Artinya :
Dzat yang maha melapangkan rejeki, yaitu memberikan kelapangan rejeki kepada hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, sehingga banyak orang bodoh dapat hidup kaya raya, sebaliknya orang yang cerdik dan pandai hidupnya miskin. Nah, demikian itulah yang dinamakan “sudah menjadi suratan takdirNya”.
DIALAH Yang Menyempitkan dan Maha Melapangkan, Segala
sesuatu berada dalam genggaman kekuasaan Allah. Dia dapat menutupkan
tangan NYA dan mencegah kesejahteraan, kebahagiaan, keluarga dan anak
anak dan kesenangan tidak akan sampai kepada kita. Yang kaya dapat
menjadi miskin dalam sekejap, yang bahagia menjadi sakit, yang bahagia
menjadi sedih dan pikiran yang jernih menjadi kelam. Semua hal tersebut
adalah perwujudan dari sifat Al Qabidh.
Dan ketika Allah membukakan "tangan" NYA dan memberikan kelimpahan, kesenangan, kelapangan dan kemudahan, inilah perwujudan sifat Al Basith. Allah mengetahui segala sesuatu, Dialah Yang Maha Penyayang, Dia lah Hakim, Dia lah yang membimbing hidup mahluk NYA. Hidup ini tidak lain adalah ujuan bagi manusia, tetapi Allah tidak akan menguji hamba hamba NYA diluar kemampuan mereka. Dia memberikan kepada kita cobaan yang diketahui NYA dapat kita atasi. Ketika berada dalam kesempitan, maka jiwa dan raga kita akan menderita dan esensi manusia akan mengimbangi keadaan tersebut dengan kesabaran yang merupakan sahabat dari imannya seperti yang terdapat dalam Qur'an surat Ali Imran (3;146) "Allah mencintai orang orang yang sabar".
Hikmah pada saat berada dalam kesempitan kadang tidak terasakan ketika masa kesempitan itu datang. Masa kesempitan merupakan sarana untuk menguatkan iman, yang akan membawa kita lebih dekat kepada Pencipta kita dan membuat kita menjadi "kekasih" Allah.
Janganlah terlena pada masa masa kesenangan dan kelapangan dengan melupakan Allah dalam kesenangan dan kebahagiaan kita dengan menjadi sombong, mengira bahwa diri kitalah penyebab keberhasilan da keamanan kita saat itu. Pada saat itu kita harus banyak bersyukur kepada Allah. Menjaga keadaan agar seimbang dnegan mengetahui bahwa semua kebaikan dan keburukan berasal dari Allaj, dan bahwa hikmah yang baik, yang tidak kita ketahui ada di tangan Allah. Apapun yang terjadi tambatkan hati kita kepada ajaran dan keridaan Allaj dan teruslah menjalankan kewajiban kita sebagai hamba Allah yang baik. Orang yang beriman seperti itu, tentu akan mendapat pertolongan, keridhoan dan kecintaan Allah.
Hamba yang memiliki sifat al qabidh adalah orang yang menutupi diri sebaik baiknya untuk mencegah masuknya pengaruh pengaruh buruk, dan membantu orang lain untuk melakukan hal serupa dengan cara yang di ajarkan oleh Rasulullah saw. Sedangkan hamba yang memiliki sifat al basith memberikan usahanya dengan cuma cuma dan apa yang dimilikinya adalah sesuai kehendak Allah, dia menghadirkan kebahagiaan di hati para hamba Allah lainnya. Dia darmawan secara lahir dan batin sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.
Dan ketika Allah membukakan "tangan" NYA dan memberikan kelimpahan, kesenangan, kelapangan dan kemudahan, inilah perwujudan sifat Al Basith. Allah mengetahui segala sesuatu, Dialah Yang Maha Penyayang, Dia lah Hakim, Dia lah yang membimbing hidup mahluk NYA. Hidup ini tidak lain adalah ujuan bagi manusia, tetapi Allah tidak akan menguji hamba hamba NYA diluar kemampuan mereka. Dia memberikan kepada kita cobaan yang diketahui NYA dapat kita atasi. Ketika berada dalam kesempitan, maka jiwa dan raga kita akan menderita dan esensi manusia akan mengimbangi keadaan tersebut dengan kesabaran yang merupakan sahabat dari imannya seperti yang terdapat dalam Qur'an surat Ali Imran (3;146) "Allah mencintai orang orang yang sabar".
Hikmah pada saat berada dalam kesempitan kadang tidak terasakan ketika masa kesempitan itu datang. Masa kesempitan merupakan sarana untuk menguatkan iman, yang akan membawa kita lebih dekat kepada Pencipta kita dan membuat kita menjadi "kekasih" Allah.
Janganlah terlena pada masa masa kesenangan dan kelapangan dengan melupakan Allah dalam kesenangan dan kebahagiaan kita dengan menjadi sombong, mengira bahwa diri kitalah penyebab keberhasilan da keamanan kita saat itu. Pada saat itu kita harus banyak bersyukur kepada Allah. Menjaga keadaan agar seimbang dnegan mengetahui bahwa semua kebaikan dan keburukan berasal dari Allaj, dan bahwa hikmah yang baik, yang tidak kita ketahui ada di tangan Allah. Apapun yang terjadi tambatkan hati kita kepada ajaran dan keridaan Allaj dan teruslah menjalankan kewajiban kita sebagai hamba Allah yang baik. Orang yang beriman seperti itu, tentu akan mendapat pertolongan, keridhoan dan kecintaan Allah.
Hamba yang memiliki sifat al qabidh adalah orang yang menutupi diri sebaik baiknya untuk mencegah masuknya pengaruh pengaruh buruk, dan membantu orang lain untuk melakukan hal serupa dengan cara yang di ajarkan oleh Rasulullah saw. Sedangkan hamba yang memiliki sifat al basith memberikan usahanya dengan cuma cuma dan apa yang dimilikinya adalah sesuai kehendak Allah, dia menghadirkan kebahagiaan di hati para hamba Allah lainnya. Dia darmawan secara lahir dan batin sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama