” تَفَكَّرُوا فِي خَلْقِ اللَّهِ ، وَلا تَفَكَّرُوا فِي اللَّهِ“ (رواه أبو نعيم عن ابن عباس)
Artinya
“Berfikirlah kamu tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir
tentang Dzat Allah” (HR. Abu Nu’aim dari Ibnu Abbas). Hadits ini
dihasankan Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam Shahihul Jami’sh Shaghir (2976) dan Silsilatu Ahadits Ash-Shahihah (1788).
Hikmah
Salah satu ciri khas manusia, yang membedakannya dari makhluk lain adalah berpikir. Karenanya, ada sebagian ilmuwan yang mendefinisikan manusia dengan ungkapan, “Manusia adalah hewan yang berpikir”. Dengan
berpikir manusia bisa meraih berbagai kemajuan, kemanfaatan dan
kebaikan. Dengan berpikir pula manusia mengalami kesesatan dan
kebinasaan.
Oleh
karena itu, dalam hadits ini Rasulullah saw. Memerintahkan kita untuk
melakukan tafakur yang akan mengantarkan kita kepada kemanfaatan,
kebaikan, ketaatan, keimanan dan ketundukan kepada Allah Taala, yaitu
dengan tafakur mengenai makhluk ciptaan Allah. Sebaliknya, beliau
melarang kita berpikir tentang Dzat Allah karena kita tidak akan
menjangkaunya, juga bisa mengantarkan kita kepada kesesatan dan
kebinasaan. Sebagaimana yang dialami para filosof dan kaum rasionalis
yang memaksakan diri berpikir tentang Dzat Allah. Sehingga mereka
terjerumus dalam kesesatan di bidang aqidah dan keyakinan. Wal ‘iyadzu billah. (Sarah Lengkap Arba’in Tarbawiyah, Fakhruddin Nursyam, Hal. 133-134).
Fiqh Hadits
- Urgensi merenungkan ayat-ayat kauniah.
- Membangun ma’atullah (kebersamaan dengan Allah) dalam diri seorang muslim.
- Tidak dibenarkan dalam Islam memekirkan tentang Dzat Allah.
- Alam semesta merupakan dalil adanya Khaliq, yaitu Allah SWT.
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih Telah Berkunjung di khazanahislamku.blogspot.com
Berikan Komentar dengan Penuh ETIKA untuk kita Diskusikan bersama