan kaum Nasrani itu. Hubungan persaudaraan antara mereka yang menjadi pengikut Muhammad dan mereka yang percaya kepada Isa, selama hidup Nabi, besar sekali, meskipun antara keduanya sering terjadi perdebatan. Tetapi tidak demikian halnya kaum Muslimin dengan pihak Yahudi, yang pada mulanya bersikap damai, lambat-laun telah menjadi permusuhan yang berlarut-larut, yang sampai meninggalkan bekas berdarah dan membawa akibat keluarnya orang-orang Yahudi dari seluruh jazirah Arab.
Kebenaran atas kejadian ini ialah firman Tuhan:
"Pasti akan kaudapati orang- orang yang paling keras memusuhi mereka yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang- orang musyrik; dan pasti akan kaudapati orang-orang yang paling akrab bersahabat dengan mereka yang beriman ialah mereka yang berkata: 'Kami ini orang-orang Nasrani.' Sebab, di antara mereka terdapat kaum pendeta dan rahib- rahib, dan mereka itu tidak menyombong kan diri. " (QS, 5:82)
Dasar Dasar Yang Sederhana Dalam Kedua Agama
Kemudian kita melihat kedua agama ini mempunyai konsepsi tentang hidup dan akhlak yang dapat dikatakan sama. Keduanya memandang manusia dan awal mula penjadiannya sama: Allah
menciptakan Adam dan Hawa dan keduanya ditempatkan dalam surga, kemudian
diwahyukan jangan mereka mendengarkan godaan setan. Tetapi mereka makan juga (buah) dari pohon itu, maka merekapun keluar dari surga. Setan yang tak mau tunduk kepada Adam, adalah musuh mereka
sebagaimana diwahyukan Allah kepada Muhammad dan yang tidak mau menyucikan kalimat Allah, menurut kitab-
kitab suci kaum Nasrani. Setan memperdaya kan Hawa dan membujuknya. Lalu Hawapun membujuk Adam dan keduanya sama-sama makan dari Pohon Abadi itu. Karena itu, maka tampaklah aurat mereka. Merekapun minta ampun kepada Tuhan dan Tuhan mengirimkan mereka ke
bumi, yang akan jadi saling bermusuhan di antara sebagian keturunan
mereka, dan yang akan diperdayakan setan, sehingga akan ada golongan
yang sesat dan ada pula yang akan melawan kehancuran itu.
Untuk memperkuat perjuangan manusia melawan godaan dosa itu, Tuhan telah mengutus Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi-nabi yang lain, dan kepada setiap rasul itu disertakan pula kitab (wahyu) menurut bahasa masyarakat lingkungan guna memperkuat apa yang datang dari Tuhan dan memberi penerangan kepada mereka. Sebagaimana juga di pihak setan ada barisan yang membela nafsu kejahatan, juga para malaikat memuja dan menguduskan kesucian Tuhan. Masing-masing mereka itu saling berselisih menghadapi hidup dan alam ini sampai Hari Kebangkitan, tatkala setiap jiwa kelak akan memperoleh hasil sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan takkan ada seorang teman akrabpun yang sudi menanyakan teman lainnya.
Untuk memperkuat perjuangan manusia melawan godaan dosa itu, Tuhan telah mengutus Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan nabi-nabi yang lain, dan kepada setiap rasul itu disertakan pula kitab (wahyu) menurut bahasa masyarakat lingkungan guna memperkuat apa yang datang dari Tuhan dan memberi penerangan kepada mereka. Sebagaimana juga di pihak setan ada barisan yang membela nafsu kejahatan, juga para malaikat memuja dan menguduskan kesucian Tuhan. Masing-masing mereka itu saling berselisih menghadapi hidup dan alam ini sampai Hari Kebangkitan, tatkala setiap jiwa kelak akan memperoleh hasil sesuai dengan apa yang dikerjakannya, dan takkan ada seorang teman akrabpun yang sudi menanyakan teman lainnya.
Perbedaan Tauhid Dan Trinitas
Akan kita lihat dalam Qur'an yang telah
menyebutkan Isa dan Mariam dengan penghormatan serta penghargaan yang
demikian rupa dari Tuhan sehingga kitapun karenanya turut bersimpati
pula, terbawa oleh rasa persaudaraan. Tetapi apa yang menyebabkan
kita lalu bertanya?: Kalau begitu, kenapa kaum Muslimin dan Kristen
selama berabad-abad terus bermusuhan dan berperang? Jawaban atas
pertanyaan ini ialah, bahwa antara ajaran-ajaran Islam dan Kristen itu
terdapat perbedaan asasi yang menjadi suatu sebab perdebatan hebat
semasa Nabi, sekalipun perdebatan demikian itu tidak sampai melampaui
batas permusuhan dan kebencian. Kaum Kristen tidak mengakui kenabian
Muhammad seperti Islam yang mengakui kenabian Isa; Kristen berlandaskan
Trinitas, sedang Islam sama sekali menolak, selain Tauhid. Kaum
Kristen menuhankan Isa, dan berpegang pada argumentasi ketuhanannya itu
bahwa dia sudah berbicara sejak di dalam buaian serta memperlihat kan
mujizat- mujizat yang tak dapat dilakukan oleh yang lain; suatu hal yang
sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh Tuhan.
Kaum Nasrani Mengajak Nabi Berdebat
Pada masa permulaan Islam mereka mendebat kaum
Muslimin tentang itu dengan menggunakan Quran, dengan berkata: Bukankah
Quran yang diturunkan kepada Muhammad itu mengakui pendapat kami ketika
berkata:
"Dan tatkala para malaikat berkata: 'Aduhai Mariam, Tuhan menyampaikan berita gembira kepadamu dengan Firman Tuhan: namanya Isa al Masih anak Mariam, orang terpandang di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang dekat (kepada Tuhan). Ia akan berbicara dengan orang semasa ia anak-anak dan sesudah dewasa dan ia tergolong orang yang baik-baik.' Kata (Mariam) nya: 'Tuhan, dari mana saya akan mendapatkan anak, padahal tak ada orang yang menyentuhku.' Ia (Tuhan) berkata: 'Begitulah, Tuhan mencipta menurut kehendakNya. Jika ia memutuskan sesuatu, Ia hanya berkata: Jadilah, maka iapun jadi. Dan ia mengajarkan Kitab kepadanya, hikmah kebijaksanaan, Taurat dan Injil. Dan ia diutus menjadi Rasul bagi Keluarga Israil: 'Aku datang kepadamu membawa sebuah Bukti dari Tuhanmu. Kuciptakan dari tanah liat bentuk serupa burung. Kutiup ia lalu ia menjadi seekor burung dengan ijin Allah, dan aku dapat menyembuh kan orang buta dan berpenyakit kusta serta menghidupkan orang mati dengan ijin Allah. Akupun dapat memberitahu kan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan dalam rumahmu.
Itulah suatu bukti bagimu bila kamu orang-orang yang beriman."
(QS, 3:45-49)
Jadi Qur'an menegaskan, bahwa ia menghidupkan orang mati, menyembuhkan orang buta asal dari kelahiran, menyembuhkan kusta, dan dari segumpal tanah dijadikannya seekor burung dan dapat membuat ramalan dan semua ini adalah merupakan sifat-sifat Ilahiah. Inilah pandangan kaum Nasrani masa Nabi, yang dijadikan mereka bahan argumentasi dan mengajaknya berdebat dengan pendirian, bahwa Isa juga Tuhan di samping Allah. Dan ada lagi segolongan mereka itu yang berpendirian menuhankan Mariam karena Allah telah menurunkan SabdaNya kepadanya. Pendirian kaum Nasrani yang demikian pada masa itu menganggap Mariam satu dari tiga dalam Trinitas Bapa, Anak dan Ruh Kudus. Mereka yang berpendirian dengan menuhankan Isa dan ibunya itu hanya merupakan satu sekte dari sekian banyak sekte-sekte Nasrani yang bermacam- macam dan terpencar- pencar itu.
Orang- orang Nasrani seluruh jazirah Arab dengan alirannya yang bermacam- macam itu mengajak Muhammad berdebat menurut dasar mazhab mereka. Kata mereka Almasih itu ialah Allah, dia anak Allah; kata mereka dia adalah satu dari tiga dalam Trinitas. Mereka yang berpendapat pada ketuhanan Isa itu berpegang pada argumentasi yang disebutkan di atas. Argumentasi yang mengatakan bahwa dia anak Allah, sebab bapanya tidak diketahui orang, dan dia berbicara dalam buaian semasa anak- anak, yang tak pernah terjadi pada siapapun dari anak Adam. Argumentasi yang mengatakan bahwa dia satu dari tiga dalam Trinitas, sebab Allah berkata:
Kami perintahkan, Kami jadikan dan Kami tentukan. Kalau hanya Satu tentu berkata: Aku perintahkan, Aku jadikan dan Aku tentukan. Muhammad mendengarkan semua tanggapan mereka itu, dan mengajaknya berdiskusi dengan cara yang lebih baik. Dalam perdebatan itu ia tidak begitu keras seperti terhadap kaum musyrik dan penyembah berhala. Bahkan dikemukakan nya argumen itu berdasarkan wahyu dengan cara yang logis dan sebagaimana yang diterangkan dalam kitab-kitab mereka.
Allah berfirman:
"Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa Allah ialah Isa al- Masih anak Mariam. Katakan: Siapakah yang dapat merintangi jika Ia hendak membinasa kan al-Masih anak Mariam serta ibunya dan setiap orang yang ada di muka bumi ini semua? Kerajaan langit dan bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Ia menciptakan apa yang ada di antara itu, dan Allah Maha Kuasa atas segalanya. Orang-orang Yahudi dan Nasrani berkata: Kami adalah anak- anak Allah dan yang dicintaiNya. Katakan: Mengapa Ia menyiksamu karena dosa-dosamu itu? Sebenarnya kamupun manusia, seperti yang pernah diciptakanNya. Ia mengampuni siapa saja yang dikehendaki Nya dan Ia menghukum siapa saja yang dikehendakiNya. Kerajaan langit dan bumi serta segala yang ada di antara itu, adalah milik Allah. Dan kepadaNyalah kembali sebagai tujuan terakhir."
(QS, 5:17-18)
"Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan), mereka yang mengatakan, bahwa Allah itu al-Masih anak Mariam. Bahkan al-Masih berkata: Hai anak- anak Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Barangsiapa mempersekutu kan Allah, Allah akan mengharamkan surga baginya dan tempatnya adalah api neraka. Orang-orang teraniaya itu takkan punya pembela.
Sebenarnya mereka telah melakukan penghinaan (terhadap Tuhan) mereka
yang mengatakan, bahwa Allah adalah satu dari tiga dalam Trinitas.
Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu. Apabila tidak mau juga mereka berhenti (menghina Tuhan), pasti mereka yang telah merendahkan (Tuhan), itu akan dijatuhi siksaan yang memedihkan."
(QS, 5:72-73)
Tak ada tuhan kecuali Tuhan Yang Satu. Apabila tidak mau juga mereka berhenti (menghina Tuhan), pasti mereka yang telah merendahkan (Tuhan), itu akan dijatuhi siksaan yang memedihkan."
(QS, 5:72-73)
"Dan ingat ketika Allah berkata: Hai Isa anak Mariam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang: mengangkatku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah? Ia menjawab: Maha Suci Engkau, tidak akan aku mengatakan yang bukan menjadi hakku. Kalaupun aku mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada dalam hatiku, tapi aku tidak mengetahui apa yang ada di dalam Dirimu. Maha Mengetahui Engkau atas segala yang gaib. Tak ada yang kukatakan kepada mereka, selain daripada yang Kauperintahkan kepadaku; supaya mereka menyembah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, dan akulah saksi mereka selama aku berada di tengah- tengah mereka. Tetapi setelah Kauwafatkan aku, Engkau Pengawas mereka dan Engkau pula yang menyaksikan segala sesuatu. Kalau Engkau siksa mereka, mereka adalah hamba- hambaMu, kalaupun Engkau ampuni mereka, Engkau Penguasa Maha Mulia dan Bijaksana."
(QS, 5:116-118)
Pandangan Nasrani adalah Trinitas dan Isa adalah anak Allah. Sedangkan Islam menolak semua itu dengan tegas sekali, menolak bahwa Tuhan mempunyai anak.
"Katakan: 'Allah itu Satu. Allah itu abadi dan mutlak. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tiada satu apa pun yang menyerupai- Nya."
(QS, 112:1-4)
(QS, 112:1-4)
"Tidak sepatutnya bagi Allah akan mengambil anak. Maha Suci Ia..."
(QS, 19:35)
"Hal seperti terhadap Isa bagi Allah sama seperti terhadap Adam; dijadikan Nya ia dari tanah lalu dikatakan: jadilah, maka jadilah ia."
(QS, 3:59)
Pada dasarnya Islam adalah agama Tauhid, dalam pengertian Tauhid yang murni dan kuat sekali, dan dalam pengertian Tauhid yang sederhana dan jelas sekali. Setiap kemungkinan yang akan mengaburkan pengertian dan pikiran Tauhid, Islam tegas menolaknya dan menganggap nya kufur.
"Allah tidak akan mengampuni bila Dia dipersekutukan. Tetapi selain itu akan diampuniNya siapa saja yang dikehendaki Nya..."
(QS, 4:48)
(QS, 4:48)
Bagaimana pun konsepsi Masehi tentang Trinitas, yang memang mempunyai hubungan sejarah dengan beberapa agama lama, namun bagi Muhammad itu sama sekali bukan suatu kebenaran. Yang benar ialah Allah itu Esa, tidak bersekutu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tak ada apapun yang menyerupai Nya. Jadi tidak heran kalau antara Muhammad dengan pihak Nasrani masa itu terjadi diskusi dengan cara yang baik, dan wahyupun memperkuat Muhammad seperti dalam ayat- ayat itu.
Masalah Penyaliban Almasih
Masalah lain yang menimbulkan
perbedaan pendapat Islam dan Nasrani, dan menjadi puncak perdebatan
antara dua golongan itu pada masa Nabi, ialah masalah penyaliban Isa
untuk menebus dosa orang dengan darahnya. Secara tegas Quran telah membantah bahwa orang-orang Yahudi membunuh dan menyalib Isa.
"Dan perkataan mereka bahwa: kami telah membunuh Almasih Isa anak Mariam Utusan Allah.Tetapi mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, melainkan begitu terbayang pada mereka.Dan mereka yang masih berselisih pendapat tentang itu sebenarnya masih
ragu, sebab tak ada pengetahuan mereka tentang itu, selain berdasarkan
prasangka saja, dan mereka pun tidak yakin telah membunuhnya.Bahkan Allah telah mengangkat nya kepadaNya.Maha Mulia Kekuasaan Allah dan Bijaksana."
(QS, 4:157-158)
(QS, 4:157-158)
Kalaupun konsepsi tentang penebusan dosa anak-cucu Adam dengan darah Isa memang indah sekali, dan apa yang ditulis orang tentang itu patut menjadi bahan studi dari segala seginya, baik literair, etika atau psikologi, namun prinsip yang telah ditentukan Islam, bahwa orang tidak dibenarkan memikul beban dosa orang lain, dan bahwa setiap orang pada hari kemudian diganjar sesuai dengan perbuatannya kalau ia berbuat baik dibalas dengan kebaikan, kalau jahat dibalas dengan kejahatan menyebabkan pendekatan logis antara kedua ajaran ini tidak mungkin.
Di sini logika Islam sangat konkrit, sehingga tak ada gunanya usaha mencari persesuaian, melihat garis perbedaan yang begitu tajam antara konsepsi penebusan dan konsepsi hukum yang bersifat pribadi.
"... Seorang bapa takkan dapat menolong anaknya, dan anakpun tiada sedikit juga akan dapat menolong bapanya..."
(QS, 31:33)
(QS, 31:33)
Tentang agama baru ini, sudah adakah dari kalangan Nasrani ketika itu yang mau memikirkan nya, serta melihat kemungkinan bertemunya konsepsi Tauhid dengan ajaran yang dibawa Isa itu? Ya, memang ada, dan banyak di antara mereka itu yang lalu beriman kepada ajaran ini.
Rumawi Dan Kaum Muslimin
Akan tetapi Kerajaan Rumawi yang karena
kemenangannya kaum Muslimin telah turut gembira dan menganggap nya suatu
kemenangan bagi agama- agama Kitab penguasa- penguasanya tidak mau
bersusah payah mempelajari agama baru itu. Mereka memandang semua
kemungkinan hanya dari segi politik semata dan yang dipikirkan hanya
nasib kerajaannya bila agama yang baru itu kelak mendapat kemenangan. Oleh karena itu mereka malah bersekongkol menentangnya, dengan
mengirimkan pasukan besar- besaran suatu sumber mengatakan seratus ribu,
yang lain mengatakan dua ratus ribu yang mengakibatkan timbulnya
perang Tabuk. Pihak Rumawi ternyata mundur berhadapan dengan pasukan Muslimin dengan Muhammad sebagai komandannya
yang hendak menangkis serangan musuh yang tidak diinginkan itu.
Sejak itulah kaum Muslimin dan kaum Nasrani berada dalam posisi permusuhan politik, yang selama berabad- abad berikutnya kemenangan berada di tangan kaum Muslimin. Selama itu lingkungan kekuasaan mereka membentang sampai ke Andalusia di sebelah barat, ke India dan Tiongkok di sebelah timur. Sebagian besar daerah-daerah ini menerima agama baru itu dan bahasa Arab sebagai bahasa yang sudah ditentukan.
Setelah tiba masanya sejarah harus beredar, pihak Nasrani pun mengusir kaum Muslimin dari Andalusia, memerangi mereka dengan serangkaian Perang Salib. Mereka menyerang agama dan Nabi dengan cara yang sangat keji, disertai kebohongan dan fitnah semata- mata. Demikian kejinya mereka itu, sehingga lupa mereka tentang apa yang pernah disampaikan Muhammad ' alaihissalam dalam hadis-hadis dan dalam Qur'an melalui wahyu yang diturunkan kepadanya, bahwa Islam mengangkat martabat Isa 'alaihissalam setinggi yang diberikan Allah kepadanya.
Sejak itulah kaum Muslimin dan kaum Nasrani berada dalam posisi permusuhan politik, yang selama berabad- abad berikutnya kemenangan berada di tangan kaum Muslimin. Selama itu lingkungan kekuasaan mereka membentang sampai ke Andalusia di sebelah barat, ke India dan Tiongkok di sebelah timur. Sebagian besar daerah-daerah ini menerima agama baru itu dan bahasa Arab sebagai bahasa yang sudah ditentukan.
Setelah tiba masanya sejarah harus beredar, pihak Nasrani pun mengusir kaum Muslimin dari Andalusia, memerangi mereka dengan serangkaian Perang Salib. Mereka menyerang agama dan Nabi dengan cara yang sangat keji, disertai kebohongan dan fitnah semata- mata. Demikian kejinya mereka itu, sehingga lupa mereka tentang apa yang pernah disampaikan Muhammad ' alaihissalam dalam hadis-hadis dan dalam Qur'an melalui wahyu yang diturunkan kepadanya, bahwa Islam mengangkat martabat Isa 'alaihissalam setinggi yang diberikan Allah kepadanya.
Penulis Penulis Kristen Dan Muhammad
Ketika menguraikan, pandangan penulis-
penulis Kristen sampai pada pertengahan abad kesembilan belas,
sehubungan dengan adanya mereka yang berprasangka jahat terhadap
Muhammad Dictionnaire Larousse menyebut kan demikian: "
Dalam pada itu Muhammad masih tetap sebagai tukang sihir yang hanyut
dalam kerusakan akhlak, perampok unta, seorang kardinal yang tidak
berhasil menduduki kursi Paus,
lalu menciptakan agama baru untuk membalas dendam kepada kawan-
kawannya.Cerita-cerita khayal dan cabul banyak terjadi dalam sejarah hidupnya.Sejarah hidup Bahaume (Muhammad) hampir terdiri dari hasil lektur semacam itu.'Cerita Muhammad' yang disiarkan oleh Reinaud dan Francisque Michel tahun 1831 melukiskan kepada kita pandangan orang-
orang yang hidup dalam Abad Pertengahan itu tentang dia. Dalam abad
ketujuh belas Bell memberikan suatu tanggapan tentang sejarah yang
sifatnya merendah kan arti Qur'an dengan suatu tinjauan berdasarkan
sejarah. Sungguhpun begitu ia masih diliputi oleh ketentuan- ketentuan yang salah mengenai dirinya. Akan tetapi dia mengakui, bahwa ketentuan moral dan sosial yang
dibuatnya tidak berbeda dengan ketentuan Kristen, kecuali soal hukum
qishash (Lex Talionis?) dan polygyny."
Dari sekian banyak Orientalis yang telah membuat analisa tentang sejarah
hidup Muhammad, ada seorang di antaranya yang agak jujur, yaitu penulis
Perancis Emile Dermenghem. Ia memperingat kan kolega-kolega yang menulis tentang agama ini dengan mengatakan: "
Sesudah pecah perang Islam- Kristen, dengan sendirinya jurang pertentangan dan salah-pengertian bertambah lebar, tambah tajam. Orang harus mengakui,
bahwa orang-orang Baratlah yang memulai timbulnya pertentangan itu sampai begitu memuncak. Sejak zaman penulis-
penulis Bizantium, tanpa mau bersusah payah mengadakan studi kecuali
Jean Damasceme telah melempari I slam dengan pelbagai macam penghinaan. Para penulis dan penyair menyerang kaum Muslimin Andalusia dengan cara yang sangat rendah. Mereka menuduh, bahwa Muhammad adalah perampok unta,
orang yang hanyut dalam foya-foya, mereka menuduhnya tukang sihir,
kepala bandit dan perampok, bahkan menuduhnya sebagai seorang pendeta
Rumawi yang marah dan dendam karena tidak dipilih menduduki kursi Paus
.. Dan yang sebagian mengiranya ia adalah tuhan palsu, yang oleh pengikut-
pengikutnya dibawakan sesajen berupa kurban- kurban manusia.Bahkan
Guibert de Nogent sendiri, orang yang begitu serius masih menyebutkan,
bahwa Muhammad mati karena krisis mabuk yang jelas sekali, dan bahwa
tubuhnya kedapatan terdampar di atas timbunan kotoran binatang dan sudah
dimakan babi.
Oleh karena itu, lalu ditafsirkan, bahwa itulah sebabnya minuman keras dan daging binatang itu diharamkan.
Di samping itu ada beberapa nyanyian yang melukiskan Muhammad sebagai
berhala dari emas, dan mesjid-mesjid sebagai kuil-kuil kuno yang penuh
dengan patung- patung dan gambar-gambar. Pencipta "
Nyanyian Antakia" (Chanson d'Antioche) membawa cerita tentang adanya orang yang pernah melihat berhala "
Mahom" terbuat dari emas dan perak murni dan dia duduk di atas seekor gajah di tempat yang terbuat dari lukisan mosaik. Sedang "
Nyanyian Roland" (Chanson de Roland) melukiskan pahlawan-
pahlawan Charlemagne menghancur kan berhala- berhala Islam, dan mengira
bahwa kaum Muslimin di Andalusia itu menyembah trinitas terdiri dari
Tervagant, Mahom dan Apollo. Dan "Cerita Muhammad" (Le Roman de Mahomet) itu menganggap, bahwa Islam membenar kan wanita melakukan polyandri.
"Cara berpikir yang penuh dengan kedengkian dan penuh legenda itu tetap menguasai kehidupan mereka. Sejak zaman Rudolph de Ludheim, sampai saat kita sekarang ini, masih
ada saja orang-orang semacam Nicolas de Cuse, Vives, Maracci, Hottinger,
Bibliander, Prideaux dan yang lain. Mereka itu menggambarkan Muhammad sebagai penipu, dan Islam merupakan sekumpulan kaum bidat. Semua itu adalah perbuatan setan. Kaum Muslimin adalah orang-orang buas sedang Qur'an adalah suatu gubahan yang tak berarti. Mereka tidak membicarakannya secara sungguh-
sungguh, karena sudah dianggap tidak ada artinya. Tetapi, dalam
pada itu Pierre le Venerable, pengarang pertama yang telah menulis
risalah anti Islam di Barat dalam abad keduabelas telah menterjemah kan
Qur'an ke dalam bahasa Latin. Dalam abad keempatbelas Peirre Pascal termasuk orang yang mau mendalami studi-
studi tentang Islam. Innocent III pernah melukiskan Muhammad, bahwa dia adalah musuh Kristus (Antichrist). Sedang abad Pertengahan menganggap Muhammad seorang heretik (melanggar ajaran agama Kristen). Orang-orang semacam Raymond Lulle dalam abad keempatbelas, Guellaume
Postel dalam abad keenambelas, Roland dan Gagnier dalam abad kedelapan
belas, Pendeta de Broglie dan Renan dalam abad kesembilanbelas,
mempunyai tanggapan yang beraneka ragam. Sebaliknya orang-
orang semacam Comte Boulainvilliers, Scholl, Caussin de Perceval, Dozy,
Sprenger, Barthelemy Saint-Hilaire, de Casteries, Carlyle dan yang lain,
pada umumnya mereka memperlihat kan sikap jujur terhadap Islam dan
Nabi, dan kadang memperlihat kan sikap hormat. Sungguhpun begitu,
dalam tahun 1876 Droughty bicara tentang Muhammad dengan mengatakan:
"Itu Arab munafik yang kotor." Sebelum itu, dalam tahun 1822 juga Foster
telah mencacinya. Sampai sekarang sebenar nya masih ada musuh- musuh Islam itu yang bersemangat."
Kita sudah melihat, bukan, penulis-
penulis Barat itu, begitu rendah menyerang nya?
Juga sudah kita
lihat kegigihan mereka selama berabad- abad yang mau menanamkan rasa
permusuhan dan kebencian di kalangan umat manusia. Padahal di
kalangan mereka itu ada orang-
orang yang sudah mengalami zaman yang biasa disebut zaman ilmu
pengetahuan, zaman riset dan zaman kebebasan berpikir serta adanya
deklarasi persaudaraan antara sesama manusia. Dengan adanya orang-
orang yang jujur dalam batas-batas tertentu telah mengurangi juga adanya
pengaruh yang menyesatkan seperti yang diisyaratkan oleh Dermenghem
itu. Di antara mereka ada yang mengakui kebenaran iman Muhammad
membawakan risalah itu yang dipercayakan Allah kepadanya melalui wahyu
yang harus disampaikan. Ada pula yang sangat menghargai kebesaran
Muhammad dalam arti rohani, ketinggian akhlaknya, harga dirinya serta
jasanya yang tidak sedikit. Ada yang melukiskan semua itu dengan gaya yang kuat dan indah sekali. Meskipun demikian, pihak Barat masih juga berprasangka buruk terhadap
Islam dan terhadap Nabi, kemudian demikian beraninya mereka itu sampai-
sampai di daerah-daerah Islam sendiri kalangan misionaris melancarkan
penghinaan yang begitu rendah, dan berusaha membelokkan kaum Muslimin
dari ajaran agamanya kepada agama Kristen.
Sebab Permusuhan Islam Kristen
Atas semua itu harus kita selidiki sebab-
sebab timbulnya permusuhan sengit dan peperangan yang begitu dahsyat yang telah dimulai oleh pihak Kristen terhadap Islam itu. Menurut hemat kita, kurangnya pengetahuan pihak Barat tentang hakekat
Islam dan sejarah Nabi adalah sebab pertama yang menimbulkan permusuhan
itu. Kurangnya pengetahuan ini sudah tentu merupakan sebab-
sebab timbulnya sikap kaku dan fanatisma yang paling berat dan rumit. Seabad demi seabad kurangnya pengetahuan demikian ini makin bertimbun
dan kemudian ia menjelma menjadi patung-patung dan berhala- berhala
dalam jiwa generasi berikutnya, yang untuk menghilangkan nya tentu
memerlukan suatu kekuatan jiwa yang besar, seperti pada mula lahirnya
kekuatan Islam dulu.
Kristen Tidak Sesuai Dengan Watak Barat
Akan tetapi kita melihat ada sebab lain di luar
kurangnya pengetahuan itu saja yang telah mendorong pihak Barat menjadi
fanatik dan sampai membangkitkan peperangan yang begitu fatal, sebentar-
sebentar dilancarkan terhadap Islam dan kaum Muslimin. Juga tidak
terlintas dalam pikiran kita tentang apa yang biasa kita rasakan adanya
hubungan politik yang buruk dan ingin menguasai bangsa lain untuk
dieksploitir. Menurut hemat kita itu adalah akibat
bukan sebab dan adanya fanatisma yang sudah begitu merasuk sampai ke soal ilmu dan penyelidikan penyelidikan ilmiah. Sebabnya ialah, menurut hemat kita, oleh karena ajaran Kristen yang
mengajak orang menjauhkan kehidupan duniawi, sifat maaf dan pengampunan
serta pengertian
pengertian hidup rohani yang luhur, tidak sesuai dengan perangai Barat,
yang sejak ribuan tahun dalam lingkungan agama polytheisma, dan letak
geografis nya menghendaki perjuangan sengit melawan iklim dingin,
melawan kesulitan dan keadaan yang serba sukar. Apabila peristiwa-
peristiwa sejarah mengharus kan juga Barat menganut agama Kristen ini,
maka tidak bisa lain ia harus juga dilibatkan ke dalam kancah perjuangan
itu dan memaksa agama itu meninggalkan sifatnya yang lemah-
lembut dan indah, meninggalkan keseimbangan rohani yang seharusnya
menjadi mata rantai kesatuan yang telah disempurnakan oleh Islam: yakni
kesatuan yang membuat harmonis antara rohani dan jasmani, antara
perasaan dan akal, emosi dan rasio, secara individu dan universal
bersama-
sama berada dalam hukum alam, yakni keduanya sejalan dalam ruang dan
waktu yang tak terbatas.
Menurut hemat kita, inilah sumber yang menyebabkan
fanatisma Barat yang memusuhi Islam, suatu sikap yang menyebabkan kaum
Kristen Abisinia menjadi jijik melihatnya tatkala kaum Muslimin mencari
perlindungan pada masa mula-mula Nabi mengajak orang kepada agama
Allah.
Inilah, menurut pendapat saya, sebab timbulnya
ekses dan cara yang berlebih-
lebihan di kalangan orang-orang Barat, baik dalam beragama maupun dalam
atheisma, fanatisma yang berlebih lebihan serta perjuangan yang tidak
mengenal belas kasihan dan tidak mengenal ampun. Apabila dari mereka
sejarah sudah mengenal adanya orang-orang suci, yang dalam hidup mereka
mengikuti jejak Isa Al-Masih dan pengikut-
pengikutnya, juga sejarah sudah mengenal kehidupan bangsa- bangsa di
Barat yang selalu hidup dalam pertentangan, dalam perjuangan,
peperangan-
peperangan yang dahsyat, atas nama politik atau atas nama agama, dan
dikenalnya pula, bahwa paus-paus atau pembesar- pembesar gereja dan
mereka yang memegang kekuasaan temporal, selalu dalam persaingan mau
saling mengalahkan. Suatu saat golongan ini yang menang, nantinya yang lain lagi yang menang.
Oleh karena kemenangan terakhir dalam abad kesembilan belas itu berada di tangan kekuasaan temporal, maka kekuasaan ini berusaha hendak membasmi kehidupan rohani atas nama ilmu pengetahuan. Ia mengira, bahwa dalam kehidupan umat manusia ilmu itu akan dapat menggantikan iman seperti dalam kehidupan rohani. Sesudah melalui perjuangan yang cukup lama, sekarang mereka mengetahui bahwa pendapat demikian itu salah sekali, dan bahwa apa yang mereka tuju itu dalam kenyataannya tak mungkin dapat dilaksanakan. Sekarang di Barat terdengar jeritan disana-sini mengajak mereka kembali mencari pegangan rohani yang sudah hilang. Mereka mencari pegangan itu di dalam maupun di luar teosofi. Sekiranya ajaran Kristen itu memang sesuai dengan naluri perjuangan yang telah dibawa oleh hukum alam sebagai sebagian cara hidup Barat, sesudah ternyata konsepsi materialisma mereka tidak berhasil memberikan konsumsi rohani, tentu akan kita lihat mereka kembali mencari pegangan agama Kristen yang begitu indah, agama Isa anak Mariam - kalaupun Tuhan belum akan membimbing mereka kepada Islam dan tidak perlu mereka pergi berpindah ke India atau ke tempat lain, mencari pegangan hidup rohani, yang oleh manusia sangat dirasakan perlunya seperti kebutuhan bernapas; sebab ini merupakan sebagian kodratnya, bahkan merupakan sebagian dari jiwa raganya.
Oleh karena kemenangan terakhir dalam abad kesembilan belas itu berada di tangan kekuasaan temporal, maka kekuasaan ini berusaha hendak membasmi kehidupan rohani atas nama ilmu pengetahuan. Ia mengira, bahwa dalam kehidupan umat manusia ilmu itu akan dapat menggantikan iman seperti dalam kehidupan rohani. Sesudah melalui perjuangan yang cukup lama, sekarang mereka mengetahui bahwa pendapat demikian itu salah sekali, dan bahwa apa yang mereka tuju itu dalam kenyataannya tak mungkin dapat dilaksanakan. Sekarang di Barat terdengar jeritan disana-sini mengajak mereka kembali mencari pegangan rohani yang sudah hilang. Mereka mencari pegangan itu di dalam maupun di luar teosofi. Sekiranya ajaran Kristen itu memang sesuai dengan naluri perjuangan yang telah dibawa oleh hukum alam sebagai sebagian cara hidup Barat, sesudah ternyata konsepsi materialisma mereka tidak berhasil memberikan konsumsi rohani, tentu akan kita lihat mereka kembali mencari pegangan agama Kristen yang begitu indah, agama Isa anak Mariam - kalaupun Tuhan belum akan membimbing mereka kepada Islam dan tidak perlu mereka pergi berpindah ke India atau ke tempat lain, mencari pegangan hidup rohani, yang oleh manusia sangat dirasakan perlunya seperti kebutuhan bernapas; sebab ini merupakan sebagian kodratnya, bahkan merupakan sebagian dari jiwa raganya.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama