
Saat Sufyan bin Abdillah bertanya kepada
Rasulullah, `Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku suatu ungkapan tentang
Islam, dimana aku tidak akan lagi menanyakannya kepada seseorangpun
selain engkau’. Maka Rasulullah menjawab;
“Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah.” (HR. Muslim).
Istiqomah adalah teguh dan lurus di atas
jalan kebenaran dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Istiqomah juga dapat diartikan orang-orang yang
beramal hanya semata-mata untuk Allah dengan penuh keikhlasan.
Orang yang istiqomah adalah orang yang
tidak takut akan kematian dan tidak bersedih hati saat kematian itu
datang. Kematian adalah pintu untuk bertemu dengan Allah, Dzat yang
sangat ia cintai. Sementara meninggalkan dunia berarti Allah telah
mencukupkan urusannya di dunia. Allah mengganti yang lebih baik dengan
surga di akherat dengan segala kenikmatan dan kesenangan yang belum
pernah terbayang dan berlintas dalam pikiran dan hati manusia.
Allah berfirman;
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
“Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu” Kamilah Pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan
di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan
memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.” (Fushilat [ 41]: 30 – 31)
Inilah akhir keimanan yang istiqomah di
jalan Allah. Berdiri tegak di atas kebenaran. Tunduk dan patuh terhadap
perintah Allah serta penuh kepasrahan dan keikhlasan semata-mata mencari
kerindhoaan-Nya. Allah swt. Berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Ali Imran [3]: 102)
Jika Allah memberikan panjang usianya,
maka usianya penuh manfaat dan barokah. Jika Allah mematikan, maka
kernbalinya dalam keadaan husnul khotimah. Allah ridho dan iapun ridho
terhadap-Nya. Shalat mengantarkan seseorang untuk senantiasa gemar
beramal, penuh keikhlasan, dengan keteguhan, kesungguhan dan
keistiqomahan.
Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam mengajarkan kepada
kami beberapa kalimat doa untuk kami baca dalam shalat kami atau selesai
shalat kami, yaitu:
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ
الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَأَسْأَلُكَ عَزِيمَةَ الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ
شُكْرَ نِعْمَتِكَ، وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا،
وَلِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ
خَيْرِ مَا تَعْلَمُ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ “
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu keteguhan dalam perkara (keimanan), aku memohon kepada-Mu tekad bulat yang benar, aku memohon kepada-Mu rasa syukur atas nikmat-Mu dan ibadah dengan baik kepada-Mu, aku memohon kepada-Mu hati yang bersih dan lisan yang jujur. Aku memohon ampunan-Mua atas (dosa-dosaku) yang Engkau pasti mengetahuinya, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan yang Engkau pasti mengetahuinya dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang Engkau pasti mengetahuinya.” (HR. Ahmad no. 17133, Tirmidzi no.3407, An-Nasai no. 1304, Ibnu Hibban no. 935, Ath-Thabarani no. 7157 dan lain-lain. Syaikh Syu’aib al-Arnauth berkata: Hadits hasan dengan banyaknya sanadnya)
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama