Doa Anak Investasi Jangka Panjang

Perjalanan hidup ummat Muhammad tidaklah panjang. Semua akan berakhir dengan kematian. Berbahagialah orang tua yang berhasil mencetak generasi shalih dari anak keturunannya, yang taat kepada Allah, yang mendoakan kebaikan bagi kedua orang tuanya, sekalipn mereka telah meninggal dunia. Sesungguhnya doa baik seorang anak bagi orang tuanya adalah investasi jangka panjang. Nai shallallahu ‘alaihi wassallam pernah bersabda,”Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amalnya. Kecuali tiga perkara :shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan kebaikan untuknya.” (HR. Muslim no. 1631)

Hadits ini menjelaskan bahwa anak shalih yang mendoakan kebaikan bag kedua orang tuanya, maka berkah doa itu akan mengalir sekalipun keduanya telah meninggal dunia. Maka biar tidak sampai terlambat, marilah kita bersemangat menanamkan tauhid pada diri anak-anak kita, menguatkan hubungan dan ketergantungan mereka hanya kepada Allah ta’ala, mengajak mereka dalam berbagai ketaatan kepada Allah ta’ala dan mengajari mereka akan keagungan makna doa seorang mukmin kepada Rabbnya, karena Allah ta’ala mencintai hamba-hamba yang banyak berdoa kepada-Nya.
Hikmah yang Dapat Dipetik:
  1. Anak adalah nikmat Allah ta’ala yang ditipkan sekaligus diujikan kepada setiap kedua orang tua. Menjaga anak adalah sebuah kewajiban yang tidak terelakkan.
  2. Setiap anak memiliki hak untuk dibimbing oleh kedua orang tuanya, agar menjadi anak yang shalih dan berbakti kepada Allah ta’ala serta kepada orang tuanya.
  3. Setiap orang tua pastilah mendambakan anak-anak yang shalih sebagai penghibur hati penyejuk pandangan, mendamaikan jiwa dan menentramkan pikiran. Maka hendaknya orang tua bersemanat menjadikan mereka anak-anak yang shalih.
  4. Membimbing anak selayaknya dilakukan semenjak kecil sehingga ia akan tumbuh di atas kebaikan yang mengakar samapaipun kedua orang tuanya telah tiada.
  5. Ajarkan anak untuk dekat dengan Allah melalui berbagai ibadah, termasuk ibadah berdoa yang merupakan ibadah mulia.
  6. Ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dan praktek nyata generasi salaf dalam mendidik anak pastilah cermin terbaik dan mendatangkan segala kebaikan.
  7. Anak dapat menjadi investasi kebaikan jangka panjang di akherat selama mereka terdidik untuk berbakti kepada kedua orang tua dan tertanam pada kalbu mereka akan pentingnya berdoa kepada Allah ta’ala dalam setiap keadaan.
  8. Tidak ada keterlambatan untuk menanamkan kepada anak-anak kita berbagai kebaikan agar senantiasa dekat dengan Allah dengan ibadah dan berdoa.
Semoga Allah menjadikan kita semua berilmu, mengamalkan ilmu serta mengajak orang lain untuk mengamalkannya.

Kita semua telah mengetahui banyak hal tentang keutamaan doa. Berdoa adalah ibadah yang paling mudah untuk mengidentifikasikan penghambaan diri seorang manusia. Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah menegaskan bahwa doa adalah ibadah. Dan karena keagungan makna ibadah dalam berdoa, sampai Allah ta’ala murka terhadap orang-orang yang meninggalkan ibadah agung ini. Allah ta’ala berfirman: 

“Dan Rabbmu berkata: Berdoalah kepadaKu niscaya Aku akan mengabulkan, sesunguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berddoa kepadaKu akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Q.S. Ghafir : 60)

Dengan demikian, maka diantara sekian banyak petunjuk Islam yang sepatutnya diajarkan oleh kedua orang tua kepada anaknya adalah penanaman pada diri mereka untuk selalu bertauhid kepada Allah , berserah diri kepada Allah ta’ala, berdoa dan memohon hanya kepada Allah dalam segala hal.

Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam telah menggariskan keteladanan yang baik saat beliau menanamkan kemuliaan doa pada diri kemenakannya, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu anhu yang masih berusia belia. Nabi berkata kepadanya,”Wahai anak kecil, sungguh aku akan mengajarmu beberapa kalimat: Jagalah (hukum) Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Peliharalah (hak) Allah, maka engkau akan mendapatkan (pertolongan) Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta (berdoa), maka memintalah hanya kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan dari Allah. Ketahuilah sesungguhnya apabila semua manusia berkumpul untuk memberikanmu suatu manfaat, maka tidaklah hal itu terjadi melainkan apa yang telah Allah tetapkan baimu. Dan apabila mereka bersatu untuk mencelakakanmu dengan sesuatu, maka mereka tiada dapat melakukannya melainkan apa yang Allah telah tentukan untukmu. Pena telah terangkat dan (lembaran) takdir telah mengering.” (Shahih Sunan at Tirmidzi no.2043)

Dalam hadits ini, Nabi menanamkan keagungan nilai tauhid kepada diri Ibnu ‘Abbas yang masih belia. Mengajarkannya untuk berdoa kepada Allah azza wa jalla dan meminta pertolongan hanya hanya kepada-Nya, karena memang hanya Allah semata Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Jika wasiat ini diberikan oleh insan terbaik kepada seseorang yang termasuk generasi terbaik, sudah sepatutnyalah di zaman seperti sekarang ini para orang tua lebih tertuntut memperhatikan prinsip-prinsip yang dapat menguatkan kedekatan putera-puteri mereka dengan Allah ta’ala. Bayangkanlah seandainya setiap kita (orang tua) melakukan kepada anak kita sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam kepada kemenakannya.

(Ustadz Rizal Yuliar, Lc Pengajar di Pesantren Al Isyad Salatiga, tulisan dimuat di majalah As Sunnah no. 11 thn XIII, Februari 2010)
Share on Google Plus

About Admin

Khazanahislamku.blogspot.com adalah situs yang menyebarkan pengetahuan dengan pemahaman yang benar berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi terbaik dari para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam beserta pengikutnya.
    Blogger Comment

0 komentar:

Post a Comment


Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com

Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama